“Sekarang lo jelasin apa maksud ucapan lo?”
Nevan terus memaksa Bobby untuk bicara. Tapi sayangnya Bobby memilih diam tanpa mau mengucapkan sepatah katapun. Matanya juga terus menatap Chrissy yang tampak diam saja bersama dengan temannya.
Perempuan itu tadi menundukkan kepalanya, lebih tepatnya menyembunyikan wajahnya di lekukan lengannya, Sampai akhirnya dia mengangkat kepalanya untuk menoleh ke arah belakang. Lebih tepatnya untuk menatap Nevan yang sejak tadi memperhatikannya.
“Bob lo jangan bikin gue penasaran ya. Buruan ngomong, apa yang lo tahu semua tentang Chrissy selama gue pergi.”
Lagi, Bobby hanya menatap Nevan datar. Dia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Banyak yang berubah dari diri Chrissy setelah lo pergi. Apalagi saat tau lo selingkuh sama Lolita.”
“Jelasin Bob.”
Bobby mengangguk dia pun langsung menceritakan apa yang selama ini terjadi pada Chrissy. Dulu perempuan itu terkenal ceria dan banyak bicara. Bahkan dia memiliki sopan santun dan juga lebih menghargai orang lain dibanding dirinya. Tapi saat Nevan mengkhianatinya semuanya berubah. Bahkan Bobby juga tidak mengenal siapa Chrissy saat ini. Perempuan yang egois, perempuan yang acuh pada sekitar, perempuan yang sama sekali tidak bisa menghargai siapapun termasuk dirinya sendiri. Dulu Bobby pernah melihat Chrissy mabuk, merokok dan menelan pil terlarang. Itu semua hanya demi melupakan sakit hatinya pada Nevan. Namun, sayangnya semua sia-sia dan Chrissy memilih hidup dengan dunianya sendiri.
Keegoisan, keserakahan dan juga keinginan yang tinggi harus dia dapatkan. Apapun yang dia inginkan selalu dapat, termasuk Edgar.
“Dia itu termasuk cowok yang betah dekat dengan Chrissy dua tahun ini. Dia suka sama Chrissy tapi Chrissy nggak pernah bales perasaan dia, cuma ya gitu lo tau kan Chrissy sekarang jadi batu. Dingin, kasar dan tidak bisa ngehargain orang sama sekali.”
Nevan mengusap wajahnya kasar dia pun menatap lurus ke arah Chrissy yang diam saja sambil tersenyum. Dan saat ini Nevan bisa melihat jika Edgar duduk di samping perempuan itu.
“Lo lihat, semenjak Chrissy dekat sama Edgar dia banyak berubah. Dia nggak mabuk kok. Cuma ucapannya pedes kaya cabe.” Bobby menunjuk Chrissy yang bermanja pada Edgar. Padahal seingat Bobby, Edgar itu sudah memiliki kekasih. Hanya saja dia lebih fokus dan prioritas Chrissy dibanding kekasihnya. “Terus sekarang lo datang. Gue tau lo kembali mungkin buat cari dia dan jelasin semuanya. Mending nggak usah Van, dia nggak mungkin mau ngomong sama lo. Luka yang lo berikan masih bahas buat dia. Ambil waktu yang tepat buat ngomong sama dia. Tapi nggak sekarang. Paham lo maksud gue?”
Nevan mengangguk dia paham betul apa yang dikatakan Bobby. Tapi Nevan juga tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berbicara dengan Chrissy. Nevan tahu perempuan itu salah paham, tapi saat itu Nevan juga salah karena tergoda dengan perempuan lain. Dan dia ingin meminta maaf pada Chrissy atas sikapnya dulu. Dan memperbaiki hubungan mereka jika bisa. Tapi sikap yang Chrissy tunjukkan seakan melihatkan, kalau Chrissy tidak butuh penjelasan apapun dari Nevan.
“Perjuangan dia buat lupain lo berat, harus melalui jalan haram dulu. Jadi mending lo jangan deket dia dulu deh.” ucap Bobby.
“Mau sampai kapan? Gue pengen jelasin semuanya ke dia. Tapi tiap gue deketin dia keburu pergi dan nggak mau bahas apapun sama gue.”
“Itu lo tau, tandanya dia nggak mau lo bahas masa lalu dia. Karena kalau sampai dia ingat, dia pasti langsung ingat apa yang dia dulu lakukan buat lupain lo.”
“Gue harus bicara sama dia Bob.”
Bobby ingin menahan Nevan untuk tidak mendekati Chrissy, mengingat disana ada Edgar yang siap kapan saja menghajar Nevan. Tapi nyatanya laki-laki itu tidak mau tahu dan berdiri di samping Chrissy.
Nevan meminta Chrissy untuk ikut dengannya, dia ingin membahas sesuatu pada Chrissy. Tapi yang ada Edgar yang duduk di samping Chrissy pun menolak keras, dan meminta Nevan untuk tidak mendekati Chrissy. Lagian Chrissy juga belum tentu mau bicara empat mata dengn Nevan.
“Kalau lo nolak, gue bakalan ikutin kemana pun lo pergi.” ancam Nevan.
Chrissy menghela nafasnya berat, dia pun memilih pergi dan membuat Nevan benar-benar mengikutinya. Chrissy memilih pergi ke rooftop. Hal pertama yang dia lakukan adalah berdiri di pinggiran rooftop dan menatap ke bawah. Kepalanya langsung berdenyut pusing, kakinya melangkah ke depan. Jika dia nekat maka Chrissy akan jatuh ke bawah.
Tapi dengan cepat Nevan pun menarik pinggang Chrissy dan membuat perempuan itu jauh dari pinggiran rooftop.
“Lo gila ya!! Mau mati lo!!” bentak Nevan.
Ucapan itu masih sama saat Chrissy ingin minum salah satu obat dan juga minuman soda. Tapi digagalkan oleh Nevan, karena katanya bisa bahaya. Tidak mati, hanya saja masuk rumah sakit karena pencernaan.
Chrissy tersenyum pedih, “Apa peduli lo kalau gue mati?”
“Issy nggak gitu maksudnya, gue--”
“Lo mau ngomong apa? Gue nggak punya banyak waktu buat lo.”
Nevan diam sejenak menatap Chrissy dalam, dan sekarang lidahnya mendadak kelu untuk mengucap satu kata untuk Chrissy. Padahal dia sudah menyusun kalimat yang pas buat dia.
Karena tidak ada jawaban dari Nevan. Chrissy pun mengangkat jarinya ke udara. Dia mulai menghitung tanpa adanya suara. Sampai akhirnya Nevan menarik tangan itu dan mulai menggenggamnya.
“Gue mau minta maaf sama lo. Tapi gue juga pengen kembali sama lo.”
Ucapan santai dan tanpa dosa itu pun membuat Chrissy tertawa kecil. Dia pun menarik tangannya dan melepas genggaman tangan Nevan.
“Apa tujuan lo pengen balik sama gue? Bukannya lo udah milih perempuan lain dibanding gue? Lo juga udah milih takdir lo buat jauh dari gue. Dan sekarang lo pengen balik sama gue? Dan lo tau kan jawaban gue apa?”
“Gue tau gue salah. Lo harus tau satu hal Issy. Walaupun gue sama perempuan lainnya, tapi gue sayang sama lo.”
Bulshit!! Chrissy hanya mampu tersenyum, saat ini saat mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun, dia baru saja mengucap rasa sayang pada Chrissy. Padahal dulu saat masih pacaran saja Nevan tidak pernah mengatakan hal itu. Kecuali saat pertama kali Nevan mengungkapkan perasaanya. Setelah itu kata sayang atau bahkan cinta tidak pernah terucap dari bibir Nevan sekalipun. Dulu Chrissy memang cukup ragu, tapi karena dia juga sangat mencintai laki-laki itu dia pun mengangguk dan setuju untuk menjalin hubungan dengan Nevan. Dan saat ini---
“Sorry tapi gue udah nyaman dengan dunia gue tanpa lo. Jadi gue nggak mau balik sama lo.”
Chrissy memilih pergi dia pun meninggalkan Nevan seorang diri. Bukan tanpa sebab dia menolak Nevan. Kalau masalah hati tentu hati kecilnya masih menginginkan laki-laki itu. Tapi Chrissy tahu betapa berat hidupnya selama dua tahun setelah Nevan pergi. Dan sekarang seenak jidatnya dia datang dan ingin kembali pada Chrissy. Apa dia tidak sadar dengan ucapannya barusan yang menambah luka di hati Chrissy?
Setiap langkah menuruni tangga Chrissy menghitung dalam hati. Berharap ucapan itu hanyalah semua bingkisan indah di awal, dan meyedihkan di dalamnya. Apa yang diharapkan? Tidak ada semua sudah berakhir termasuk hidup Chrissy yang dulu.
Gue berjuang dua tahun buat lupa sama lo. Menjalani hidup yang dulunya nggak gue kenal karena lo. Apa dunia sebercanda ini? Sehingga saat gue hampir sukses lupain lo, dan Tuhan mengirim lo kembali ke gue. Tuhan… tolong ambil dia kembali, aku tidak butuh laki-laki yang sudah menyakitiku dan kembali padaku lagi.
-To Be Continued-
Duduk termenung dan memikirkan ucapan Nevan, itu adalah kegiatan Chrissy sejak satu jam yang lalu. Dia itu bisa berpikir dua kali tidak sih, dan dengan gampangnya dia meminta Chrissy kembali padanya? Apa dia lupa dengan apa yang dia lakukan pada Chrissy?"Harusnya dia nggak ada disini. Kenapa juga dia harus kembali." Gunanya ChrissySetelah bertemu dengan Nevan, Chrissy memang memilih pergi. Dia tidak kembali ke kafetaria atau mungkin ke kelas. Chrissy lebih memilih pulang daripada harus seharian bertemu dengan Nevan.Melihat sebuah mobil masuk ke halaman rumah, Chrissy pun memilih turun dari kamarnya. Kedua orang tuanya baru saja pulang dari luar kota. Maklum saja kedua orang tua Chrissy terlalu gila dengan pekerjaan. Sehingga lupa jika memiliki anak yang butuh kasih sayang mereka."Mom, Dad, Chrissy mau bilang sesuatu." Ucap Chrissy saat melihat kedua orang tuanya masuk ke rumah, dan duduk di rua
"Gila apa, ya nggak mungkin lah gue balikan sama dia." Chrissy menatap Clara tajam, bisa-bisanya perempuan itu mengira jika Chrissy akan kembali pada Nevan. Walaupun dalam hati dia masih menginginkan laki-laki itu.Banyak kenangan yang mereka lalui bersama. Sampai akhirnya Chrissy memilih pergi dari hidup Nevan. Kalau dihitung memanglah benar, Chrissy yang pergi bukan Nevan. Dan bodohnya Chrissy dia tidak mengakhiri hubungan mereka lebih dulu. Jadi intinya mereka itu masih dalam status pacaran tapi salah satu diantara mereka menganggap jika semua ini telah berakhir.Dulu, Chrissy masih berharap jika Nevan akan kembali dan meminta Chrissy untuk kembali. Dan Nevan memilih meninggalkan Lotita dan kembali pada Chrissy. Tapi yang ada Chrissy malah menelan pil pahit, jika Nevan lebih memilih perempuan lain dibanding Chrissy.“Pokoknya jangan mau kembali sama dia, aku nggak suka Nona Chrissy. Aku nggak mau Non Chrissy nangis la
Mau sampai kapan Nevan akan terus seperti ini? dia bahkan tidak bisa mendekati Chrissy lagi seperti dulu. Kalau diingat perjalanan cinta mereka tidak begitu berat. Nevan yang suka dan langsung mendekati Chrissy, dan ternyata perempuan itu memiliki rasa yang sama. Dan akhirnya mereka berdua pun sepakat merubah hubungan mereka menjadi sepasang kekasih.Awalnya tidak ada orang ketiga saat itu. sebelum Nevan pindah sekolah dan menjalin hubungan dengan Lolita. Waktu itu Lolita juga tahu kalau Nevan sudah memiliki kekasih, tapi yang namanya rasa tidak bisa ditutupi dan akhirnya mereka pun menjalin hubungan di belakang Chrissy.“Nevan kamu lagi ada masalah? Kok cemberut gitu?” tanya kakek dan duduk di samping Nevan.Laki-laki itu hanya menggeleng sebagai jawaban, tapi sorot matanya tidak bisa berbohong jika cucunya ini sedang memikirkan sesuatu.“Masih nggak mau ngaku eh. Padahal kakek kenal betul siapa kamu.”
Satu jam sudah Chrissy terus saja menatap bunga daisy dan juga coklat pemberian Nevan. Perempuan itu juga sengaja mengintip Nevan dari jendela kamarnya, yang ternyata laki-laki itu masih ada di depan rumahnya. Chrissy juga tahu jika sejak tadi laki-laki itu menatap kamarnya, yang masih menyala lampunya. Dengan terpaksa Chrissy pun mematikan lampu kamarnya dan menyalakan sebatang rokok. Dia berharap dengan hembusan asap rokok yang dia hisap dan mainkan, mampu membuat beban hidupnya sedikit terangkat.Tapi sayangnya walaupun dia habis satu kotak rokok pun, tak ada satu beban pikiran yang terangkat dari dirinya. Yang ada Chrissy malah semakin pusing dan yakin jika hidupnya akan semakin rumit. Perempuan itu kembali membuka gorden kamarnya dan ternyata Nevan masih berada di depan kamarnya. Laki-laki itu tidak ingin pergi dari depan rumahnya, padahal cuaca semakin dingin jika malam hari, dan ini pun juga hampir tengah malam.Tidak mau membuang waktu
Hal pertama yang dilakukan Nevan adalah berdiam diri melihat Chrissy yang dengah dihukum oleh Pak Roy. Perempuan itu kembali terlambat untuk kesekian kalinya, dan bahkan Nevan bisa prediksi kalau perempuan itu tidak memiliki rasa lelah sama sekali dalam hidupnya.Hidup terus berjalan, dan membuat perempuan itu berdiri dengan satu kaki, tanpa genggaman tangan ataupun sandaran.Semalam pertanyaan Chrissy memang membuat Nevan membisu. Dia juga tidak tahu harus menjawab apa, dan dia juga tidak tahu kenapa dia kembali kecuali permintaan Kakeknya. Tidak mungkin Nevan memberitahu hal penting dalam hidupnya. Walaupun Nevan bersyukur karena kakeknya dia bisa bertemu dengan Chrissy. Dan memanfaatkan keadaan ini untuk meminta maaf pada wanita itu, dan membuatnya mengerti jika selama ini Nevan juga tidak bisa hidup tenang tanpa Chrissy.Saat Nevan ingin mendekatinya, disaat itulah Chrissy malah menghampiri Edgar yang berdiri t
Berapa lama lagi Chrissy harus berdiam diri di rooftop. Setelah insiden ciuman tadi Chrissy dan Nevan menjadi patung, mereka memilih diam dan hanya ada helaan nafas yang keluar dari bibir mereka berdua.Chrissy masih memikirkan ucapan Nevan yang beberapa menit lalu. Ucapan yang entah kenapa membuat Chrissy berpikir dua kali. Mana mungkin Chrissy kembali seperti dulu lagi, tidak!! Dia tidak ingin kembali seperti dulu, dimana rasa sakit hatinya dan juga hidupnya tidak akan ada ujungnya.Perempuan itu mendongak menatap Nevan yang berdiri dari duduknya. Laki-laki itu mengacak rambutnya dan dengan lancang mengecup keningnya."Gue yakin lo bisa." Ucap Nevan dan pergi.Apanya yang bisa? Bahkan membayangkan saja Chrissy tidak mau. Melihat Nevan telah pergi dari rooftop, Chrissy kembali menghela nafasnya kasar. Dia pun mengusap jasa bibir dan juga keningnya, disana ada bekas ciuman atau bahkan kecupan
Nevan merubah duduknya yang dari awal duduk di depan Chrissy memilih duduk di samping perempuan itu. Matanya terus menatap Chrissy yang tampak diam dan acuh padanya. Padahal kali ini Nevan ingin meminta Chrissy untuk kembali kepadanya.“Lo mau ngomong apa sih? Gue mau pulang soalnya.” ucap Chrissy ketus.Nevan tersenyum sambil mengacak rambut Chrissy. Tentu saja hal itu langsung ditepis oleh Chrissy. Karena sejak mereka putus, Chrissy paling tidak suka di usap kepala kecuali Edgar. “Apaan sih lo, lancang banget!!”“Galak banget sih Issy, awas jatuh cinta lo.” goda Nevan sambil tertawa kecil.“Amit-amit gue jatuh cinta sama lo. Ogah, kayak nggak ada laki-laki lain aja selain lo.”Dengan dramanya Nevan memegang dada kirinya, seakan dia itu tengah sakit hati dengan ucapan Chrissy. “Dada gue sakit pas lo bilang gitu. Kayak habis di gores dengan belati.” ucapnya mendramatisir.
"Gue benci keadaan dimana gue nggak bisa berbuat apa-apa karena lo." gumam Chrissy pelan.Perempuan itu menutup pintu apartemennya perlahan. Lalu meninggalkan apartemen ini dengan cepat. Dia tidak ingin lama-lama di apartemen ini bersama dengan orang yang sama sekali tidak dia suka.Bukan tidak suka, dia suka. Hanya saja rasa sakitnya masih membekas. Sehingga membuat perempuan itu tidak bisa melupakannya dengan cepat.Menaiki taksi dan kembali ke sekolah adalah tujuan Chrissy awalnya. Tapi melihat cafe di pinggiran jalan, Chrissy pun memutuskan untuk tuk meneguk kopi. Lagian hari semakin panas dan matahari bersinar begitu terik.Duduk di meja dengan memainkan ponselnya, perempuan itu memilih