Los Angels yang merupakan kota para malaikat berhati iblis. Di mana kedudukan keduanya setara demi sebuah nafsu dan kenikmatan duniawi. kedua kembar dari keluarga Van Diora memutuskan datang ke salah satu klub malam dan berpencar satu sama lain untuk memancing target incaran mereka. seperti misi mereka sebelum-sebelumnya untuk menyingkirkan para musuh.
Siapapun yang mengusik keluarga Van Diora, terutama menyangkut pandora Heart. akan di mereka musnahkan semuanya tanpa terkecuali. karena Permata terkutuk itu merupakan warisan dari keluargan Van Diora selama bergenerasi dan kini kewajiban mereka melindunginya. walau kedua kembar bernama Raven dan Romeo Van Diora tidak tahu di mana keberadaan permata terkutuk tersebut. yang mereka tahu, pandora heart masih di dalam keluarga Van Diora dan di sembunyikan di salah satu tempat.
Awalnya kedua kembar sudah mencari permata terkutuk itu, sampai menyuruh para inter untuk membongkar setiap sudut ruang kediaman Van Diora dari desa hingga ke kota. tetap saja, batu permata seukuran jantung manusia dewasa tidak pernah di temukan sapai sekarang ini. sehingga keduanya sudah malas mencari keberadaan Pondara heart lagi.
Di atas menara jam berumur ribuan abad. sosok pria dengan enam sayap berdiri menatapi kedua kembar yang atas. matanya yang biru dapat menembus ribuan mill ke arah manusia yang nampak seperti bakteri di atas menara jam.
"Sungguh menarik," gumam pria bersaya enam itu dengan senyuman miring. karena apa yang ia tunggu selama ribuan tahun akan berakhir.
Tanpa di sadari oleh Raven maupun Romeo, penghuni pandora heart sudah menentukan jodoh mereka berdua pada malam ini. untuk memulai kisah hubungan terlarang di generasi pertama yang menjalaninya. tapi kali ini ia tidak akan sesadis seperti dulu lagi. karena ia sudah tahu, belahan hatinya akan terlahir lagi dari keluarga terkutuk tersebut.
Senyuman jahat menghiasi bibir seseorang mirip malaikat berdiri di atas bundaran jam bentuk zaman kuno di salah satu gedung tertinggi di Los Angels. kota para malaikat pendosa seperti dirinya.
"Malam ini dan seterusnya akan sangat menyenangkan!" ucap malaikat itu dengan mata sedalam lautan itu menatapi klub malam yang di datangi oleh kedua kembar Van Diora, di mana pria bersayap enam itu sudah mengatur semuanya. seolah ia adalah tuhan yang mengendalikan suratan takdir keluarga Van Diora.
"Time..." gumam pria itu dengan menyentuh dadanya yang sesak dan pilu, kemudian menghilang tanpa jejak dengan meninggalkan bulu putih berterbangan di udara. untuk manusia yang tidak menyadarinya, mereka akan mengira sebagai bulu burung merpati yang jatuh dari atas langit.
***
Di klub malam yang menjadi tempat bulu sayap itu jatuh. cahaya kedap kelip dan suara musik di putar Dj memekikkan telinga seorang wanita yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di sebuah Club malam dalam sepanjang hidupnya. Kedatanganya, karena desakkan dari teman dunia maya yang menawarkan ide konyol untuk membawanya ke klub malam untuk berkenalan dengan para pria kaya melalui kencang buta.
Wanita itu melihat di dalam klub malam yang penuh perjudian dan wanita jalang bertaburan di mana-mana. yang katanya bisa mengubah nasibnya menjadi lebih baik lagi dari sekarang dan mendapatkan calon suami seperti permintaan ibunya. yang merupakan suami berdompet tebal yang bisa mengubah nasib keluarga miskin menjadi kaya tanpa di pandang rendah lagi oleh orang lain.
"Suami," batin wanita dengan menghela nafas panjang dan merasakan kegelisahan di dalam hatinya yang sejak tadi tidak bisa berhenti gelisah.
Jika boleh jujur, Ruster sebenarnya tidak suka tempat ini. tapi ia terpaksa berada di sini karena tuntutan dari sang ibu dan dengan bodohnya menerima permintaan dari teman dunia maya yang katanya akan membantu dirinya keluar dari masalah.
"Duh... gimana ini, apa sebaiknya aku pulang saja?" ucap wanita itu dengan dahi berkeru, ketika mencium aroma alkohol yang pekat dan suara yang menusuk telinga.
"Jangan dong, aku sudah susah payah mencarikan kamu calon suami lo. aku jamin kamu akan suka dari semua pria yang aku tawarin," balas teman wanita itu dengan tidak mengizinkan Ruster pergi dari klub malam miliknya. sial-sial ia yang akan rugi banyak, sudah dapat barang berkualitas malam ini. yang akan di lelang dengan harga tinggi untuk para pria hidung belang.
"Tapi aku takut dan merasa ini sungguh aneh," protes wanita itu kepada teman perempuan yang masih mengandeng tangannya dengan erat.
"Santay Beb, semua orang tidak akan jadi zombie seperti di film-film yang kamu lihat selama ini. mereka ini hanya sibuk dengan pasangan mereka. enjoy dong,"
"Tapi-" balas wanita itu dengan mengantungkan kalimatnya dan wajahnya terlihat gelisah.
"Stttt.... biasakan diri Beb, itu kota dan bukan kampung. jika kamu tidak biasakan diri, yang ada kamu akan di cap kuper oleh semua orang. lebih parah caci maki akan kamu terima," nasehat teman wanita itu dengan memberikan satu botol air mineral yang masih tersegel kepada wanita itu.
Wanita itu terlihat ragu untuk meminumnya.
"Ini masih di segel tutup botolnya, bagaimana aku bisa macam-macam padamu. seperti memasukkan obat berbahaya," lanjut teman wanita itu dengan memperlihatkan tutup botol ang masih tersegel rapi dan masih ada plastiknya.
wanita itu akhirnya merasa lega. ia mengambil botol dari tangan temannya dan meminumnya sampai setengah. dengan harapan air mineral itu dapat menenangkan hatinya yang gelisah sejak tadi.
Nama wanita polos itu bernama adalah Ruster Heart, usianya sudah kepala tiga satu. tepatnya akan memasuki usia tiga puluh dua tahun. pernah berpacaran sekali. sisanya, Ruster Heart tidak berdekatan dengan pria lain lagi. karena masalah ekonomi keluarga yang berat, di tambah dengan sifat pemalu dan mindernya yang membuat pergaulannya dengan pria sangat terbatas. lebih tepatnya, karena ia selalu sibuk dan sibuk bekerja di dari pagi hingga tengah malam untuk membiayai kebutuhan ibu dan adiknya yang sakit-sakitan yang seperti mewarisi penyakit ayah mereka.
Sehingga waktu untuk berpacaran kembali selalu tidak ada untuk Ruster. di tambah lagi, dulu Ruster sempat trauma akan percintaan seperti pertama kali di rasakan yang berakhir dengan perpisahan dan cibiran pedas.
Kini, Ruster sudah berusia 31 tahun. yang termasuk kategori usia wanita tua yang masih perawan. dan juga menjadi sebuah ejekan dan cibiran para tetangga rumah. maupun rekan-rekan seprofesi yang mengatakan Ruster perawan tua tidak laku dengan wajah pas-pasan. Apalagi di jual di klub malam, juga tidak ada yang berminat membelinya. Di jodohkan, semua pria akan langsung kabur terbirit-birit. karena masalah keluarga Ruster yang memiliki perekonomian mengenaskan.
Untuk mengusir kegelisahan di dalam hatinya, Ruster mulai berusaha menyesuaikan diri di mana posisinya saat ini. mengikuti teman dunia maya untuk berdiri melihat sekumpulan orang berdansa dengan gila di bawah lampu kedap kedip dan suara memekikkan telinga. Melihat lampu yang kedap kedip. lamunan Ruster mulai ke masa lalu. masa ia belum mengenal teman yang kini bersama dengan dirinya. Ruster masih ingat, Ketika para pria yang mencoba mendekati dirinya. wajah para pria yang mengetahui umur dan latar keluarga yang penuh banyak beban tanggungan. langsung memilih mundur mendadak tanpa pamit. Satu demi satu pria mulai meninggalkan Ruster dengan alasan tidak jelas, selain yang pergi tanpa pamit. Ruster tahu apa yang di pikiran para pria yang kabur dari dirinya dan tidak ingin menjalani hubungan serius. karena para pria mana yang sanggup menanggung beban berat seperti itu. sehingga pergi adalah jalan yang di pilih para pria yang berekonomi pas-pasan atau yang ringan
“Benar-benar tidak bisa di ajak bercanda sedikitpun,” batin Vio mencibir kelakuan Romeo yang suka mengacam wanita lemah seperti dirinya. Sedangkan Ruster melihat Vio lalu ke pria asing yang memperkenalkan diri sebagai Romeo Van Diora. "Untuk apa?" tanya Ruster heran. "Bukankah kau ingin mencari jodoh seperti halnya diriku kebetulan mencari wanita untuk mendampingi hidupku mendatang. Agar aku tidak akan melewati masa tua dengan sendirian di panti jompo," balas Romoe dengan gombalan buayanya. Untuk segera menjerat Ruster secepatnya dan menyelesaikan misi. "Wah...ini kebetulan tak terduga, rupanya Tuhan sudah menunjukan jalan untuk kalian berdua dalam waktu yang sangat cepat," timpal Vio yang mengeluarkan sikap senang karena uang. Bukan karena kebahagian temannya yang sebentar lagi akan menjadi jalang untuk kedua kembar yang bernafsu binatang yang sudah menghancurkan masa depan para wanita jalang. "Vio!" protes Ruster yang menatap sahabatnya itu
"Kau perawan?" tanya Romeo yang di balas anggukan Ruster dengan wajah semakin merah padam. Pertanyaan Romeo sungguh membuat Ruster malu setengah mati. karena di tanya secara tetiba seperti itu. Romeo mengangkat satu alisnya ke atas, wanita di depannya ini membuatnya tertarik dan sekaligus penasaran. tepatnya ia bergairah untuk menikmati wanita yang masih bersih, sehingga tidak perlu capek-capek memakai perlindung rudal yang ukurannya menyiksa rudal dirinya yang ukuranya di atas pelindung itu. "Kenapa kau ingin mencari jodoh disini, apa karena kau ingin punya kekasih atau lebih dari pada itu? seperti.... aku harap kau bisa menebaknya?" tanya Romeo dengan nada introgasinya di sertai dengan nada cibirannya yang menyelidiki di mulai dari sekarang. seperti yang ia lakukan kepada korban sebelumnya yang rata-rata mengaku ingin mencari suami di klub malam milik Vio. tapi kenyataanya berbeda dengan yang di mulut. "Aku ingin mencari pendamping hidup bukan
Setelah diam cukup lama, wanita paruh baya itu mulai bersuara. "Sayang, siapa pria ini?" tanya wanita paruh baya itu kepada putrinya yang kebinggungan entah dari mana harus menjelaskannya semua ini kepada ibunya. Romeo mengulurkan tangannya pada wanita itu. "Saya kekasih Ruster dan sebentar lagi akan menjadi menantu anda," Romeo memperkenalkan siapa dirinya kepada ibu Ruster yang semakin terkejut. Ibu Ruster terkejut dengan apa yang di katakan oleh Romeo. kemudian, menyambut tangan Romeo, lalu mempersilahkan Romeo masuk ke dalam ruang tamu. Ruster berjalan masuk kedalam. di iringi dengan Ibu Ruster menatap putrinya dan pria yang baru pertama kali bertamu kerumahnya. Karena selama ini Ruster tidak pernah mengajak pria untuk menemuinya. "Apa karena kena aku desak, maka ia mulai terbuka untuk memperkenalkan pacarnya?" batin ibu Ruster. "Namamu siapa?" tanya ibu Ruster pada Romeo yang duduk di hadapanya. "Romeo Van Di
"Di mana Raven," tanya Romeo yang berjalan dengan langkah lebar memasuki ke dalam rumah sebesar istana. "Tuan Raven ada di dalam ruang kerja," balas Jimmy yang menutup pintu utama. “Ternyata sudah pulang,” gumam Romeo yang bergegas ke ruangan kerja untuk mencari keberadaan Raven yang merupakan kembarannya. Pintu di buka sangat perlahan, Romeo menatap sang kakak yang terlihat sibuk dengan beberapa dokumennya. Mimik wajahnya selalu terlihat datar, tampan dan berkarisma. Serta aura dingin mengelilingi tubuhnya. "Kenapa kau tidak masuk?" ucap Raven melirik pada Romeo yang setengah tubuh bersandar di tiang pintu. Romeo menyunggingkan senyumnya melangkah mendekati kakaknya dan duduk di seberang meja dengan tangan bersedekap di dada. "Ada apa?" tanya Raven yang menutup dokumennya. ia menatapi adiknya dengan tatapan heran dan curiga. karena tidak biasanya Romeo senyum-senyum sendiri seperti ini. "Aku menemukan wanita yang cocok u
“Bisa jadi, kan aslinya terbuat dari jantung Kakek Karlos dan bisa saja pandora heart pergi menyusul kakek Karlos ke alam kematian. Sewaktu Kakek Karlos masih hidup. Kita hanya di perlihatkan duplikat yang mirip dengan aslinya,” jelas Raven yang mencoba mengingat-ingat kemasa lalu. di mana Zeus di perintahkan oleh Kakeknya untuk memperlihatkan Pandora heart sebesar jantung manusia kepada dirinya dan Romeo. Kemudian kakek Karlos mengatakan kepada mereka berdua. Bahwa pandora Heart tidak berguna lagi di masa kini dan keturunan mendatang. Karena iblis dalam pandora Heart sudah menghilang, saat tujuan pandora heart terselesaikan dan semua akan menjadi legenda dan mitos di masa depan maupun seterusnya. “Lalu untuk apa, musuh mengincar pandora heart lagi? Seharusnya mereka sudah tahu, kalau Pandora heart yang asli sudah menghilang lama?” tanya Romeo yang masih belum mengerti bagian ini, sehingga ia dan kembarannya selalu menjadi incaran para musuh. Karena di anggap sebagai pewaris
"Ven, ini Ruster yang akan menjadi calon istriku!" sahut Romoe yang menghampiri Raven yang duduk di kursinya yang sedang sibuk bolak-balikkan kertas di salah satu dokumen penting. sekaligus memperkenalkan calon istrinya kepada Raven. Tatapan Raven dan Ruster bertemu, Ruster terdiam memperhatikan pria di depannya dengan wajah terkesan dingin dan tidak bersahabat sama sekai. Meskipun memiliki wajah yang tampan seperti wajah Romeo. tepatnya, mirip dengan wajah Romeo. Raven berdiri merapikan jas di kenakannya. kemudian, menyodorkan tangan kanannya pada Ruster. "Raven Van Diora," ucap Raven yang memperkenalkan dirinya dengan sikap dinginya yang membuat Ruster merinding. Ruster tersenyum menyambut tangan Raven. merasakan genganggaman hangat pria itu, membuat Ruster merasakan keanehan yang sulit di ungkapkan dengan kata-kata. "Ruster Heart,” balas Ruster dengan sikap ramahnya. "Senang berkenalan dengan mu, karena kau akan menjadi
Wanita kasir itu melihat Romeo mengandeng tangan Ruster dengan melangkah ke arah mobil Mayback hitam yang terpakir di depan butik. kemudian membukakan pintu untuk wanita itu masuk ke dalam. "Sial, kenapa dia lebih beruntung dari aku," decak wanita kasir itu dengan nada cemburu kepada Ruster yang mendapatkan pria tampan dan kaya raya. Setelah Ruster masuk ke dalam mobil. Romeo berjalan memutar mobilnya dan ia langsung duduk di bagian pengemudi. tidak lupa, ia memasangkan tali pengaman di tubuh Ruster demi keselamatan berkendaraan. Mobil berlaju membela kota Los Angels dan Romeo mulai mengeluarkan topik pembicaraan untuk menghilangkan suasana canggung. "Ibu dan adikmu sudah ku tempatkan di rumah yang baru. Yang barusan aku beli hari ini, tepatnya pagi tadi. apa kau ingin pergi melihat mereka?” jelas Romeo yang memberitaukan kepada Ruster apa yang telah di lakukan oleh Raven yang menyamar menjadi dirinya. Selama Romeo menemani Ruster belanja hari i