Share

Mengorek Informasi

Dokter memberikan penjelasan bahwa untuk wanita yang sedang hamil muda, biasanya mengalami perubahan hormon, ada yang hamil sampai lemas ada yang tidak merasa apa apa, itu hal yang wajar.

Dokter memberikan selamat kepada Sandara atas kehamilan Kekasihnya, sebentar lagi Sandra akan menjadi seorang ayah untuk bayi mungil yang lucu.

"Emm, terimakasih Dokter, tapi bagaimana cara merawat seorang ibu muda yang sedang hamil?" Sandra menjabat tangan Dokter pribadi keluarganya.

"Mudah saja, ibu hamil muda, tidak boleh kecapekan dan banyak pikiran, aku akan meresepkan obat untuk di minum setiap hari, jangan lupa kontrol setiap bulannya, untuk mengecek apakah janin berkembang dengan baik atau tidak," Dokter menulis resep obat untuk di tebus di apotik.

Selesai menyerahkan resep obat kepada Sandra, Dokter yang memeriksa Kirana pamit pulang, Sandra mengutus asisten Doni untuk menebus obat hamil untuk Kirana.

"Doni, tebuslah resep obat ini ke apotik,"Sandra menyerahkan resep obat dari Dokter.

"Baik tuan, akan segera saya dapatkan obat dalam resep ini," Doni menerima resep yang di berikan tuan mudanya, dia segera pergi ke apotik.

Kirana sudah sadarkan diri dari pingsannya, ia menatap sekeliking ruangan yang asing baginya, matanya berhenti ke sofa yang di sana duduk seorang pria bertubuh tegap, berwajah tampan, dan berambut hitam legam itu, sangat lama Kirana memandang Pria itu, barulah ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Tuan Sandra, aku ada dimana, apa yang terjadi, kenapa aku bisa berada di ruangan ini?" Kirana mencoba untuk bangun dari rebahannya.

"Nona Kirana lebih baik anda jangan terlalu banyak bergerak dulu, istirahat lah" Sandra menopang tubuh Kirana yang masih lemah, dia membantu merebahkan kembali tubuh Kirana di ranjang.

Kirana berkata ingin pulang, tidak enak jika seorang tetangga tahu, bahwa seorang lelaki lajang, membawa wanita hamil yang tidak jelas asal usulnya seperti Kirana pulang kerumah, apalagi sampai menginap dan di rawat dengan sepenuh hati.

"Nona Karin, tidak akan ada yang berani menggosipkan tentang kita berdua, apa kamu ingin aku bertanggung jawab atas kehamilan mu ini?" Sandra menatap wajah Kirana tajam sebenarnya ia hanya mengetes Kirana.

"Tidak, bahkan aku sendiri jijik dengan tubuhku yang kotor ini, mana mungkin seorang laki laki yang tidak pernah menyentuhku sama sekali, aku pinta untuk bertanggung jawab kepadaku?" Dengan tegas Kirana menjawab.

Sandra terus mengucapkan pertanyaan, sepertinya dia sedang mencoba mengorek informasi tentang Kirana, Saat Kirana ingin memberikan informasi palsu mengenai dirinya, Namun ia berpikir bahwa orang seperti Sandra ini pasti punya seribu cara untuk menemukan informasi valid tentangnya, berbohong pun tak ada gunanya.

"Tuan, jika aku jujur, apakah tuan akan percaya dengan ceritaku?" Kirana menatap Sandra.

"Ceritakan lah apa yang membuatmu, bisa sampai ke tempat terpencil seperti ini?"  Sandra sudah siap untuk mendengarkan.

Kirana tidak aka menceritakan seluruh kisah hidupnya, baginya itu adalah aib yang harus di tutupi, dia hanya menceritakan sebagian hidupnya seperti dia yang di jebak oleh Tania untuk menggantikannya kencan buta, ibu tiri yang selalu menindasnya, hingga dia harus di usir oleh sang ayah tanpa sepeser uang pun.

"Desa ini, tempat dimana ibuku, menenangkan diri, bahkan ayahku juga tidak tahu tempat persembunyian ibuku," cerita Kirana dengan singkat.

"Lalu, kamu bagaimana kamu bisa hamil, apakah tebakanku ini benar, kamu adalah gadis nakal, yang suka bergonta ganti pasangan, hingga hamil dan melarikan diri ke tempat ini?" Sandra mengungkapkan pikirannya.

Kirana menjawab iya atas pertanyaan Sandra yang begitu mengesalkan, semua itu bertujuan agar Sandra melepaska dan tidak akan mencari Kirana lagi untuk kedepannya.

Berita yang tayang di televisi membuat dada Kirana sesak, Hatinya terluka bagai disayat dengan pisau, sakit sekali, di berita itu di kabarkan Tania Wijaya dan tuan muda dari keluarga Subroto menikah hari ini.

"Han, Tania, aku akan membalas dendam, atas penghianatan yang telah kalian perbuat," Kirana mengepalkan tangan, menarik sprei.

"Apakah kamu mengenal mereka berdua?" Sandra mematikan layar televisi, melihat Kirana yang emosi dengan berita yang di tayangkan di televisi.

Saking emosinya, Kirana keceplosan menjawab siapa mereka, dia adalah kakak tirinya yang tega menjebak Kirana tidur dengan orang pilihan ayahnya untuk mengambil keuntungan karena hotel yang di kelola oleh ayahku sedang mengalami kebangkrutan, pria itu terkenal sebagai orang yang alergi terhadap wanita di kota Jakarta, tapi entah kenapa malam itu dia sungguh bergairah mengambil keperawanan Kirana.

Emosi Kirana semakin meluap ketika mengingat penghianatan yang di lakukan oleh Han dan Tania, dia berteriak seperti orang gila.

"Tenang Nona Karin, jangan terlalu emosi, kamu harus memikirkan bayi yang ada di kandunganmu itu," Sandra memeluk Kirana, entah kenapa ia tidak menolak pelukan hangat yang sudah lama tidak ia dapatkan.

"Tuan, aku benci mereka semua, aku ingin membalas dendam," Kirana berucap dalam isakan tangis, di pelukan Sandra.

Sandra masih menenangkan Kirana yang masih emosi mengingat kejadian yang telah menimpanya, dia akhirnya menemukan siapa sebenarnya Kirana, ia juga tak menyangka bahwa bayi di dalam perut Kirana adalah calon keponakannya.

Tok...Tok...

Kriett!

"Tuan ini obat yang tuan pesan," Doni masuk kamar bermaksud untuk mengantar obat untuk ibu hamil yang akan di berikan ke Kirana.

"Taruh saja obatnya di meja," Sandra melirik ke arah Doni.

Doni menjadi salah tingkah, melihat tuan mudanya memeluk seorang wanita, tidak seperti biasanya, dia segera menaruh obat hamil di meja, dan pamit keluar.

"Maaf tuan muda, aku tidak bermaksud mengganggu anda," Doni segera keluar dan menutup pintu.

"Doni, kenapa kamu seperti melihat hantu?" Tanya seorang asiten perempuan.

Doni menggandeng asisten itu menjauh dari kamar tamu, dia menaruh jari telunjuk di mulut, mengisyaratkan jangan keras keras jika berbicara, karena ada berita heboh.

"Tuan muda kita, memeluk nona Karin, yang sedang menangis, akhirnya tuan muda kita menyukai perempuan, aku terharu," Doni memberitahu asiten di rumah itu.

"Akhirnya kita akan mendapat nyonya di kediaman ini, semoga nyonya tidak sombong dan galak," asisten perempuan itu ikut bahagia.

Sedang asyik mengobrol dan mengumpulkan asisten yang lain, membahas akan mendapat seorang nyonya di rumah ini, Mereka tidak sadar Sandra sudah berada di belakang para asisten di vilanya mendengarkan gosip yang mereka bicarakan.

"Apakah kalian di gaji untuk bergosip?" Sandra berdehem di belakang semua karyawannya.

"Tuan muda, ti-tidak kami akan segera bekerja kembali," Doni mewakili karyawan, mereka berhamburan pergi dari hadapan Sandra.

Sandra mengajak Doni untuk pergi ke ruang kerjanya, mereka berdiskusi disana, Sandra mengutus Doni untuk mendapatkan informasi tentang Han subroto dan Tania Wijaya.

"Ada apa dengan mereka tuan muda, apakah kita akan melakukan kerja sama bisnis dengan mereka?" Tanya Doni.

"Tidak, karena mereka berdua berhubungan dengan Karin," Sandra menuangkan wine pada gelasnya.

Doni masih bingung apa hubungan Han dan Tania dengan kehidupan nona Karin, Sandra lalu menjawab merka adalah masa lalu Karin, Kemudia dia  bertanya apakah ada gosip yang beredar di desa ini, mengenai Karin.

"Kalau informasi dari Bu Intan, dia kabur untuk menenangkan diri, karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain," Doni mengingat ketika dia bertanya kepada Bu intan.

"Oh seperti itu, Karin ini sungguh menarik, apakah aku pantas berada di sisinya?" Sandra menggoyankan gelas yang berisi wine.

"Maksud tuan muda?" Doni kaget atas pertanyaan tuan mudanya, tidak mungkin Sandra menyukai seorang wanita hamil.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status