Share

Drama saudara Tiri

Jay seorang dokter muda sekaligus sahabat dari kecil dari Sabian Alexander mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh agar segera sampai di kediaman Sabian dia sudah terbiasa menangani sabian jika terluka karena berkelahi atau kecelakaan ringan lainnya, sebagai pemilik perusahan besar tentu saja banyak pesaing bisnis yang mengincar nyawanya.

“Sabian, Kali ini apa yang terjadi padamu?” Jay menerobos masuk kamar Sabian.

“Tak bisakah mengetuk pintu terlebih dahulu?” Sabian melirik sinis Jay yang baru saja sampai.

Mata Jay melihat ke ranjang sabian, seakan tak percaya apa yang di lihatnya Jay mengucek kedua matanya untuk memastikan bahwa matanya tidak salah melihat seorang wanita terbaring di ranjang sabian yang lebih membuat Jay tak percaya adalah sabian memegang tangan wanita itu dengan penuh harapan.

“Apa yang kau lihat, cepat periksa gadis ini,” bentak Sabian.

“Baiklah, serahkan masalah ini padaku,” Jay melangkahkan kaki menuju ranjang sabian, dan mulai memeriksa Kirana.

 Jay mengeluarkan stetoskopnya, untuk memeriksa detak jantung Kirana memegang pergelagan tangan Kirana memeriksa denyut nadi dan masih banyak serangkaian pemeriksaan yang di lakukan oleh Jay, ini membuat Sabian marah, melihat Jay menyentuh beberapa bagian tubuh Kirana untuk di periksa.

“Jangan sentuh sembarangan dia,” Sabian membentak Jay, raut wajahnya menunjukkan rasa tidak suka, wanita yang disukainya disentuh sembarangan laki laki.

“Ayolah Sabian aku bukan dukun, yang hanya melihat saja, langsung bisa ketahuan penyakit dari pasienku,” Jay menghentikan pemeriksaannya.

Sabian terlihat kesal, dia tidak sabar dengan hasil dari pemeriksaan Jay, tidak biasanya seorang Sabian mempedulikan seorang wanita, apalagi wanita itu tidak di kenalnya sama sekali.

“Jay, jangan banyak omong, cepat katakan padaku, hasil pemeriksaanmu, apakah ada luka dalam atau luka yang serius, kenapa gadis ini pingsan begitu lama?” Sabian terlihat cemas.

“Dia hanya mengalami trauma, dan juga....” Jay sengaja membuat Sabian penasaran.

Sabian tidak suka orang yang bertele tele, dia mengancam Jay, untuk segera berbicara atau dia akan mengutus seseorang untuk memukulinya, jay sempat tertawa melihat ekspresi wajah sahabatnya yang menghawatirkan seorang wanita untuk pertama kalinya.

“Sabian, apa yang telah kau lakukan terhadap gadis ini, sepertinya kamu bermain dengan sangat agresif sehingga membuat lawanmu kecapekan,” Jay tertawa terpingkal pingkal.

“Maksud mu dia pingsan karena keperkasaanku?” Sabian memegang kepalanya.

Jay menertawakan sabian, setelah berpuasa selama 27 tahun akhirnya hilang juga keperjakaannya, bermain dengan brutal sehingga menyebabkan lawannya pingsan, Sabian tidak terima dengan candaan Jay, kemudian dia memukulnya, namun Jay akhirnya bernafas lega, Sabian sepertinya sudah menemukan wanita yang akan mengisi hari harinya. 

“Kenapa kamu senyum sendiri seperti itu, apakah memikirkan sesuatu yang jorok?” Sabian merasa terhina.

“Aku kenal dengan wajah cantik ini, dia adalah putri dari pemilik hotel yang hampir bangkrut itu” Jay mengenali Kirana.

“Pemilik hotel maksudmu dia adalah Tania Wijaya?” Sabian mengingat beberapa hari yang lalu, dia bertemu dengan dani wijaya, pemilik hotel yang hampir bangkrut, dia menawarkan putrinya sendiri untuk mendapatkan bantuan dana darinya. 

Jay menggelengkan kepalanya, dia bukan Tania Wijaya, melainkan adalah Kirana Wijaya, anak dari Loreta Handoko dan Dani wijaya, sebenarnya hotel bintang tiga itu adalah milik Loreta, karena tubuhnya yang lemah, kemudian dani Wijaya berselingkuh dengan pembantunya sendiri hingga hamil, tak lama setelah selingkuhan Dani melahirkan, Loreta hamil juga, dengan fisik yang lemah, mereka mengatakan Loreta meninggal saat melahirkan Kirana.

“Pasti gadis ini mengalami penderitaan tinggal bersama ibu tiri,” Sabian menatap wajah Kirana yang terbaring lemah di ranjangnya.

“Lalu imbalan apa yang kamu berikan untukku, karena telah memberitahu identitas gadis ini?” Jay merangkul sahabatnya. 

Sabian mengatakan akan mengutus anak buahnya untuk mengirim Jay ke daerah pedalaman, untuk mengobati orang yang tinggal disana, Jay sudah terlalu hidup nyaman kota, makanya harus merasakan bagaimana hidup di pedalaman, sekaligus mempromosikan obat produksi Alex farm corp. 

“Aku tidak bisa hidup tanpa wanita cantik Sabian, kenapa kamu begitu tega terhadapku?” Jay masih dapat bercanda.

“Bawa saja sejumlah wanita cantik penghiburmu itu, kedaerah pedalaman,” jawab Sabian sembari tertawa.

Saat Kirana tersadar dari pingsannya, dia melihat dulu kesekitar ruangan, kamar yang dia tempati teralu besar, dia mendengar dua orang yang sedang mengobrol, dia turun dari ranjang, dan berjalan mengendap endap, saat kedua orang itu lengah, karina berhasil kabur dengan meloncat melewati jendela kamar.

Kirana pulang kerumah, saat dia baru saja sampai di ruang tamu, dia melihat ayah, ibu dan saudara tirinya, serta kekasih yang telah menghianatinya berkumpul di ruangan itu.

“Darimana saja kamu, seorang perempuan yang belum menikah, tidak pulang semalaman?” ayah kirana bertanya dengan nada membentak.

“Sayangku, ini semua salahku, aku memang tidak bisa mendidik putriku dengan baik?” ibu tiriku berpura pura sedih. 

Ibu tiri dan kakakku melakukan drama, mereka seolah membelaku di depan ayah, padahal aslinya mereka memojokkanku, entah drama apa lagi yang akan mereka peragaan di depan ayahku, aku sudah kebal dengan drama mereka, saatnya melakukan perlawanan.

“Ayah maafkan adik, aku sebagai kakak yang tidak mampu menjaganya” ucap Tania, seolah membela adik tirinya.

“Ya tuhan, suamiku lihatlah, ada bekas merah di leher putri kita,?” ibu tiriku sengaja ingin mempermalukanku.

Sial sekali, pria yang semalam menikmati tibuhku, meninggalkan bekas di leher, membuatku tidak bisa berkelit, tetapi aku tidak kehabisan ide, aku membiarkan mereka terus melakukan drama, belum waktunya aku membuka suara.

“Anak kurang ajar, beraninya kamu berbuat hal kotor di luaran sana?” ayah sudah bersiap menamparku, namun berhasil ku tangkis.

“Apa bedanya dengan ayah, bermain kotor dengan seorang pembantu, hingga menghasilkan seorang anak,” ku tepis tangan ayah.

 Dani wijaya marah mendengar perkataan putrinya, dia mencengkram tangan kirana kuat, menyeretnya masuk kedalam kamar. Dia tega mengurung kirana di kamarnya, sebagai hukuman, selama ini kirana belum bisa di kendalikan olehnya, dia selalu mempertanyakan kematian ibunya.

“Ayah, sudahah jangan marah terus, nanti ayah cepat tua, kirana memang anak yang susah diatur, sekarang dia mulai nakal, karena kita terlalu longgar padanya,” ibu tiri kirana memprovokasi suaminya.

“Kamu benar sayang, aku baru memikirkan hukuman apa yang cocok untuknya,” ucap ayahku.

 Ibu tiri kirana mengatakan bagaimana sebagai hukuman, kirana tidak mendapatkan satu persen pun saham dari hotel wijaya grup, serahkan semua saham kepada tania sebagai penerus perusahaan, nikahkan han Subroto dengan tania, dengan begitu masalah keuangan kita teratasi.

“Bagaimana dengan ceo alex farm corp, aku sudah berjanji akan menikahkan tania kepadanya?” dani wijaya hanya memikirkan keuntungan sendiri.

“Itu urusan gampang, berikan dia kepada kirana, maka urusan akan selesai,” ibu tiri kirana tersenyu licik.

----

Kirana terus mengumpat di dalam kamarnya, dia mengutuk ayah dan ibu tirinya, apakah mereka belum puas menindasnya sedari dulu, bahkan mereka menikmati kekayaan peninggalan ibunya.

Krieettt,

Pintu kamar kirana terbuka perhalan, ibu tiri dan tania masuk ke kamarnya.

“Putriku yang malang, ibu turut bersedih karena kamu dihukum ayahmu,” ibu tiriku pura pura baik

“Aku tidak butuh simpatimu,” kirana menjawab ketus pernyataan ibu tirinya.

“Jangan sombong kamu, kami berdua punya kabar baik untukmu,” kakak tiriku tertawa dengan keras, dia mengatakan akan menikah dengan han dalam waktu dekat, dia bahkan menghinaku karena aku telah ditiduri orang tua berperut gendut, berkepala plontos,di hotel malam itu.

Tak tahan dengan hinaan Tania, Kirana menampar keras wajah kakak tirinya, sudah merebut kebahagiannya, menikmati harta peninggalan almarhum ibu, sekarang kekasihnya pun di ambil olehnya, sepertinya tania harus di beri pelajaran.

“Adik, aku tahu kamu cemburu terhadapku, tapi takdir berkata lain, aku harus menikah dengan hans, aku hanya meminta restu padamu,” tania berpura pura menangis, saat mendengar ada langkah kaki menuju kamar ku, aku tahu itu pasti ayah, mereka pandai memainkan drama,

“Kirana, ibu tahu kamu belum bisa merelakan hans menikahi kakakmu, tetapi hans bilang sangat mencintai kakakmu, kamu harus merelakan,”  ibu tiri kirana memeluk tania, mereka berdua kompak melakukan drama.

Dani wijaya marah, termakan drama istri dan putri tercintanya, dia beradu mulut dengan kirana, berujung dani menampar kirana dengan keras, tubuh kirana yang masih lemah membuatnya tersungkur ke lantai, menyaksikan kirana yang di hukum oleh ayahnya, tania dan ibunya tersenyum bahagia.

“Siapa yang berani menyakiti wanitaku?” Sabian berhasil masuk ke kediaman dani wijaya, tentu saja dia membawa serta para bodiguardnya, dia sangat marah atas apa yang dilihatnya.

“Siapa kamu, berani masuk tanpa izin ke rumahku?” dani wijaya membentak sabian,

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Habib Brilliant A. Nugraha
menarik suka ceritanya
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
menarik suka ceritax
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status