Chrissy mendesah ketika dia baru saja menghabiskan satu mangkok mie ayam ceker yang Nevan belikan. Awalnya, Nevan ingin mengajak Chrissy keluar rumah, tapi yang ada Chrissy menolak karena malas bertemu dengan banyak orang. Dia tidak merasa takut dengan ibunya, atau anak buah ibunya yang akan menangkap Chrissy dan membunuhnya. Atau mungkin memaksa Chrissy menikah dengan Edgar, yang katanya, akan menikahkan Chrissy dengan orang lain, untuk menikmati harta kekayaan Chrissy. "Masih mikirin ucapan mama?" tanya Nevan yang tahu wajah bingung Chrissy. Chrissy menggeleng. "Ucapan lo lebih tepatnya!!" "Yang tadi?" Chrissy menggeleng cepat, memang itu kenyataannya. "Lo gak perlu mikirin itu, yang penting selamatkan hidup lo dulu, baru lo mikir ucapan gue tadi." ujarnya. "Gue kepikiran!!" dengan Chrissy.Laki-laki itu menggeleng, tidak seharusnya Chrissy memikirkan hal ini. Lagian, itu bilang ucapan formal atau penting. Yang jelas apa yang Nevan rasakan, Nevan katakan itu bukanlah hal yang pe
Nevan menepis tangan laki-laki yang baru saja mengelandangnya layaknya kambing. Dia pun menatap laki-laki itu dengan sengit, dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Apa sih lo!! Main tarik aja, lo pikir gue hewan apa!!" omel Nevan. Laki-laki itu berkacak pinggang. "Harusnya gue tanya, kenapa lo ke cafe gue terus berantem? Lo pikir ini area tinju?" Alis Nevan terangkat, "Cafe lo? Sejak kapan?" "Sejak … lo nggak perlu tau." cetus nya. Beban kembali mendengus, jika saja laki-laki di depannya usianya tidak lebih tua dari Nevan. Sudah dipastikan jika Nevan juga akan menghajar laki-laki itu tanpa ampun. Tanpa basa-basi, Nevan pun mengambil beberapa lembar tisu dan juga sebotol air mineral, itung-itung luka yang dia rasakan tidak kembali mengeluarkan darah kembali. Menepuk pelan, nyatanya Nevan masih saja meringis kesakitan. "Itu tadi kenapa lo berantem!! Gue pikir lo punya tempat tersendiri buat berantem sama lawan lo." Sekali lagi!! Nevan kembali mendengus, menarik nafasnya dal
"Gimana?" tanya Bobby. Chrissy hanya meliriknya saja tanpa main mengatakan apapun. Dia baru saja keluar dari ruang kepala sekolah lima belas menit yang lalu. Melihat Chrissy yang tidak nyaman dengan semua ini, akhirnya Nevan pun mengajak Chrissy untuk pergi. Dia juga meminta Bobby untuk bersabar, dia akan bercerita nanti ketika semuanya sudah membaik. Lagian, Nevan juga tidak ingin mood Chrissy berubah kembali.Berada di rooftop sekolah, Nevan pun mengeluarkan satu kotak rokok dari saku jaketnya. Melemparkan rokok itu pada Chrissy, dan membuat perempuan itu langsung bingung."Sejak kapan lo merokok?" tanya Chrissy heran, tangannya mengambil kotak rokok itu dan mengambil satu batang dan nyha satu korek api di dalamnya. "Bukannya itu punya lo? Gue temuin di tumpukan buku lo di rumah." jawab Nevan. Kepala Chrissy menoleh sejenak. Dia pun menatap Nevan dengan nanar. Seingatnya, dia belum membeli satu kotak rokok pun selama hidup bersama dengan Nevan. Jangankan beli, pegang uang saja
“Untuk apa anda menemui saya?” kata Chrissy dingin.Laki-laki paruh baya dan beruban itu tersenyum kecil, dia pun menggaruk alisnya, yang diyakini Chrissy tidak gatal sama sekali. “Kita tidak sengaja bertemu, Issy.”“Ya. Tapi anda bisa melewati saya jika anda mau, tanpa harus menampakkan diri anda di hadapan saya.”Leonardo terkejut dengan hal itu, dia pun menatap putrinya dengan tidak percaya. Dia tahu jika pertemuan mereka tidak sengaja, bukan berarti Leonardo tidak boleh bertemu dengan putrinya kan? Bagaimanapun Leonardo itu ayah biologis Chrissy, jadi dia masih memiliki hak untuk bertemu putrinya. Pengadilan juga tidak melarang Leonardo untuk menemui atau membawa Chrissy, perempuan itu sudah tujuh belas tahun dan sudah bisa memilih mau tinggal dengan siapa. Sayangnya Chrissy malah lebih memilih tinggal dengan Lena dibanding dengan dirinya. Meskipun Leonardo pernah berharap Chrissy memilih tinggal dengan Leonardo. “Kamu putriku, bagaimana mungkin aku melewatimu.” ucap Leonardo den
"Kalian berdua beneran balikan?" tanya Belinda memastikan. Kali ini mereka memutuskan untuk pergi bertugas tanpa Nevan. Yang dimana laki-laki itu bilang ada sesuatu yang begitu penting yang harus dia kerjakan. Sehingga dia meninggalkan Chrissy di rumah dengan rasa bosan. Hingga akhirnya dia pun memutuskan mengundang Belinda dan juga Auristella untuk menemaninya minum kopi. "Gue yang bilang sampai mulut gue berbusa juga itu bocah gak denger, Belinda!!" jawab Auristella yang kesal dengan keputusan Chrissy.Siapa sih yang tidak kesal dengan semua ini. Dimana Chrissy yang awalnya cinta berat dengan Nevan, hingga laki-laki itu memutuskan meninggalkan dia demi perempuan lain. Tapi ketika kembali yang ada Chrissy malah menerimanya hingga tinggal bersama. Chrissy keluar rumah hanya demi Nevan, tidak ada yang lain. Harusnya Chrissy mengingat bagaimana Nevan menyakitinya dulu, hingga membuat dirinya nyaris depresi. Belinda memutar bola matanya malas. "Lo beneran cinta mati sama itu anak, Iss
Lena mengepalkan tangannya ketika tahu Chrissy terus saja berpindah-pindah tempat. Dia merasa jika apa yang dia inginkan tidak akan terjadi pada anak perempuannya. "Terus sekarang dia ada dimana?" tanya pria tua di depannya dengan nada yang serius."Aku juga tidak tau. Aku sudah mencarinya dan belum ketemu." "Apapun alasannya cari dia sampai dapat. Kita harus mendapatkan apa yang kita inginkan selama ini!!" Lena mengangguk, dia pun langsung menelpon beberapa orang untuk mencari keberadaan Chrissy. Bagaimanapun Chrissy tidak boleh jauh dari pantauan Lena. Dia tahu betul, jika mantan suaminya juga sedang mencari keberadaan Chrissy. Dia tahu rencana licik Leonardo untuk menculik Chrissy dan juga menjualnya dengan harga tinggi. Jika saja mantan suaminya tidak se serakah itu, mungkin hubungan mereka akan baik-baik saja. Hanya … pernikahan tidak sehat ini membuat Lena terjebak dengan selimut manis di hadapan Chrissy. Untung saja anak mereka hanya satu, jika dua atau lebih mungkin akan be
"Tadi itu siapa?" tanya Chrissy gabgilai penasaran dengan laki-laki yang datang ke rumah Chrissy.Nevan menggeleng pelan. "Kalau dia kesini jangan bukain pintu. Dia suka sama lo soalnya." Ucapan itu membuat Chrissy berpikir keras. Pasalnya, dia tidak mengenal laki-laki itu sebelumnya. Bahkan untuk bertemu saja ini kali pertama untuk Chrissy. Lalu bagaimana dia bisa jatuh cinta jika mereka saja tidak saling kenal satu sama lain."Jangan bercanda!! Gue serius Nevan!!" protes Chrissy, yang entah kenapa rasanya tidak mungkin.Tapi nyatanya memang itu, Candra menyukai Chrissy. Dia mencoba mendekati Chrissy dan membiarkan hubungannya dengan Nevan akan merenggang. Ketika Candra mendapatkan celah yang bagus, Candra akan segera masuk sebagai penolong dan menghibur banyak perempuan. Hingga mereka menganggap jika dia adalah laki-laki yang baik dan penuh pengertian pada lawan jenis. Ini pertama kalinya. Tapi setelah ini Nevan tidak menjamin pada Chrissy jika Candra akan datang kembali dan mulai
Dengan gerakan khas Nevan, dia pun membawa satu piring steak masakannya nya pada Chrissy. Bahkan, perempuan itu terlihat tengah bersantai, menatap televisi dengan salah satu tangannya membawa toples popcorn."Makanan sudah siap." Nevan berseru sambil menatap steak di hadapan Chrissy. Yang awalnya Chrissy begitu fokus dengan televisi yang ada di hadapannya. Dia pun langsung menatap daging matang di depannya, yang menciptakan aroma khas. Ditambah wortel, kentang dan juga …"Ini yang ijo apa?" katanya, sambil menunjuk satu sayur atau entah apa yang berwarna hijau dan panjang. Nevan menatap piring Chrissy langsung. "Oh itu buncis. Tapi udah gue kasih garam, jadi rasanya mesti enak." "Ha … lo aja yang makan itu ijo-ijo, dari bentuknya doang mencurigakan." Mencurigakan dari mana? Itu juga termasuk sayur yang biasanya dicampur dengan sup, atau tidak capcay, bahkan bisa dicampur dengan masakan lainnya. Menurut Nevan ini enak, menang sih, kadang rasanya hampar. Tapi tenang saja kali ini bu