Share

Sentuhan Cinta
Sentuhan Cinta
Penulis: Miracle

BAB 1. Kebahagian Orang Jatuh Cinta

Didapur hotel. Seorang wanita berparas ayu, kulitnya seputih susu, rambutnya sebahu, sedang memasak makanan dengan keahlian memasak yang luar biasa. Ririn mamasak dengan penuh cinta disetiap masakan yang ia buat.

Semua orang yang berada didapur mengakui kehebatan dirinya dalam mengolah bahan pangan menjadi olahan masakan. Ririn bertugas sebagai Chef de Partie , ia bertugas mengawasi kelancaran operasional dan juga ia turut andil dalam mengolah makanan.

"Tamu hotel sangat suka sekali dengan masakan yang kau buat." Ririn dipuji langsung sama atasannya yaitu Chef Cook ( Executive Chef ). 

Bibir Ririn tersenyum bahagia sekali mendengar pujian itu, dirinya sangat bangga dengan kehebatannya dalam mengolah masakan. "Terima kasih Chef." 

Semua orang bertepuk-tangan untuk mengakhiri jam mereka bekerja didapur hotel ini. "Terima kasih atas kerja kalian. Pulanglah dan istirahatlah," ucap Chef kepala.

Tawa bahagia dan sorak-sorak kebahagian terdengar didapur hotel ini. Semua sangat senang sudah selesai bekerja dan akan pulang. Ririn juga tak dipungkiri rasa bahagia yang menyergap hatinya.

Apalagi saat sedang shif pagi dan pulang jam 5 sore hari. Shift pagi adalah hari paling membahagikan dalam hidup dirinya, karena malamnya ia bisa menghabiskan waktu dengan pacarnya.

Setelah Ririn mengucapkan kata perpisahan kepada teman-temannya yang bekerja didapur. Ririn beranjak keluar dengan pakaian casual yang ia kenakan, bibirnya tak henti-hentinya untuk tersenyum.

Ririn bersemangat karena ia bisa bertemu dengan kekasihnya, matanya melihat ke arah langit-langit. Ririn hanya berdoa agar tak turun hujan dan ia bisa menghabiskan waktu dengan kekasihnya.

Saking ia senang dan bersemangatnya bertemu dengan kekasihnya, Ririn berlari kecil menuju halte bus terdekat. Walaupun ia punya gaji yang lumayan besar, tak Ririn sangat berhemat.

Ririn berhemat karena ia sedang mengumpulkan uang yang banyak, agar ia bisa cepat menikah dengan kekasihnya dan hidup berdua dalam satu atap yang sama. Ririn pastikan hanya akan ada kebahagian saja.

Membayangkan kehidupan pernikahannya dengan kekasihnya saja sudah sangat membuat dirinya bahagia. "Tidak sabar." Ririn masih saja tersenyum sendiri, membuat orang disekitar merasa aneh akan Ririn yang senyum-senyum sendiri.

Ririn yang merasa kalau dirinya ditatap, ia menundukan kepalanya malu. Disaat bus yang ia tunggu sudah datang, dengan gerakan cepat Ririn berlari menuju ke bus yang menjadi tujuan dirinya pulang.

Sudah menjadi kebiasaan kalau ia naik bus akan duduk dipaling belakang, kalau ia berdiri pun ia akan paling belakang. Entah kenapa ia sangat suka saja dan tak alasan yang pasti.

Kali ini bus sedang sepi dan ia bisa duduk dibelakang. Ririn memakai earphone ke telinganya, ia mendengarkan sebuah lagu melukis senja. Ririn sangat suka dengan lagu itu, bahkan ia mendengarnya berkali-kali.

Ririn menikmati perjalanan pulangnya sambil mendengar lagu melukis senja yang ia putar berkali-kali. Bibirnya tersenyum dengan matanya yang melihat ke arah luar jendela bus, yang menampilkan hiruk-pikuk ibu kota menjelang malam.

Ririn membutuhkan waktu 30 menit, untuk sampai dihalte bus dekat rumahnya. Tapi Ririn harus berjalan jauh, agar ia bisa masuk menuju gang rumah miliknya. Ririn turun dari bus karena sudah sampai.

Wajahnya menjadi masam setelah membaca sebuah pesan. Ririn memasukan ponselnya ke dalam hand bag milknya. Ririn berjalan ditemani dengan musik yang masih menyala.

Dari halte ke rumahnya sepertinya membutuhkan waktu 20 menit berjalan. Ririn pulang balik ke rumah dan ke hotel memakan waktu hampir 1 jam lamanya. Ririn tak mengeluh itu semua.

Dirinya sangat bahagia melakukan pekerjaanya dan yang paling utama adalah gajianya besar. Membuat ia bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar bisa membangun bahtera rumah tangga yang indah.

Ririn melepaskan earphone yang terpasang di kedua telinga dan memasukannya kembali ke hand bag yang ia pakai. Ia memasukannya karena sudah berada dirumah yang menjadi tempat ternyaman didalam hidup dirinya.

Riko membuka pagar rumah, alisnya berkerut bingung karena melihat motor milik kekasihnya, berada dipekarangan rumah miliknya. Ririn membaca kemballi pesan yang masuk diponsel.

Ririn mengira kalau ia salah membaca. Pacarnya mengatakan kepadanya tak bisa menjemput, karena sedang ada urusan yang penting sekali. Tapi yang ia dapati adalah motor ninja milik kekasihnya ini berada dirumahnya.

Kakinya bergerak cepat memasuki rumah miliknya. "Kamu sudah pulang nak." Ririn mendengar suara Ayahnya.

Niatnya ingin mencari Ayahnya, tapi ia tunda terlebih dahulu dan mendekati Ayahnya. Ririn salim kepada Ayahnya dan tak lupa juga memberikan sebuah kecupan, di pipi laki-laki yang ia cintai nomer 1 didalam hidup dirinya.

"Ayah, Miko ada disini?" tanya Ririn dengan matanya yang melihat ke penjuru rumahnya ini.

"Miko berada didalam dapur, sedang membantu menyiapkan makan malam," jawab Fahri Ayah kandung Ririn.

Ririn tanpa basa-basi langsung saja menuju ke arah dapur. Seperti yang dikatakan sama Ayahnya, kalau Miko pacarnya berada didalam dapur. Ririn melihat pacarnya sedang memasak bersama dengan kakaknya.

"Hai." Riko menyapa mereka berdua yang sedang bersama didalam dapur.

Ke dua manusia itu langsung saja terkejut mendengar sapaan dari Ririn. Matanya bingung sekali melihat wajah mereka berdua yang sepertinya terkejut dengan kehadiran dirinya.

"Mba Vanya, aku ingin bicara sama Miko dulu." Ririn yang menarik pergelangan tangan Miko dan membawanya menuju kamarnya.

Ririn sudah berada didalam kamarnya karena ingin bicara sama pacarnya. Tapi dilihat wajah kekasihnya ia sepertinya tak merasa bersalah, karena membohongi dirinya. "Jelaskan." Ririn dengan menatap kekasihnya itu.

Miko yang mendengar suara Ririn yang marah, ia mendekati kekasihnya dan memeluk pingang Ririn dengan erat. "Jelaskan apa sayang?" tanya Miko dengan kepalanya ia usapkan ke leher Ririn.

"Kenapa kamu membohongi aku? katanya ga bisa jemput aku dan malah ada dirumah ini." Ririn dengan bibir yang cemberut kesal.

"Sayang, aku sudah bilang sedang melakukan pekerjaan yang penting, jadi tak bisa menjemput kamu."

"Hal penting apa? kamu ada dirumah aku, Miko." 

Miko menarik Ririn dengan lembut dan membuatnya bisa saling berhadapan dengan dirinya. Telapak tangan Miko mencubit ke dua pipi Ririn dengan pelan. "Tentu saja penting untuk masa depan kita."

"Masa depan kita?" bingung Ririn yang tak mengerti dengan apa yang dikatakana sama kekasihnya ini.

"Tadi aku memang niatnya ingin menjemput kamu dihalte. Sebelum aku ke halte, aku mampir terlebih dahulu ke rumah kamu. Tapi Mamahmu menahanku, jadi aku tak bisa pergi. Aku harus menyenangi ke dua orang tua kamu, agar restu tetap berjalan," tutur Miko.

Ririn menganggukan kepalanya mengerti, ia suda salah dan malah marah dengan sikap pacaranya ini. Miko melakukan ini untuk kebaikan hubunganya dengan Miko. Ririn menyandarkan kepalanya ke pundak Miko.

"Maaf aku marah sama kamu." 

"Aku yang salah karena ga menjelaskan semuanya dipesan." Miko dengan telapak tanganya mengusap lembut puncak kepala Ririn.

"I love you."

"I love you pacar aku yang mengemaskan disaat marah ini." Miko mencubit pipi lembut Ririn.

"Sakit Miko." Ririn sambil menghidanri terus tangan Miko yang akan kembali mencubit pipinya.

Ririn dan Miko kejar-kejaran dikamar dengan ukuran 3x4 ini. Miko akhirnya bisa mengkap Ririn dan memeluk kekasihnya ini.

***

Jangan lupa follow akun IG: @intanazel

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kaka Naila
Ririn jadi Riko?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status