Share

Imperfect Love
Imperfect Love
Penulis: Kanietha

Perempuan Manja

“Mas By!”

Byakta tersentak dari lamunannya. Sepanjang hari memikirkan Mai, membuat Byakta tidak bisa berkonsentrasi dengan semua ritual sakral yang sudah dijalaninya sejak dini hari. Sampai detik di mana Byakta sudah berada di kamar pengantin bersama sang istri, ia masih belum mendengar kabar apapun dari sang Permaisuri hati.

Kira-kira, bagaimana kondisi Mai saat ini. Apakah persalinannya berjalan lancar? Apakah, ibu dan bayinya sehat-sehat saja? Apakah, Mai masih memikirkan dirinya?

Ah, sepertinya Byakta terlalu bodoh jika masih mempertanyakan hal tersebut. Tentu saja Mai sudah tidak lagi memikirkan Byakta sama sekali. Wanita mandiri nan arogan itu sudah memiliki suami seperti Raj di sisinya. Seorang pria yang jelas-jelas melebihi Byakta jika dilihat dari sisi mana pun. Jadi, wajar saja rasanya jika Sinar ngotot menjodohkan putrinya dengan Raj.

Jika hendak membandingkan diri dengan Raj, tentu saja Byakta bukanlah siapa-siapa. Untuk itu, Byakta haruslah sadar diri dan mundur dengan teratur.

“Ya, Yas?” Byakta menelan ludah. Seluruh tubuhnya menegang, ketika melihat dua buah hanger yang dipegang oleh gadis yang sudah sah menjadi istrinya. Seorang gadis yang sifatnya sangat bertolak belakan dengan Mai, dan tidak ada sedikit pun kesamaan di antara keduanya.

“Mas By suka yang warna apa? Merah atau hitam?”

Byakta melihat wajah Yasmen bersemu merah. Ia bisa melihat banyak binar bahagia, yang terpancar dari kedua bola mata bening gadis yang selalu terlihat ceria itu.

Byakta lantas beranjak dari sofa. Ia menghampiri Yasmen yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih terbungkus dengan handuk di atas kepala. Kedua tangan Byakta terangkat, lalu menurunkan kedua hanger dengan lingerie yang tergantung di sana.

“Malam ini, tolong pakai piyamamu,” pinta Byakta dengan tersenyum lembut pada Yasmen. “Aku masih capek, dan sebaiknya kita tidur malam ini.”

Yasmen tetap memasang senyum walau terpaksa. Malam pertama yang sudah sering ia bayangkan bersama Byakta, kini musnah seketika. Namun, ia mencoba berbesar hati. Mungkin, pria yang sudah dicintainya sejak bertahun-tahun lalu itu, memang sangat lelah karena prosesi pernikahan mereka.

“Tidur.” Yasmen hanya berceletuk, tapi sebenarnya tidak membutuhkan jawaban dari Byakta.

“Ya.” Byakta mengangguk dan tetap mempertahankan senyumnya. “Masih ada hari besok, kan? Dan kamu juga butuh istirahat karena pasti kecapekan.”

Ingin rasanya Yasmen berteriak jika dirinya tidak merasa lelah. Rasa cintanya yang begitu besar pada Byakta, membuat Yasmen terkadang bisa lupa diri dan menjadi bodoh.

“Tapi aku nggak bawa piyama tidur, Mas.”

Byakta yang baru hendak melangkah menuju kamar mandi, langsung terpaku. Entah mengapa, di kepalanya saat ini langsung terlukis visual Yasmen, memakai lingerie merah yang masih dipegang oleh gadis itu.

“Aaa … yaaa, pake baju yang lain.” Tenggorokan Byakta tercekat. Bagaimanapun juga, Byakta adalah pria normal. Meskipun hatinya berada di tempat lain, tapi tubuhnya bisa saja berkhianat jika ia khilaf malam ini. Apalagi, status mereka sudah halal dan keduanya bisa melakukan apapun sebebas-bebasnya.

“Nggak ada.” Yasmen mengerjap polos menatap Byakta. Yasmen mengerti jika pria itu belum mencintainya, tapi, tidak bisakah Byakta melakukan kewajibannya sebagai seorang suami malam ini? Paling tidak, Yasmen ingin sekali merasakan bibir Byakta menempel di atas bibirnya.

Semenjak melihat dan mengenal Byakta, otak Yasmen benar-benar tercemar dengan banyak adegan dewasa yang hanya ingin ia lakukan dengan pria itu. Di mata Yasmen, hanya Byakta seoranglah yang paling tampan di dunia. Bahkan, ketampanan para pria yang merupakan bibit unggul di keluarga besar Sagara, lenyap seketika karena kehadiran Byakta.

Dari Bira, Pras, Nando, sampai Qai pun … semua lewat!

“Nggak ada, baju lagi?” Byakta ingin menegaskan sekali lagi. Siapa tahu saja, Yasmen lupa. “Terus, buat dipakai besok pagi?”

“Ada dress buat kita ke bandara besok, jadi nggak mungkin aku make itu, kan, Mas.”

“Kopermu?” buru Byakta.

“Koper kita maksudnya?” ralat Yasmen. “Udah dipindah ke ruangan lain, jadi sudah nggak ada apa-apa di sini.”

“Di ruang mana?” Byakta membalik tubuh memunggungi Yasmen. “Biar aku ambilkan piyama tidur—”

“Aku juga nggak bawa piyama di koper.” Yasmen menggigit bibir bawahnya lalu memberanikan diri memangkas jarak dengan Byakta, setelah menjatuhkan kedua lingerienya begitu saja. Kedua tangan Yasmen langsung melingkar erat di tubuh berotot sang suami, dan menyandarkan sisi wajahnya pada punggung Byakta. Untuk pertama kali dalam hidup Yasmen, ia akhirnya bisa memeluk pria di luar garis keturunan keluarga Sagara.

“Koperku isinya cuma lingerie, pakaian dalam, sama dress sama perlengkapan lain.”

Otak Byakta mulai kacau. Memikirkan, berapa banyak lingerie yang dibawa Yasmen untuk mereka bulan madu selama lima hari di negeri Singa. Byakta yang hanya membatu ketika sang istri memeluknya dari belakang, kemudian menggeleng kecil. Mencoba mengenyahkan pikiran kotor yang ada dikepala.

Akan tetapi … sekotor-kotornya otak Byakta, bukankah tidak masalah jika ia melakukan semuanya bersama Yasmen?

Namun, Byakta merasa seperti pria munafik jika berani melakukan hal tersebut pada Yasmen. Byakta sama sekali tidak memiliki rasa sedikit pun pada gadis itu. Selama ini, Yasmen hanya seperti seorang adik kecil bagi Byakta. Adik yang selalu bersikap ramah, dan banyak tanya setiap keduanya bertemu.

Mengapa harus Bira yang meminta Mario agar Byakta menikahi Yasmen. Kenapa bukan Pras saja yang memintanya?

“Mas, kok, diem?” Yasmen menghidu dalam-dalam aroma tubuh Byakta yang akhirnya bisa ia dekap sedekat ini.

“Yas …” Byakta menyentuh kedua tangan Yasmen, dan melepas pelukan hangat itu dari tubuhnya. Ia berbalik, dan berusaha bersikap tenang. “Aku mau mandi. Jadi, kamu … tidurlah duluan.”

“Terus, aku tidur pake baju apa?” tanya Yasmen dengan polosnya.

“Ah! Kamu bisa …” Byakta berjalan cepat menuju closet room yang berada pada lorong menuju kamar mandi. Byakta menggeser pintu lemari dinding, dan berniat mencari pakaiannya sendiri. Namun … kosong.

Byakta mengumpat sejadi-jadinya, tapi hanya di dalam hati. Siapa gerangan yang memiliki ide seperti ini? Baik Yasmen maupun Byakta, tidak memiliki baju ganti sama sekali untuk dipakai. Bahkan, Yasmen yang ia tinggalkan di kamar barusan, masih memakai bathrobe seusai mandi beberapa saat yang lalu.

“Nggak ada apa-apa, kan?” celetuk Yasmen yang segera menyusul Byakta. “Mereka nggak nyisain baju ganti buat dipakai.”

“Aaa … kalau gitu aku mandi dulu.” Kepala Byakta mulai memanas. Untuk itu, ia harus segera mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. “Kamu, bisa tidur dengan bathrobe itu sementara,” tunjuknya pada balutan kain yang menyelimuti tubuh sang istri.

“Nggak pake bathrobe juga nggak papa, kan, Mas?” ungkap Yasmen kembali menghabiskan jarak dengan Byakta. “Kita juga sudah suami istri.”

“Yas …” Byakta mengusap wajah lelah berkali-kali lalu menyugar rambut hitamnya ke belakang. Lebih baik, ia berterus terang pada Yasmen tentang semua hal. “Please, kasih aku waktu untuk menyesuaikan diri. Kamu tahu, kan, kalau kita mendadak dijodohkan dan—"

“Raya,” putus Yasmen sudah lama tahu tentang hubungan Byakta dengan mantan tunangannya. Wajah manja nan ceria yang ditunjukkan Yasmen sedari tadi, kini musnah hanya dalam hitungan detik. “Cewek matre seperti dia, nggak pantes buat kamu ingat, Mas! Dia bahkan jalan sama mas Raj, padahal kalian waktu itu sudah lamaran. Untung aja waktu itu mas Raj belum nikah sama mbak Mai. Coba kalau sudah nikah, terus aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, aku langsung minta papi untuk—”

“Aku mau mandi.” Wajah Byakta pun seketika berubah dingin, karena mengingat hubungan peliknya dengan Raya. “Dan satu yang harus kamu ingat, Yas. Raya bukan perempuan matre, dia itu perempuan mandiri dan pekerja keras. Dan Raya bukan perempuan manja yang bisanya cuma nadahin tangan ke ke orang tua seperti kamu. Jadi, paham, kan, di mana letak beda, antara kamu … dan Raya.”

~~~

Hai, hai ... buat pembaca baru, bisa baca My Arrogant Lawyer yang season dua dulu yaa. Yang sudah baca, cuss hyuk, ngumpul sini buat meramaikan kisah Mas By, sama Yasmen.

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
jatuh cinta sama tulisanmu,.. mbaaa,. #kanietha,.. kisss
goodnovel comment avatar
Ratna Sari
maaf ya Thor, infoin dong sebenarnya anak sinar dgn Pras ada brp sih ? soalnya di novel dearest cahaya cuma di ceritain ada 3 yaitu sikembar sama Rendra. gk ada diceritain ttg yg cewe.
goodnovel comment avatar
mega silvia
oh pantesan....aku blm baca sampai habis kisah sinar ma Pras jd blm nyambung ..........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status