Share

Sabian mengunjungi kakaknya

Sandra tertawa melihat wajah Doni yang tampak kebingungan, sepertinya dia tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Doni, tidak mungkin ia menyukai calon adik ipar yang sedang mengandung keponakannya.

"Doni, lebih baik kamu mengerjakan tugas yang aku berikan, selidiki ada hubungan apa Han dan Karin?" Sandra meneguk wine di tangannya.

"Baiklah tuan muda," Doni keluar ruangan kerja tuan mudanya.

Doni mondar mandir di taman, dia tak paham dengan apa yang di pikirkan oleh tuan mudanya, dia sempat berpikir apakah harus mengadu kepada tuan besar, bahwa Sandra menyembunyikan seorang wanita hamil.

Doni menelpon Mike, asisten pribadi Sabian Alexander, dia bertanya apakah bisa membantu nya untuk mendapatkan informasi mengenai Han Subroto dan Tania wijaya.

"Untuk apa kamu meminta informasi tentang mereka?" Jawab Mike pada sambungan telepon.

"Tuan muda pertama yang memintanya, sepertinya dia sedang jatuh cinta," jawab Doni asal asalan.

Mike kaget mendengar kabar ini, dia segera menyetujui mengirimkan data mengenai Han dan Tania, Mike memberitahu tuan besar Alexander, bahwa tuan muda pertama sedang jatuh cinta menurut informasi yang ia dengar dari asitennya wanita itu sedang hamil.

"Atur orang untuk mengantarku ke desa itu, pantas saja sudah lama dia tidak pulang kerumah," tuan Alexander mengambil mantelnya, bersiap untuk menemui Sandra.

"Ayah, lebih baik istirahat di rumah, biar aku saja yang mengunjungi kakak, aku penasaran seperti apa wanita yang di sukai kakak," sabian mengelap mulut menggunakan sapu tangan ketika selesai sarapan.

Tuan alexander berhenti tepat di belakang tempat duduk Sabian, beliau menyatakan sudah tidak sabar memiliki seorang cucu, Sabian benar, dia sedang tidak dalam kondisi tubuh yang tidak sehat, dia mempercayakan kepada Sabian, agar membawa pulang wanita yang di pilih Sandra untuk mengandung cucunya.

"Baiklah ayah, Sabian pergi dulu, aku juga butuh refreshing akhir akhir ini pikiranku sedang kacau," Sabian berdiri dari meja makan.

"Hati hati nak, semoga selamat sampai tujuan, oh iya, aku juga menunggu cucu darimu, ayah harap ada seorang wanita yang mampu menghilangkan alergi mu itu," ucap tuan Alexander.

Sabian menganggukan kepala dengan arti menyetujui apa yang di inginkan ayahnya, memanggil Mike untuk menyetir mobil menuju kediaman kakak nya di desa Girpasang, di dalam mobil Sabian memandang foto Kirana melalui ponselnya.

"Kirana, aku akan tetap menunggumu kembali ke sisiku," Sabian mengepalkan tangannya.

"Maaf tuan muda, aku yang tidak berguna ini, belum mampu menemukan keberadaan nona Kirana," Mike melirik Sabian dari kaca depan mobil.

Sabian menghela nafasnya, dia tidak mungkin menyalahkan Mike, baru kali ini dia menemukan seorang wanita yang jelas jelas naik keranjangnya, tetapi malah kabur darinya, biasanya para wanita itu walau tidak tersentuh sedikitpun oleh Sabian, akan memanfaatkan situasi ini untuk meminta pertanggung jawaban Sabian demi sebuah kekayaan.

"Tuan muda, perjalanan masih lama, bisa satu harian, silahkan istirahat, terlebih dahulu, jangan terus memikirkan nona Kirana nanti anda bisa sakit," Mike mengingatkan tuan mudanya.

"Sejak kapan kamu jadi sebawel ini Mike?" Sabian merebahkan punggungnya di mobi dan memejamkan matanya.

Mike hanya tersenyum, bos yang terkenal dingin, kejam terhadap lawannya, apalagi saat ada wanita yang mencoba mendekatinya, dia pasti tidak akan memaafkannya, dia akan menyiksa perempuan itu, tetapi sekarang, setiap hari merindukan wanita yang tidur hanya semalam dengannya.

Tin...Tin...

Mike membunyikan klakson saat sampai di depan gerbang villa kediaman Sandra, seorang penjaga membuka gerbang, Mike pun masuk ke garasi memarkir mobilnya.

"Tuan muda kedua, silahkan masuk," seorang pelayan menyambut kedatangan Sabian.

"Dimana kakakku di jam segini, apakah sedang bermain dengan wanitanya?" Tanya sabian yang sudah tak sabar ingin mengganggu kakaknya.

Pelayan itu menjawab tuan Sandra ada di ruang kerja, tanpa basa basi Sabian langsung menuju ruang kerja kakaknya, benar kata pelayan itu, Sandra memang sedang berada di ruang kerjanya.

"Ini sungguh tidak mengasyikkan, aku pikir kalau aku datang bisa meengacau kakakku yang sedang bermain dengan wanitanya," Sabian berdiri di pintu masuk ruang kerja kakaknya.

"Ada angin apa adik kesayanganku, bisa sampai ke rumah terpencilku ini?" Sandra menghentikan pekerjaannya.

Sabian duduk di kursi depan meja kerja Sandra, dia bertanya wanita mana yang mampu meluluhkan hati kakaknya yang seperti batu, bukankah dia berjanji tidak akan menikah dan terus menunggu model cantik yang mengejar karirnya keluar negeri itu.

"Jadi kamu kesini hanya penasaran dengan gosip yang mengatakan aku mempunyai seorang wanita di sisiku, sejak kapan adikku menjadi tukang gosip?" Sandra sengaja mengejek adiknya.

"Sebenernya aku tidak peduli, hanya penasaran, wanita seperti apa di desa ini yang mampu mengambil hati kakakku, selera kakakku ini belum berubah kan?" Sabian menyulut rokoknya.

Sandra tertawa menanggapi adiknya yang sudah tidak sabaran ini, dia tidak ingin Sabian bertemu dengan Kirana saat ini, Sandra mengutus asistennya yang lain untuk menjemput Kirana dari kediaman dan mengirimnya tinggal di asrama sekolah, dengan di temani dua pelayan wanita.

"Bos semuanya sudah aman, kali ini tuan muda kedua tidak akan bertemu dengan nona Karin," ucap asisten Sandra.

"Kerja bagus, terus awasi keselamatan nona Karin," Sandra membalas pesan dari asistennya.

Sandra mengajak sabian berkeliling villa nya, tetapi Sabian tidak mau, dia hanya ingin menatap langit berbintang dari villa kakaknya, akhirnya mereka hanya mengobrol di halaman belakang villa  yang begitu indah pemandanganya di malam hari.

"Aku tidak menemukan wanita mu di villa ini, jadi apakah dia penduduk lokal sini?" Sabian membakar rokoknya lagi.

"Kamu ini bicara apa, aku tidak sedang menyembunyikan wanita manapun," Sandra menuang teh ke cangkir adiknya.

Dalam benak Sandra, yang sudah tahu sifat adiknya, dia pasti mencari wanita  yang mencoba mengejarnya untuk di beri pelajaran agar tak mengganggunya lagi, karena Sandra belum tahu cerita pastinya, makanya ia menyembunyikan Kirana dari Sabian, dia hanya ingin melindungi keturunan dari keluarga Alexander.

"Jangan menutupinya dariku, asistenmu yang mengabari kediaman utama, apakah itu hanya sebuah rumor," Sabian meneguk teh yang di tuangkan Sandra dalam cangkirnya.

"Asisten yang gemar bergosip, harus di disiplinkan sepertinya, oh iya bagaimana dengan penyakit alergi terhadap wanitamu?" Sandra mengalihkan pembicaraan.

Sabian berwajah murung, saat mendengar pertanyaan kakaknya, sejenak dia mengingat Kirana yang Kini entah bersembunyi dimana menyadari ada yang aneh dari gelagat adiknya, Sandra memberikan pertanyaan kepada Sabian, tentang apa yang membuatnya penasaran dari sang adik.

"Apakah sudah ada seorang wanita yang berhasil menyembuhkan penyakitmu itu?" Sandra semakin penasaran.

"Kakak memang benar, aku sampai seperti orang gila, mencari keberadaan wanita ini, malam itu di kamar hotel, aku menikmati tubuhnya," Sabian menuang teh ke cangkirnya lagi.

Sandra sudah tahu dimana keberadaan wanita yang di cari adiknya, tetapi dia tidak mau ada wanita sembarangan yang nantinya akan mendampingi adiknya, dia harus menyelidiki sendiri seperti apa Kirana ini, barulah akan memberikan kepada adiknya.

"Ternyata adikku ini sudah besar ya, sepertinya aku akan di langkahi  menikah," Sandra tertawa kecil.

"Aku tidak akan menikah, dengan wanita selain dia yang aku tiduri di hotel malam itu, aku harus menemukannya," Sabian mengepalkan tangannya, dia melempar cangkir teh nya.

Sandra yang sudah tidak kaget dengan tempramen adiknya, bersikap biasa saja dan mencoba menenangkan sabian, dia berkata harus bersabar, suatu hari nanti wanita itu akan datang sendiri menemui Sabian.

"Jadi apa yang membuatmu yakin bahwa, wanita itu tidak sengaja naik ke ranjangmu?" Sandra penasaran dengan jawaban adiknya, tidak seperti ini biasanya dia menghadapi sesuatu.

Jika memang Kirana di takdirkan untuk menjadi pasangan adiknya, Sandra akan mempertemukan mereka berdua, tetapi untuk saat ini tidak mungkin, karena Sandra belum tahu pasti seperti apa Kirana ini.

Menatap ke arah Sandra, Sabian bersiap menjawab pertanyaan kakaknya.

Komen (15)
goodnovel comment avatar
Mbk Yu Ntu Ako
kan jadi penasaran
goodnovel comment avatar
Novaria
cpek baca nya klau pake koin2 gini.. pdhalcerita menarik
goodnovel comment avatar
mbk ayun
koin lagi koin lagi..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status