Dengan rasa terpaksa Chrissy pun satu kelompok dengan Nevan. Padahal tadi dia sudah mati-matian pindah kelompok. Tapi yang ada Pak Krisna sama sekali tidak mengizinkan Chrissy untuk pindah kelompok. Dikarenakan Nevan anak baru dan masih butuh bimbingan. Itu bukan alasan sih sebenarnya, lagian kalau pun tidak ada Chrissy, Nevan masih bisa bergabung dengan kelompok yang lainnya. Yang lebih pintar dan wawasannya sangat luas. Sedangkan Chrissy saja kadang masih bolos sekolah dan kelas.
"Udah terima aja nggak masalah lah, satu kelompok sama mereka." Ucap Auristella menyakinkan Chrissy
"Masalahnya---"
"Mantan lo kan? Kalau lo nolak dan bersikap kayak gini. Dia makin besar kepala Chris, dia pasti menganggap kalau lo masih suka sama dia. Mending terima aja, jangan tunjukin muka nggak suka lo sama dia. Santai aja lah pokoknya." Sahut Belinda.
Chrissy menghela nafasnya berat dia pun memilih mengalah. Mungkin benar apa yang dikatakan Belinda, jika dia menunjukan rasa bencinya, Nevan pasti berpikir jika Chrissy masih menyukainya.
Walaupun rasa itu masih ada, nyatanya rasa sakit yang ditancapkan Nevan lebih besar dibanding rasa sayangnya pada laki-laki itu. Lebih baik dia bersikap formal, dan menganggap jika dulu mereka bukanlah sepasang kekasih.
"Chris mau ngerjain kelompok di apartemen gue nggak? Nanti pulang sekolah, biar cepet selesai." Teriak Bobby dan membuat Chrissy mengangguk.
"Terserah lo, asal apartemen lo nggak kosong."
"Haa apartemen gue mah isinya banyak. Apanya yang kosong. Tiap hari gue tidurin kali."
"Nggak hamil itu kasur lo? Maksud gue cemilan Bobby."
"Kalau itu mah beres, gue siapin deh buat lo"
"Iya, tapi nanti gue balik dulu. Nyokap pasti nyariin sekalian ganti baju."
Bobby mengacungkan jempolnya ke arah Chrissy. Perempuan itu hanya mengangguk dan kembali menatap Auristella dan juga Belinda. Bisa-bisanya dia satu kelompok dengan Nevan.
Tidak mau memikirkan hal yang tidak-tidak, Chrissy pun segera pergi dari kelas ini. Dulunya kelas ini sangat nyaman saat laki-laki itu belum datang. Tapi nyatanya kelas ini mendadak panas saat dia kembali datang.
Chrissy memilih kantin sebagai tempat dia menenangkan diri. Chrissy tak habis pikir tentang hal ini, bagaimana bisa laki-laki itu datang ke sekolahmu sebagai murid baru. Rasanya Chrissy seakan diajak flashback oleh keadaan. Dimana Chrissy mengingat semua rasa sakit yang dia rasakan dua tahun yang lalu.
Tidak begitu berat, tapi mampu membuat Chrissy sakit hati. Sampai akhirnya perempuan itu merasakan sebuah pelukan dari arah belakang. Chrissy memilih diam karena tanpa menoleh pun Chrissy tahu jika itu Edgar, apalagi bau parfumnya yang sangat ketara.
"Bolos kelas akhir, eh." Kekehnya dan melepas pelukan itu.
"Lo juga bolos jam akhir."
"Kalau gue kan nggak suka pelajarannya. Kalau lo?"
Chrissy diam sejenak belum dia bercerita pada Edgar apa yang terjadi. Mantan dua tahunnya dulu kembali sebagai murid baru di kelas Chrissy. Dan lebih menjengkelkan lagi Chrissy harus satu kelompok dengan dia, laki-laki yang tak diharapkan sama sekali.
Ada rasa cemburu saat Chrissy berbicara seperti itu. Tapi tetap saja saat Edgar ngeyel untuk mendapatkan rasa cinta Chrissy, Edgar hanya akan mendapat rasa luka yang diberikan oleh Chrissy selama ini.
"Mau gue temenin? Biar dia nggak ganggu lo." Ucap Edgar menawarkan diri. Lebih tepatnya ingin tahu bagaimana wajah mantan Chrissy, yang sudah berani menyakiti wanita itu.
Chrissy menggeleng, dia bersama dengan Auristella dan mungkin berangkat juga bakalan sama dia. Mendadak aja Chrissy malas harus membawa mobilnya pergi ke apartemen Bobby.
"Kalah butuh apa-apa telpon gue cepet, gue bakal jemput lo."
Chrissy mengangguk, dia pun langsung meninggalkan rooftop ini saat jam pelajaran kurang dari lima belas menit. Dia ingin mengambil tas nya dah pulang, mengganti baju dan meminta Auristella untuk menjemputnya nanti.
"Rumah lo nggak pindahkan?" Pertanyaan konyol itu membuat Chrissy mendengus. Siapa lagi kalau bukan Bobby yang melontarkan pertanyaan nggak bermutu sama sekali.
"Lo pikir gue siput apa, tiap pergi rumah gue bawa." Ketus Chrissy dan membuat Bobby tertawa kecil.
"Jangan jahat-jahat Chris, gue takut kalau lo jahat."
Chrissy tidak menjawab. Dia pun segera pergi meninggalkan sekolah dan pergi ke rumah. Mengganti bajunya dengan celana panjang sobek bagian lutut kaos putih dan juga jaket jeans.
Setelah dirasa sudah, Chrissy pun langsung masuk ke mobil Auristella. Berhubung perempuan tadi juga ikut Chrissy pulang ke rumahnya dan meminjam baju milik Chrissy.
"Kita langsung ke apartemennya Bobby apa mampir dulu?" Tanya Auristella melirik Chrissy yang diam saja.
"Langsung aja deh, mampirnya nanti aja pas kita udah pulang dari sana."
Perempuan itu mengangguk dan langsung menjalankan mobilnya ke arah apartemen mewah di Ibukota. Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun sampai di apartemen Bobby.
Saat melewati lobby apartemen, Chrissy malah melihat Nevan yang baru saja datang dan satu lift dengan Chrissy. Perempuan itu memilih berdiri di pojok lift sebelum kanan, sedangkan Auristella berdiri di samping Nevan dan bertanya kamar.
Ting…
Suara lift membuat Chrissy mendongak. Dia pun menatap angka tiga puluh lima, dimana letak apartemen Bobby.
Chrissy pun keluar lift saat Nevan sudah keluar lebih dulu. Lalu mengetuk pintu kamar Bobby yang memang tidak begitu jauh dari lift. .
Pintu dibuka dengan lebar, masuklah Nevan, Auristella dan juga Chrissy bergantian. Duduk berjejer rapi di depan televisi, dan menatap Marvin yang sibuk bermain games.
"Cemilan lo mana? Gue nggak bisa konsen kalau nggak ada cemilan." Ucap Chrissy mengingatkan.
Bobby tertawa dia pun mengambil empat kantong plastik dan dia taruh di atas meja. Mengambil laptop dan juga membagi tugas untuk mereka semua.
"Disitu udah gue catet bagian mana yang harus kalian kerjakan. Jangan sampai cuma numpang nama doang, tapi nggak mau kerja." Ucap Bobby dan membuat semua orang mengangguk.
Saat tanya Chrissy ingin mengambil buku sejarah, disaat itulah tangan Chrissy dan juga Nevan saling bersentuhan. Mata mereka memang sempat berpadu beberapa detik, sebelum Chrissy memalingkan wajahnya ke arah samping. Tanda jika dia tidak ingin melihat Nevan sama sekali.
"Awas nanti jatuh cinta." Kekeh Marvin dan mengambil cemilan yang ada.
"Bawel lo, kerjain tugas lo. Jangan cuma makan aja." Ketus Nevan.
Dan disini Chrissy tahu, jika sifat Nevan sama sekali tidak peduli. Cuek, dingin tapi perhatian di dalamnya.
"Bener tuh kata Nevan, biar cepet selesai." Sahut Auristella.
"Tapi ngomong-ngomong nggak ada makanan, mending kita cari makan aja dulu gimana? Auristella lo ikut gue beli makan. Terus Marvin lo beli minum ya, kita bagi tugas. Buat lo berdua---" Bobby menunjuk Chrissy dan juga Nevan yang hanya diam saja tanpa ada respon saat sekali dari mereka. "Jagain apartemen gue, jangan sampai lo melakukan dosa indah disini." Ujarnya dengan tajam.
Nevan maupun Chrissy hanya mendengus, bahkan disini Chrissy tidak ada niatan untuk melakukan hal itu bersama dengan Nevan.
"Ya… Kalau nggak lupa." Ucap Nevan cuek dan merebahkan dirimu di sofa.
"Gue serius Van. Gue tau ya lo kayak apa."
Bukannya menjawab Nevan langsung mengusir semua orang untuk segera pergi. Dia ingin tidur untuk beberapa menit kedepan. Tapi saat semua orang pergi, dan tinggallah Chrissy dan juga Nevan seorang diri.
Nevan kembali bangkit dan menatap punggung Chrissy yang lebih sibuk bermain ponsel. Sejujurnya dia ingin membahas hal dua tahun yang lalu. Tapi yang ada Nevan malah berpikir jika perempuan itu tidak mungkin mau membahas hal yang lalu. Karena dia lebih baik hari ini dibanding dulu saat bersamanya.
"Chrissy…." Dengan berani Nevan pun memanggil nama Chrissy, entah bagaimana reaksi dia saat ini, yang jelas Nevan harus menjelaskan apapun yang terjadi dulu. "Gue mau bahas sesuatu sama lo. Ini masalah kita dulu." Ujarnya dan langsung menatap tatapan tajam dari Chrissy.
-To Be Continued-
"Buat apa dibahas? Lagian itu udah lama kan ya, nggak perlu dibahas juga. Gue juga udah lupa." Ketus Chrissy.Bohong kalau Chrissy lupa, dia masih ingat betul saat Nevan bersama dengan perempuan lain saat anniversary mereka yang satu tahun. Dia tidak lupa sedikitpun tentang apa yang Nevan ucap waktu itu. Chrissy juga tidak akan lupa, saat Nevan lebih memilih perempuan lain dibanding Chrissy."Nggak gitu Issy, gue tau lo masih marah sama sikap gue. Dan gue berhak jelaskan hal itu ke elo.""Jangan panggil gue Issy." Ucap Chrissy tajam sambil menunjuk Nevan. "Kita sudah berakhir dua tahun yang lalu Nevan. Jadi nggak ada yang perlu kita bahas, karena itu sudah lama dan gue juga sudah lupa." Ujarnya.Nevan memilih diam sambil menatap Chrissy penuh harap. Dia masih berharap jika Chrissy masih mau mendengar ucapannya. Namun, sayangnya perempuan itu tidak ada niat untuk membahas masa lalu mereka yang belum
Keesokan harinya seperti biasa Chrissy terlambat untuk kesekian kalinya. Dia pun langsung menusuk daun kering dengan sapu lidi. Hukuman aneh ini terlahir dari Bapak Saipul Jamil yang super duper ngeselin, dengan tinggi badan yang hanya 165 sentimeter itu dan bermimpi menjadi pelatih basket. Jujur saja Chrissy terkadang ingin melempar guru itu ke planet mars agar tidak kembali, dan membuat impiannya yang memiliki tubuh tinggi semampai seperti tiang bendera.Merasa lelah Chrissy pun duduk dibawah pohon sambil mengusap dahinya. Dia pun menatap banyak laki-laki yang dihukum termasuk Nevan. Murid baru itu terlambat untuk pertama kalinya, tapi bagi Chrissy ini sudah gambaran terbiasa dari seorang Nevan.Dia jadi ingat saat pertama kalinya mereka terlambat dan dihukum untuk berjemur, dan juga mengangkat satu kaki ditambah juga untuk menjewer telinganya. Ada gunanya juga dia kemarin mempelajari sejarah. Tidak untuk dilupakan, tapi cukup dikenang dan d
“Sekarang lo jelasin apa maksud ucapan lo?”Nevan terus memaksa Bobby untuk bicara. Tapi sayangnya Bobby memilih diam tanpa mau mengucapkan sepatah katapun. Matanya juga terus menatap Chrissy yang tampak diam saja bersama dengan temannya.Perempuan itu tadi menundukkan kepalanya, lebih tepatnya menyembunyikan wajahnya di lekukan lengannya, Sampai akhirnya dia mengangkat kepalanya untuk menoleh ke arah belakang. Lebih tepatnya untuk menatap Nevan yang sejak tadi memperhatikannya.“Bob lo jangan bikin gue penasaran ya. Buruan ngomong, apa yang lo tahu semua tentang Chrissy selama gue pergi.”Lagi, Bobby hanya menatap Nevan datar. Dia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Banyak yang berubah dari diri Chrissy setelah lo pergi. Apalagi saat tau lo selingkuh sama Lolita.”“Jelasin Bob.”Bobby mengangguk dia pun langsung menceritakan apa yang selama ini terjadi pada Ch
Duduk termenung dan memikirkan ucapan Nevan, itu adalah kegiatan Chrissy sejak satu jam yang lalu. Dia itu bisa berpikir dua kali tidak sih, dan dengan gampangnya dia meminta Chrissy kembali padanya? Apa dia lupa dengan apa yang dia lakukan pada Chrissy?"Harusnya dia nggak ada disini. Kenapa juga dia harus kembali." Gunanya ChrissySetelah bertemu dengan Nevan, Chrissy memang memilih pergi. Dia tidak kembali ke kafetaria atau mungkin ke kelas. Chrissy lebih memilih pulang daripada harus seharian bertemu dengan Nevan.Melihat sebuah mobil masuk ke halaman rumah, Chrissy pun memilih turun dari kamarnya. Kedua orang tuanya baru saja pulang dari luar kota. Maklum saja kedua orang tua Chrissy terlalu gila dengan pekerjaan. Sehingga lupa jika memiliki anak yang butuh kasih sayang mereka."Mom, Dad, Chrissy mau bilang sesuatu." Ucap Chrissy saat melihat kedua orang tuanya masuk ke rumah, dan duduk di rua
"Gila apa, ya nggak mungkin lah gue balikan sama dia." Chrissy menatap Clara tajam, bisa-bisanya perempuan itu mengira jika Chrissy akan kembali pada Nevan. Walaupun dalam hati dia masih menginginkan laki-laki itu.Banyak kenangan yang mereka lalui bersama. Sampai akhirnya Chrissy memilih pergi dari hidup Nevan. Kalau dihitung memanglah benar, Chrissy yang pergi bukan Nevan. Dan bodohnya Chrissy dia tidak mengakhiri hubungan mereka lebih dulu. Jadi intinya mereka itu masih dalam status pacaran tapi salah satu diantara mereka menganggap jika semua ini telah berakhir.Dulu, Chrissy masih berharap jika Nevan akan kembali dan meminta Chrissy untuk kembali. Dan Nevan memilih meninggalkan Lotita dan kembali pada Chrissy. Tapi yang ada Chrissy malah menelan pil pahit, jika Nevan lebih memilih perempuan lain dibanding Chrissy.“Pokoknya jangan mau kembali sama dia, aku nggak suka Nona Chrissy. Aku nggak mau Non Chrissy nangis la
Mau sampai kapan Nevan akan terus seperti ini? dia bahkan tidak bisa mendekati Chrissy lagi seperti dulu. Kalau diingat perjalanan cinta mereka tidak begitu berat. Nevan yang suka dan langsung mendekati Chrissy, dan ternyata perempuan itu memiliki rasa yang sama. Dan akhirnya mereka berdua pun sepakat merubah hubungan mereka menjadi sepasang kekasih.Awalnya tidak ada orang ketiga saat itu. sebelum Nevan pindah sekolah dan menjalin hubungan dengan Lolita. Waktu itu Lolita juga tahu kalau Nevan sudah memiliki kekasih, tapi yang namanya rasa tidak bisa ditutupi dan akhirnya mereka pun menjalin hubungan di belakang Chrissy.“Nevan kamu lagi ada masalah? Kok cemberut gitu?” tanya kakek dan duduk di samping Nevan.Laki-laki itu hanya menggeleng sebagai jawaban, tapi sorot matanya tidak bisa berbohong jika cucunya ini sedang memikirkan sesuatu.“Masih nggak mau ngaku eh. Padahal kakek kenal betul siapa kamu.”
Satu jam sudah Chrissy terus saja menatap bunga daisy dan juga coklat pemberian Nevan. Perempuan itu juga sengaja mengintip Nevan dari jendela kamarnya, yang ternyata laki-laki itu masih ada di depan rumahnya. Chrissy juga tahu jika sejak tadi laki-laki itu menatap kamarnya, yang masih menyala lampunya. Dengan terpaksa Chrissy pun mematikan lampu kamarnya dan menyalakan sebatang rokok. Dia berharap dengan hembusan asap rokok yang dia hisap dan mainkan, mampu membuat beban hidupnya sedikit terangkat.Tapi sayangnya walaupun dia habis satu kotak rokok pun, tak ada satu beban pikiran yang terangkat dari dirinya. Yang ada Chrissy malah semakin pusing dan yakin jika hidupnya akan semakin rumit. Perempuan itu kembali membuka gorden kamarnya dan ternyata Nevan masih berada di depan kamarnya. Laki-laki itu tidak ingin pergi dari depan rumahnya, padahal cuaca semakin dingin jika malam hari, dan ini pun juga hampir tengah malam.Tidak mau membuang waktu
Hal pertama yang dilakukan Nevan adalah berdiam diri melihat Chrissy yang dengah dihukum oleh Pak Roy. Perempuan itu kembali terlambat untuk kesekian kalinya, dan bahkan Nevan bisa prediksi kalau perempuan itu tidak memiliki rasa lelah sama sekali dalam hidupnya.Hidup terus berjalan, dan membuat perempuan itu berdiri dengan satu kaki, tanpa genggaman tangan ataupun sandaran.Semalam pertanyaan Chrissy memang membuat Nevan membisu. Dia juga tidak tahu harus menjawab apa, dan dia juga tidak tahu kenapa dia kembali kecuali permintaan Kakeknya. Tidak mungkin Nevan memberitahu hal penting dalam hidupnya. Walaupun Nevan bersyukur karena kakeknya dia bisa bertemu dengan Chrissy. Dan memanfaatkan keadaan ini untuk meminta maaf pada wanita itu, dan membuatnya mengerti jika selama ini Nevan juga tidak bisa hidup tenang tanpa Chrissy.Saat Nevan ingin mendekatinya, disaat itulah Chrissy malah menghampiri Edgar yang berdiri t