Share

BAB 7. Tertangkap Basah

Ririn mengikuti arahan dari ponsel Ayahnya, yang ia pinjam hanya untuk melacak pasangan selingkuh tersebut.

Matanya kembali melihat ponsel Ayahnya karena ingin memastikan kalalu lokasi yang ia datangi adalah benar.

Ririn melihat jam yang sudah menunjukan pukul 9 malam, entah apa yang dilakukan pasangan itu didalam apartement milik Miko.

Ririn sangat tau jelas dimana dirinya sedang berdiri sekarang, Apartement yang mana uang mukanya berasal dari dirinya dan sekali-kali ia membayar cicilan apartement ini.

Kakinya melangkah memasuki apartement untuk menuju unit apartement yang ditinggalin sama Miko. Saat ia sudah masuk ke dalam lift.

Ririn melihat pantulan wajahnya, yang mengenaskan sekali. Walupun dirinya sudah mandi, tapi tetap saja wajahnya kusut dan seperti orang tak bergairah hidup.

Saat ia sudah keluar dari lift, degup jantungnya sampai berdetak. Entah kenapa ia merasa hal seperti ini.

Ia berhenti sebentar untuk menenangkan perasaanya, saat dirinya sudah merasa lumayan baik. Ririn berjalann kembali.

Ririn sedang berada di langit 22, ia sedang berjalan menuju unit apartement itu. Ririn juga sekali-kali mengecek ponsel Ayahnya, hanya ingin memastikan kalau mereka tak pergi lagi.

Langkah kakinya berhenti, saat ia mendapati kalau dirinya sudah berada didepan unit apartement milik Miko.

Tangan Ririn dengan ragu-ragu menyentuh knop pintu. Ririn dengan sedikt kekuatan hatinya, ia menekan password pintu apartement.

Ririn tau password yang digunakan sama Miko, karena disaat pertama kali Miko menempati apartement ini, disanalah ia mendampingi pria itu.

Passwordnya adalah hari jadi dirinya dengan Miko. Ting, suara berhasil yang membuka pintu. Ririn akhirnya membuka pintu itu dengan perlahan.

DEG.

Saat ia sudah berada didalam unit apartement itu, pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah sebuah sepatu.

Benar kalau mereka berdua ada diapartement. Perasaan Ririn mulai tak enak dan air matanya perlahan kembali keluar.

Ririn perlahan masuk lebih ke dalam dan matanya terus menelusuri isi apartement ini yang terdapat makanan berserakan.

Matanya melihat sebuah film yang disetel di Tv dengan minuman yang ada dimeja. Sepertinya mereka habis nonton film bersama.

Kakinya kembali mencari ke mana Miko berada, saat ia menuju ke arah kamar Miko. Ririn mendengar suara yang aneh dari luar pintu.

Telinganya ia dekatkan lagi ke kamar pintu Miko. Suara tak terlalu terdengar jelas karena suara volume film yang besar sekali.

Ririn mengambil remote dan mematikan Tv itu. Saat Ririn sudah mematikan Tv tersebut, suara itu terdengar jelas dan membuat jantungnya berdgeup semakin cepat.

Tangannya bergetar saat menyentuh knop pintu kamar itu, air matanya sudah kembali keluar. Ada rasa didalam dirinya yang menginginkan untuk tidak membuka pintu ini.

Tapi disisi lain ada rasa ingin tau apa yang dilakukan mereka sebenarnya didalam kamar, Ririn tau ingin seberapa brengseknya pria yang ia cintai selam 7 tahun.

Hati Ririn memiilih membuka pintu kamar itu dan tubuhnya menjadi lemas. Air matanya bercucuran keluar dari mata indahnya.

Tubuhnya saking lemasnya ambruk ke lantai, matanya melihat pemandangan yang tak senonoh, yaitu mereka sedang melakukan hubungan badan diatas ranjang kamar Miko.

Ririn menangis sejadi-jadinya, saat mengetahui pria yang selalu ia cinta selama 7 tahun adalah orang yang juga akan menghancurkan perasaanya ini.

Sontak Miko dan Vanya memisahkan diri disat sedag asik memagut bibir dan menghentakan-hentaknya tubuh bagian bawah.

Miko dan Vanya benar-benar sangat terkejut sekali dengan kedatangan orang yang tak duga-duga. Miko dengan cepat memisahkan diri dari Vanya.

Miko memakaikan pakaian miliknya dan berjalan mendekati Ririn yang terduduk lemas dilantai kamarnya.

"Ririn," suara lembut Miko yang mana sudah duduk tepat dihadapan Ririn, yang mengeluarkan air matanya itu.

Ririn dengan air matanya yang lancang keluar begitu saja dan malah semakin deras. Hatinya merasakan deyut rasa sakit.

Tubuhnya kaku dan tak bisa bangkit. Tapi Ririn dengan sekuat tenaga untuk bangkit, agar ia bisa keluar dari apartement yang menjijikan ini.

Ririn menepis tangan yang menjijikan dari tanganya, Ririn dengan tubuh yang tertatih-tatih berjalan menuju pintu keluar.

"Ririn!! dengarkan aku."

Miko masih mengejar Ririn yang berjalan keluar tanpa mengatakan apapun kepadanya, ia menarik Ririn saat gadis itu sudah berada didepan pintu.

"Degarkan aku!!" Miko menarik paksa tangan Ririn dan membuat gadis itu berada didepan Tv sekarang.

Ririn yang tak mempunyai kekuatan ditarik paksa sama Miko, hanya bisa menuruti pria itu. Ririn ingin menolak, tapi tubuhnya begitu lemas dan tak berdaya.

Matanya menatap ke arah Miko yang mencoba menjelaskan kepada dirinya. "Tak perlu menjelaskan ini semua, aku sudah tau apa yang kalian lakukan selama ini."

"Jadi tak perlu mengatakan apapun, lagi."

"Ririn," suara itu berasal dari Vanya yang sudah mengenakan pakainnya.

"Apa kau mencintainya?" tanya Ririn sambil melihat wajah pria itu.

"Iya," jawab Miko dengan wajah yang tertunduk.

"Apakah selama hubungan kita, kau tak mencintai aku?"

"Aku mencintai kamu, Ririn."

"Apa rencana pernikahan ini hanya main-main saja?"

"Tidak, aku serius kepada kamu." Miko sambil mengenggam tangan Ririn dengan lembut.

"Kau egois!!" maki Ririn seraya menarik tangannya agar tak disentuh sama pria itu.

"Kenapa kalian melakukan ini kepadaku? apa salahku kepada kalian?" Ririn berdiri didekat pasangan selingkuh tersebut.

"Aku mencintainya."

Saat mendengar suara itu, Ririn menoleh dan mendapati kalau kakaknya yang mengatakan hal itu.

"Tatap aku Mba dan katakan ucapan tadi!" tegas Ririn yang melihat Vanya memalingkan wajahnya agar tak menatap dirinya.

"Katakakan Mba!!' teriak Ririn.

"Hentikan Ririn." Miko yang seakan menghalangi Ririn agar mendekati Vanya.

Ririn menatap tajam ke arah Miko yang seakan melindungi Mba Vany, padahal ia tak akan melakukan apapun kepada kakaknya sendiri.

"Miko, apa salahku? apa karena aku tak bisa melayani nafsu kamu? apa aku tak secantik Mba Vanya yang seorang model?"

"Katakan!! agar aku bisa memperbaiki diriku?" katakan jika aku mempunyai salah dan kekurangan?"

"Ririn sudah cukup." Miko yang memeluk Ririn agar wanita itu bisa tenang.

Saat Miko memeluk dirinya, matanya langsung bisa melihat ke arah Mba Vanya yang sepertinya tak suka jika ia dipeluk sama Miko.

"Jika aku mempunyai kekurangan katakan! kenapa kau malah berselingkuh dan lebih parah itu bersama dengan kakakku sendiri!!' bentak Ririn.

Ririn memukul dada bidang berkali-kali milik Miko. Lalu ia berontak minta dilepaskan.

"Kesalahan apapun yang kau lakukan selalu aku maafkan, tapi kesalahan fatal ini tak akan pernah aku memaafkan kamu dan juga kau Mba Vanya."

"Ririn." ucap Miko.

"Kalian mengira aku bodoh!! hingga tak akan bisa tau apa yang kalian lakukan kepadaku?" Ririn berucap dengan suara yang keras.

"Kita Putus Miko, kau puas Mba!! melakukan hal ini kepada adik mu sendiri!!"

"Ririn jangan seperti itu." Miko yang mengenggam kembali tangan Ririn, tapi ditepis sama Ririn.

"Kalian saling mencintai dan semoga kalian hidup bahagia!! aku tak akan pernah bersama pria yang sudah tidur dengan seorang wanita, terutama wanita itu adalah kakakku sendiri."

Mata Ririn melihat ke arah Mba Vany yang masih enggan untuk menatap dirinya, matanya kembali berahli untuk meliaht ke arah Miko.

"Terima kasih Miko." Ririn berjalan menuju pintu apartement, tapi langkahnya kembalu dihadang sama pria itu.

"Ku mohon, biarkan aku pergi." Ririn dengan mata yang masih mengeluarkan cairan bening itu.

Miko melepaskan tangan Ririn dan membuatnya bisa keluar dari apartement ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status