Share

Ep-02

Perempuan berambut blonde dengan bola mata coklat cerah itu turun dari mobilnya. Dia terlambat sepuluh menit dari jadwal masuk. Dengan santainya, dia pun berjalan dan ikut berbaris dengan anak laki-laki yang berjejer rapi di pinggir lapangan bola. Bisa dilihat hanya dia saja yang perempuan. 

"Chrissy Alodie Milena terlambat lagi?" 

Perempuan itu mengangguk, "Cuma sepuluh menit Pak." Ucapnya dengan enteng. 

Pak Bram yang hari ini menjadi guru piket mengangguk. Kata CUMA itu selalu keluar dari bibir mungil Chrissy saat dia terlambat. Jika tidak karena ban mobilnya yang pecah, ya jam bangunnya yang berantakan. Itulah alasan yang selalu dipakai saat perempuan itu terlambat. 

"Keliling lapangan lima kali." Perintah Pak Bram 

Semua anak laki-laki mengangguk, bahkan ada juga yang meminta Chrissy untuk tidak melakukan hukuman. Jika perempuan itu tetap saja ngeyel, banyak pria yang melepas blazer mereka dan menutupi kepala Chrissy.

"Kalian ngapain sih? Ini cuma lari doang, jangan lebay." Ucap Chrissy lirih. 

Menjadi primadona bukanlah mau Chrissy jika dia harus berhadapan dengan Icha Cullen. Perempuan yang memiliki tubuh tinggi semampai seperti tiang bendera, dan juga berkulit pucat seperti vampire. Walaupun Chrissy juga memiliki kulit putih tapi dia tidak sepucat Icha, yang katanya terlalu banyak suntik putih agar kulitnya indah. 

"Kita takut lo kepanasan Chris." 

"Gue nggak papa." 

Perempuan itu segera menyelesaikan hukumannya. Ini bukan kali pertama, tapi sudah berkali-kali perempuan itu dihukum. Dan seperti biasa jika ada Chrissy itu tandanya lapangan akan ramai. Seperti saat ini laki-laki yang berlari di belakang Chrissy saling mendorong satu sama lain, hanya untuk menutup kepala Chrissy agar tidak terkena sinar matahari.

Padahal Chrissy yang memang menyukai olahraga, berlari dengan santai sambil bersiul. Dalam pikirannya dia ingin menyelesaikan hukuman ini dengan cepat, setelah itu pergi ke kantin dan makan. Memangnya berlari tidak membutuhkan tenaga? Apalagi Chrissy baru saja selesai sarapan dan langsung mengeluarkan kalori. 

Satu putaran.

Dua putaran.

Tiga putaran. 

Bahkan Chrissy tidak merasa lelah sama sekali. Dia sudah terbiasa dengan berlari macam ini, lima putaran sangat kecil untuknya. Sedangkan Chrissy biasanya sampai lima puluh putaran jika dia mau. Sayangnya dua hari ini Chrissy sedang malas, dan hanya olahraga di sekolah alias hukuman. 

Putaran kelima Chrissy pun menghentikan langkah nya. Pandangannya tertuju pada sebuah mobil hitam gelap yang terparkir di samping mobilnya, mobil yang tidak begitu asing untuk Chrissy. Mobil siapa? 

"Chrissy cepat masuk ke kelas kamu." Pak Bram langsung memberikan surat izin masuk pada Chrissy, dan meminta perempuan itu segera masuk ke kelas. 

Sayangnya saat meninggalkan lapangan, dan melihat tangga ke kantin. Chrissy pun lebih tertarik dengan tangga itu dibanding pintu otomatis yang terbuka jika ada orang. 

Dengan senyum yang mengembang pula Chrissy pun masuk ke kafetaria, dan duduk seorang diri di kantin sekolah. Semua terlihat sangat sepi, tidak ada orang sama sekali kecuali penjual kantin ini dan juga dirinya.

Chrissy bangkit dari duduknya sambil mengatur nafasnya. Menghampiri Bu Minah untuk membuatkan satu gelas milo dingin dan juga semangkuk nasi daging. 

Perutnya kembali lapar setelah berlari. Lagian Chrissy hanya sarapan roti selai dan juga susu. Dan ini sudah jadi delapan pagi, itu tandanya waktunya makan siang. 

"Bu Minah udah lonceng belom?" Tanya Chrissy saat Bu Minah datang membawa pesanan mereka. 

Bu Minah menghela nafasnya, "Ya ampun Non udah telat satu jam masa mau tanya lonceng bunyi apa nggak?" 

Chrissy tertawa kecil, "Maksud aku lonceng jam pertama Bu Minah." 

"Masih belum Non, lima belas menit lagi." 

Chrissy mengangguk membuat Bu Minah pergi. Perempuan itu langsung menikmati semangkuk nasi daging dengan lahap. Perutnya sangat lapar, dan perempuan itu tidak ingin mati kelaparan.

Lima menit lagi pelajaran jam pertama telah usai, dan digantikan jam kedua. Sedangkan pelajaran dari jam pertama dan kedua masih sama. Sama-sama matematika dengan Bapak Dawson, guru PKN yang terkenal tampan dan mengincar Chrissy sebagai perempuan yang dia suka. 

Setelah makan Chrissy pun memilih keliling sekolah. Dia tidak kembali tepat waktu saat jam pelajaran pertama, sayang sekali jika satu jam pelajaran berikutnya dia harus ikut. Lebih baik dia juga tidak ikut sama sekali. 

Dari lantai satu ke lantai paling atas, Chrissy tidak menemukan satu murid pun yang keluar kelas kecuali Edgar. Murid yang sudah dua tahun ini menyukai Chrissy, hanya saja perempuan itu sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap laki-laki itu. Dia terlalu nyaman dengan statusnya saat ini bersama dengan Edgar, bukan sebagai kekasih melainkan sebagai teman atau bahkan sahabat. 

"Bolos mulu kerjaan lo sana balik kelas. Gue temenin deh, gue anterin." Ucap Edgar menunjuk baju Chrissy.

Bersyukur kalau setiap kelas memiliki jendela yang tinggi, pintu yang selalu ditutup dengan celah sedikit untuk mengintip. Tapi nyatanya tidak ada satu guru pun yang tahu jika muridnya ada saja yang bolos di jam pelajaran seperti ini. 

"Nanggung Edgar, sejam lagi. Habis gini gue balik kelas " Chrissy menyandarkan kepalanya di bahu Edgar dengan mata yang terpejam. "Kalau nggak lima belas menit sebelum lonceng gue balik." Ujarnya  

"Kebiasaan sih. Abis ngapain sih lo?" 

"Semalem?" Perempuan itu membuka matanya laku menatap Edgar yang menganggukkan kepalanya tanpa dosa. "Kalau lo lupa, semalem lo video call gue sampai subuh." Ujarnya dengan nada kesal. 

Mendengar hal itu Edgar pun tertawa kecil, dia pun langsung mengusap kepala Chrissy dengan lembut. Menaruh kepalanya sendiri di atas kepala Chrissy. Posisi yang selalu saja membuat Edgar suka. 

Mereka tidak pernah memiliki hubungan apapun, tapi tingkah laku mereka sudah seperti orang yang memiliki status. Edgar yang memiliki sikap sabar, penyayang dan juga lembut. Terkadang Chrissy juga berpikir jika dia takut suatu saat nanti menyakiti Edgar, sedangkan dia sendiri tidak mampu membahas perasaan Edgar. 

Mata mereka berdua sama-sama terpejam, tapi tidak untuk tidur. Hanya terpejam untuk mengistirahatkan mata. Sampai akhirnya Chrissy berdehem dan membuat Edgar membuka matanya.

"Mami nyuruh lo ke rumah, katanya mau makan malam sama lo." Ucap Chrissy tiba-tiba.

"Kalau malam ini gue nggak bisa. Ada janji kencan sama Devia." 

Chrissy melirik tajam ke arah Edgar. Dia ingin bertindak egois dengan menahan Edgar, untuk tetap datang ke rumahnya nanti malam. Tapi jika mengingat ending mereka akhirnya Chrissy pun mengalah.

"Yaudah kapan lo ke rumah?" 

"Besok lah, gue free kalau besok." 

"Gue tunggu!!"

Edgar mengangguk dia pun menarik tengkuk leher Chrissy dah mengecup bibir mungil yang sudah tiga tahun ini dia rasakan. Bukan sebuah ciuman karena Edgar juga tidak bodoh untuk mencium Chrissy di sekolah. Hanya sebuah kecupan kecil, yang selalu mereka lakukan saat bertemu atau mungkin berpisah. 

Mereka memutuskan untuk pergi dari perpustakaan yang sepi ini dan kembali ke kelas masing-masing.

Pelajaran pertama tinggal dua puluh menit. Lima menit untuk berjalan ke arah lift dan masuk ke kelas. Ini waktu yang cukup sedangkan lima belas menitnya Chrissy bisa mengikuti pelajaran. 

Sesampainya di depan kelas, Chrissy langsung mengetuk pintu kelasnya saat Edgar sudah kembali masuk ke lift. Kelas Edgar ada di pantai empat. Sedangkan Chrissy di lantai tiga. 

"Masuk." Teriakan dari dalam membuat Chrissy langsung membuka pintu kelas ini dan masuk. 

Hal pertama yang dia lihat adalah semua murid yang langsung menatapnya, begitu juga dengan Bapak Dawson yang langsung tersenyum saat melihat Chrissy. 

"Maaf Pak saya terlambat. Ini surat izin masuk saya." Chrissy mereka berikan surat izin masuknya pada Bapak Dawson.

Bapak Dawson menerimanya dan tersenyum, dia pun melirik jam kapan terakhir Chrissy terlambat. "Kamu cuma terlambat sepuluh menit? Tapi kenapa hukumannya sampai jam pelajaran saya habis?" 

"Saya lagi periode bulanan Pak jadi tidur di UKS." Bohong Chrissy. 

Bapak Dawson pun menggeleng, dia pun langsung meminta Chrissy untuk duduk. Tapi saat membalik badannya tubuh Chrissy pun menegang sempurna, matanya tertuju pada satu laki-laki yang duduk paling belakang dengan tatapan terkejutnya pula. 

"Chevalier…"

"Issy…"

-To Be Continued- 



Jangan lupa untuk komen dan sarannya. Terima kasih  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status