Share

Bertemu Pria Baik

Lusi sangat kaget dengan kedatangan Jay, dia mematikan telepon dan menjawab pertanyaan sang kakak.

"Bukan aku, tapi temanku aku juga tidak tahu siapa ayah dari anak yang di kandungnya, aku sangat kaget mendengar berita ni," Lusi menggelengkan kepalanya.

"Berarti dia gadis yang buruk, aku tidak mau adikku berteman dengan gadis yang tidak jelas pergaulannya," Jay mengemukakan pendapatnya.

Lusi membantah apa yang dikatakan kakaknya, Kirana bukan orang yang seperti itu pasti dia di jebak oleh seseorang sampai dia hamil, terjadi adu debat antara Lusi dan Jay, tentu saja Lusi membela Kirana.

“Gadis yang hamil di luar nikah tentu saja gadis yang gampangan, kamu tidak boleh lagi berhubungan dengan temanmu itu, atau aku akan mengirimmu belajar di luar negeri,” Jay membentak Lusi.

“Sahabatku tidak seperti yang kakak bayangkan, aku ingin menemuinya, pasti dia sedang bersedih sekarang,” Lusi berharap kakaknya memberi izin.

Jay semakin marah dia tidak megijinkan Lusi untuk pergi dari rumah, bahkan dia menyiapkan bodyguard untuk mejaga adiknya, Jay menggelengkan kepalanya, dia berpikir pergaulan anak muda jaman sekarang sungguh membuatnya khawatir, ia tak mau Lusi akan terpengaruh seperti itu.

Lusi Kembali menelpon Kirana dan menceritakan apa yang barusan terjadi, Kirana berkata bahwa dirinya baik baik saja, jika saatnya tiba Kirana akan Kembali dan orang pertama yang ia temui sudah pasti Lusi.

“Kenapa harus terjadi padaku, setelah ini apa yang harus aku lakukan, aku memang ingin membesarkan anak ini, tapi aku tak tahu harus bagaimana” Kirana memegang perutnya yang masih rata.

Malam yang sangat sunyi, Kirana keluar rumah untuk  mencari angin segar, agar tidak terlalu banyak pikiran, kebetulan rumah yang ia tinggali dekat dengan perkebunan buah yang sangat luas, beberapa menit setelah Kirana menyusuri pinggiran kebun buah itu, tiba tiba ia menginginkan buah anggur segar yang bergelantungan di pohonnya.

Kirana berdiri sekitar sejam melihat buah anggur yang sangat menggiurkan itu, tiba tiba seorang petugas keamanan kebun membentaknya, mereka mengusir Kirana karena di tuduh sedang ingin mencuri buah di perkebunan tempat mereka mencari nafkah.

“Ada apa ribut ribut disini?” seorang pemuda tampan menghampiri Kirana dan kedua petugas keamanan kebun.

“Bos, wanita ini kami perhatikan berdiri hampir satu jam menatap buah anggur ini, kalau tidak ingin mencuri buat apa dia beridiri selama itu?” petugas keamanan menunjukkan jarinya ke arah Kirana.

Orang yang mereka panggil bos, bertanya pada Kirana, apa yang ingin ia lakukan kenapa bisa berdiri hampir satu jam menatap buah anggur yang ada di kebunnya.

“Aku hamil, dan suamiku pergi menikah dengan wanita lain, aku menginginkan anggur ini, tapi aku tidak tahu siapa pemiliknya, jadi aku hanya memandanginya sedari tadi,” jawab Kirana memelas.

“Ini anggur untukmu, dimana kamu tinggal, biar aku antar pulang, sudah malam, tidak baik untuk wanita hamil sepertimu berjalan sendirian, sungguh keji lelaki yang meninggalkanmu,” lelaki pemilik kebun itu memberikan anggur kepada Kirana.

Kirana menuruti lelaki pemilik kebun, mereka berdua menaiki mobil, padahal jarak rumah dan kebun itu sungguh dekat, lelaki itu mengajak Kirana berkeliling kebun, Kirana tak dapat menahan rasa ngantuknya lama kelamaan ia tertidur di mobil pria tampan pemilik kebun yang baru saja di temui Kirana.

“Wanita ini lumayan cantik, sungguh lelaki tak berhati, yang tega meninggalkan wanita cantik yang sedang hamil ini, apa yang harus aku lakukan, bahkan aku belum tahu dimana tempat tinggalnya,” guman lelaki asing pemilik perkebunan, yang baru saja Kirana temui ini, dia menatap wajah Kirana dengan seksama.

---

Kukuruyukk….

Cit…cit…cit..

Suara kokokan ayam jantan, dan burung saling sahut sahutan yang berarti hari sudah pagi, Kirana membuka matanya, ia segera bangun dari ranjang  di mana ia terbaring sebelumnya, ia masih trauma dengan ranjang asing, ia takut terjadi sesuatu yang mengerikan yang pernah terjadi.

“Nona, apakah nona sudah bangun, segeralah mandi, tuan muda kami sudah menunggu nona di lantai bawah,” seorang asisten rumah tangga masuk ke kamar Kirana.

Kirana sungguh tidak mengerti apa yang terjadi, jika mengingat semalam Kirana menginginkan anggur di kebun milik seseorang yang entah siapa pemiliknya lalu Kirana di antar pulang karena mengantuk dan tertidur, ketika bangun sudah berada di villa yang megah ini.

“Tenang saja nona aku yang mengganti pakaianmu semalam, tuan muda kami, sama sekali tidak menyentuhmu, ini baju yang telah si siapkan oleh tuan muda kami,” asisten rumah tangga itu memberikan baju baru kepada Kirana.

“Terimakasih, aku akan segera mandi dan turun ke bawah,” Kirana menerima  baju yang telah di siapkan untuknya.

Kirana selesai mandi dan mengganti baju, turun ke lantai bawah, di antar asisten menuju ruang tamu, disana sudah duduk seorang lelaki tampan, yang menunggunya untuk sarapan.

“Tuan terimaksih telah membawaku kesini, anda tidak perlu repot mengajakku sarapan, aku akan segera pergi dari sini, karena pekerjaanku sebagai guru,” Kirana bungkukkan badannya.

“Sarapanlah dahulu, tidak baik pergi bekerja dalam keadaan perut kosong, apalagi di dalam perutmu terdapat bayi, oh iya siapa namamu?” lelaki itu mempersilahkan Kirana duduk dan sarapan bersamanya.

Kirana memperkenalkan diri, pria yang mempunyai perkebunan itu bernama Sandra alexander, Kirana tidak perlu memperdulikan dia, pertemuan ini hanya sebuah kebetulan, yang Kirana  pedulikan kedepannya adalah bagaimana cara merawat bayi yang ada di dalam kandungannya.

“Terimakasih tuan, aku sudah selesai sarapan, aku harus segera mengajar, tidak perlu mengantarku, karena sekolah dimana aku mengajar, ada di sekitar perkebunan ini,” Kirana berpamitan dan tidak memperdulikan lelaki di depannya.

“Tapi nona, kamu baru saja berkunjung ke vila ku ini, aku akan mengutus salah satu asistenku untuk mengantarmu sampai gerbang,” Sandra memanggil salah satu asisten di vilanya.

Sandra keluar dari vila megah ini di antar seoarang asisten rumah tangga cukup sampai gerbang saja, Kirana tidak mau di ikuti asisten rumah tangga itu, dalam harapannya Kirana tidak ingin bertemu dengan Sandra lagi.

“Menarik sekali, aku pikir dia adalah gadis yang sengaja mendekatiku demi uang, ternyata aku salah, asisten Doni, tolong selidiki asal usul gadis ini untukku,” lelaki itu memerintahkan asistenya untuk menemukan informasi tentang Kirana.

“Baik tuan muda, akan segera saya temukan informasi mengenai gadis ini,” jawab asisten pribadi Sandra.

Kirana hanya ingin hidup tenang di desa ini, Kirana tidak mau dekat dengan lelaki manapun, dengan langkah lemas, akhirnya Kirana tiba di sekolah di mana tempatnya mengajar.

“Bu Karin, wajah bu Karin tampak pucat, apakah bu Karin kurang enak badan?” tanya bu Ningsih yang memperhatikan tubuh Kirana, dari ujung rambut sampai kaki.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status