Share

10

Keempatnya tak dipedulikan oleh Aristela karena gadis tersebut lebih mementingkan Adnan sekarang, buktinya ... Aristela menghampiri Adnan untuk meraih tangan anak tersebut agar dia cepat-cepat bèrsiap untuk sekolah, sebelum waktu termakan lebih banyak hanya karena mendengar kelima saudara membahas hal yang konyol.

"Kamu udah siap, kan? Kalau gitu ayo, nanti Kakak telat kerja," ucap Aristela dan Adnan menurut.

"Bang minta duit dong buat jajan," pinta Adnan cengengesan dan Aristela langsung menyicingkan matanya karena perkataan Adnan tak sesuai dengan ucapannya kemarin.

"Iddih, katanya punya banyak duit buat jajanin Kakak tiap bulan, tapi nyatanya minta-minta," ucap Aristela dengan tawa yang mengiringi.

"Nih lima rebu, harus irit."

"Bjir, pelit banget lu, Bang, masa dikasih lima rebu doang?"

"Syukur-syukurlah, lo harus hemat karena di luaran sana masih banyak orang yang susah," timpal August.

Adnan mengekspresikan dirinya menjadi mual di hadapan keempat abang-abangnya yang rada pelit, dia pun mengatakan bahwa mereka pantas menjadi jomlo abadi, bahkan tak lupa dengan pujian karena Abraham, Agam, August, dan Aderald sangat kompak dalam hal kejomloan.

"Wow, salut banget gue, selamat yah atas kekompakannya, kalau gitu, gue berangkat dulu, gue sayang kalian," pamit Adnan memberikan ciuman jarak jauh yang mengakibatkan keempat kakaknya hampir muntah.

Langkah Adnan dan Aristela dilihat oleh Pak Raden yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah, Pak Raden menyapa mereka dan dibalas ramah oleh keduanya.

"Pak Raden, nanti jangan lupa jemput Adnan yah," ucap Adnan dan Pak Raden menaikkan jempolnya.

Saat Aristela dan Adnan telah sampai di sebuah motor, Adnan pun bertanya, "Ini motor siapa, Kak?"

"Motor Kakak lah, emangnya kamu kira kita bakalan naik apa ke sekolah kamu?" tanya Aristela.

"Oh motor ternyata, kirain mobil gitu, Kak. Karena ini motor, jadi ... Adnan aja deh yang bonceng, tenang aja kalau Kak Aristela sampai khawatir kalau Adnan enggak ada sim, Adnan udah ada sim kok, soalnya udah 17 tahun," jawab Adnan meraih kunci motor di tangan Aristela, Aristela pun senang dibuatnya karena sudah lama dia tidak pernah dibonceng oleh seseorang.

"Ingat, jangan balap-balap."

"Sip, Kak."

Sekitar 25 menit perjalanan mereka ke sekolah Adnan, akhirnya sampai juga dan di sekolah pun suasanya agak ramai karena rata-rata siswa smansa (sma negeri satu) memiliki sikap disiplin yang tinggi dan kebetulan pula para anak cowok langsung melihat moment langka, di mana Adnan membonceng seorang wanita cantik yang kaca helm-nya berwarna bening sehingga wajahnya pun terlihat jelas dan memesona.

Adnan pun turun dari motor, begitupun dengan Aristela yang menyusul.

"Makasih yah, Kak. Akhirnya ngerasain juga, walaupun Adnan yang bonceng, tapi enggak apa-apa, asalkan cantik," ucap Adnan mengedipkan sebelah matanya.

"Elleh, pake gombal segala nih buaya brondong, belajar yang bener jangan nakal atau datang ke sekolah cuman buat makan di kantin, soalnya bakal nyesel dan merugi, ngerti?"

"Sip, ngerti dong, kamu jangan galak-galak dong Kakak sayang, kan calon suamimu jadi takut nih," balas Adnan dengan candaannya dan Aristela ikut tertawa tetapi hanya dalam beberapa detik saja, karena setelah itu, Adnan mendapatkan tampolan dari Aristela.

"Suami, suami, belajar sono yang bener biar jadi Adek gue yang sukses kek abang-abangnya," ucap Aristela, tak sampai di situ, Aristela kembali melanjutkan ucapannya, "semongko belajarnya, jangan suka ngeluh dan selalu merasa nyaman dengan kehidupan yang berlimpahan harta, sekali-kali ayo merunduk, kita lihat nasib orang di luar sana yang belum tentu seberuntung kita karena bisa ngerasain yang namanya sekolah, jadi ... hargai kepedihan mereka, okey? Kakak sayang sama Adnan ganteng," sembari mengusap rambut Adnan dan disertai oleh kedipan mata semangat.

"Hooh, makasih Kak selalu ngingetin Adnan, Kak Aristela juga semangat, kalau ada yang gangguin di toko roti, langsung telepon, nih nomornya Adnan, untung semalem udah nulis nomor hp, biar enggak repot lagi deh nulis di sini," balas Adnan yang sangat senang membalas ucapan Aristela, bahkan secarik kertas yang ia ulurkan ke calon kakak tirinya itu, terlihat sedikit bergetar karena rasa harunya tak dapat dibendung lagi.

Jujur, Adnan merasa bahwa dirinya sangat bersyukur jika menemukan kakak seperti Aristela.

"Wokrey, nanti pas sampai di toko roti, Kakak simpen nomornya di sana, kalau gitu Kakak duluan."

"Hati-hati, Kak!" teriak Adnan dan Aristela membalasnya dengan bunyi klakson.

Lambaian tangan dari seorang Adnan menarik perhatian siswa-siswa smansa, mereka jarang melihat anak tersebut senyum selepas itu, karena Adnan adalah laki-laki yang sedikit cuek kepada orang-orang, bahkan sering dicap siswa yang sombong oleh teman-temannya. Namun, melihat moment itu, semuanya terbantahkan.

Belum tentu apa yang kalian lihat secara fisik, itulah sifat yang sebenarnya, karena seseorang tak perlu menunjukkannya dari jauh, cukup dari dekat dan buktikan secara jelas.

Aristela telah sampai di tempat kerjanya, sesuai apa yang ia khawatirkan, di mana dirinya terlambat bekerja lantaran berbohong kepada Adnan bahwa jam masuknya masih banyak tersisa.

Saat masuk di toko, langkahnya langsung terhenti saat seseorang berada di hadapannya dengan tatapan yang membuat gadis tersebut semakin takut dan merasa bersalah.

"Ma-"

"Di hari jumat, seharusnya seluruh karyawan harus datang lebih cepat daripada jam biasanya, dan kamu tahu bukan bahwa toko ini memiliki karyawan dengan nilai kedisiplinan yang tinggi? Jika memang terlambat, seharusnya ada info terlebih dahulu, tetapi kamu? Tak menunjukkan nilai kesopanan karena malah masuk dengan ekspresi tanpa bersalah, lalu sekarang? Kau menunjukkan ekspresi itu?"

"Ponsel saya daya baterainya lemah, Pak, dan saya pun lupa mengecasnya semalam, karena ada aca-"

"Alasan apa lagi, hm? Tidak usah banyak alasan, sudah jelas kalau kamu terlambat karena memang meremehkan waktu, jadi ... saya tidak ingin mendengar elakan kamu lagi, terlebih mood saya enggak bagus hari ini, untunglah cuman satu, karena cuma kamu yang enggak tahu diri, enggak seperti karyawan lain yang rela bangun pagi walau habis begadang, padahal kemarin sudah saya kasih izin cepat loh buat istirahat."

Semuanya sia-sia, Aristela hanya bisa berdiam diri sembari menahan isak tangisnya, para karyawan yang menyaksikan sangat jelas bahwa mereka senang di atas penderitaan gadis tersebut.

Semangat Aristela, dunia kerja memang berat dan jadikan latihan agar mentalmu semakin kuat. Yah ... bos memang keterlaluan marahnya karena dia memiliki mood yang buruk hari ini, jadi wajar, ayo kuatkan dirimu, semangat dan terus semangat!

Mencoba menghibur diri adalah hal yang terbaik sekarang daripada terus memikirkan bentakan dari bosnya itu, sehingga dapat memengaruhi kinerjanya dalam bekerja.

"Saya tidak akan seperti ini lagi, Pak. Saya janji, maafkan saya atas ketidakdisiplinan saya," ucap Aristela dan bosnya hanya mengangguk lalu meninggalkan gadis tersebut.

Ketika kakinya kembali melangkah, sebuah senyuman sinis terpancar dari wanita yang bernama Asma.

"Enak banget yah kemarin, udah dikasih izin buat pulang tapi besoknya malah terlambat karena mengira akan dimaklumi sama bos, padahal ... bos orangnya tegas banget loh, benar enggak sih?"

Seruan dari karyawan lainnya pun mulai berkicau tapi Aristela menganggapnya angin yang berlalu, karena semakin ia menanggapi, maka mereka semakin senang.

"Makanya, jadi simpanan bos aja, kan enak seperti gue yang enggak dimarahin walau datangnya telat," sahut salah satu wanita yang bernama Pita, wanita itu memang seenaknya di sini, sehingga karyawan lain banyak yang tidak menyukainya secara diam-diam dan yang mendekati wanita itu memiliki tujuan yang tak lain hanya untuk memanfaat, menurut Aristela, si Pita ini sangat miris sekali.

"Simpanan? Kok bangga, sih? Udah berapa banyak penghasilan kamu habis servisin dia? Atau ... iphone yang kamu pegang itu merupakan bukti hasil dari transaksi?"

...☆☆☆☆...

Yang suka membaca diam-diam mana nih suaranya? 🤭

Jangan lupa like chapter ini.

Ngomong-ngomong, kalau kalian berada di posisinya Aristela, kalian bakalan ngapain si Asma sama si Pita?

Ayo, limpahkan kekesalan kalian di kolom komentar.

See you next part.

Thanks for reading.


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mikayla Azahra
bales dong thor sama kata2 yg lebih nyelekit...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status