Share

Pesona Shassy

          Keen pun mengganti pandangannya dan menatap ke depan, berkonsentrasi pada jalanan yang ia lalui.

"Pak," panggil Shassy.

"Sudah kamu diam saja," tukas Keen.

Shassy menghela napas dalam saat mendengar kalimat Keen.

'Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran laki-laki ini, kenapa sulit sekali ditebak,' batin Shassy sambil ikut menatap ke depan.

                 Suasana malam itu begitu hangat, Shassy pun sesekali melirik Keen yang sedang berkonsentrasi mengemudi. Beberapa kali Shassy menghela napas memancing percakapan tapi tetap saja tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka.

"Haiss, laki-laki tampan dengan hidung mancung, kulit bersih, tinggi," batin Shassy  lalu ia mengalihkan pandangannya semakin ke bawah menatap leher dan pundak Keen.

"Aku yakin badannya juga mirip yang ada di majalah. Ah, tidak heran para wanita itu tergila-gila pada Pak Keen. Tapi Tuhan Maha Adil, laki-laki setampan ini karakternya buruk sekali. Kasian sekali wanita yang akan jadi istrinya kelak, hehehe."

Pikiran Shassy pun mulai melayang, banyak gambaran-gambaran lucu nan aneh dalam khayalannya.

Bagai drama, Shassy membayangkan bagaimana Keen akan begitu menyiksa istrinya, dan karena tidak tahan istrinya pun meninggalkan Keen dan memberikan lima anak untuk di asuh Keen sendirian, hingga membuat Keen frustasi dan menangis di pojokan.

Gambaran-gambaran yang menyedihkan tentang Keen itu membuat suasana hati Shassy begitu senang dan akhirnya membuat ia tersenyum-senyum sendiri.

Keen pun sempat terganggu dengan tingkah dan ekspresi Shassy yang tidak jelas, ia lalu menegur Shassy. "Hei, apa otak kamu bermasalah," tukas Keen tanpa menoleh pada Shassy.

Suara Keen membuat lamunan Shassy yang indah menjadi buyar begitu saja dan Shassy pun langsung merubah sikapnya.

"Bermasalah apanya, aku hanya sedang—" Shassy langsung menghentikan kalimatnya. 'Untung saja aku cepat sadar, mana mungkin aku bilang kalau aku sedang membayangkan hidupnya sengsara,' batin Shassy.

"Sedang apa?" tanya Keen.

"Tidak ada," jawab Shassy dengan cepat, sambil mengalihkan pandangannya.

Suasana di dalam mobil pun kembali hening, hingga akhirnya Shassy pun tertidur.

         Setelah 15 menit mengemudi  akhirnya mereka pun sampai di rumah sewa, tempat Shassy tinggal.

Keen menoleh ke arah Shassy, ia melihat Shassy yang tengah tidur pulas. Ia pun mulai mengamati wajah wanita di sampingnya itu.

"Sebenarnya dia cantik juga," gumam Keen sambil terus menatap ke arah Shassy.

Keen menatap wajah Shassy yang memiliki pipi Chubby menggemaskan dengan hidung kecil dan bibir sensual yang saat ini sedikit terbuka, membuat Keen menelan salivanya.

'Astaga apa yang aku pikirkan saat ini,' batin Keen dengan wajah yang memerah.

"Shass, Shassy," panggil Keen. 

Namun Shassy tak terganggu dengan panggilan tersebut.

"Shassy, bangun kita sudah sampai," ujar Keen sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shassy.

Shassy akhirnya membuka matanya perlahan. "Iya, aku bangun," ucap Shassy sambil merenggangkan tubuhnya.

Tanpa sadar, saat Shassy merenggangkan badannya ia membuat aset depan tubuhnya yang ber-cup D itu semakin terlihat  menonjol dan membuat mata Keen tertarik menatap benda yang seolah menantang dirinya.

Keen dengan cepat mengalihkan pandangannya dengan wajah yang semakin memanas lebih dari sebelumnya.

 Shassy yang melihat perubahan aneh dari bosnya itu pun langsung bertanya. "Pak, Anda kenapa? Apa Anda sakit?"

"Tidak. Kamu cepat turun dari mobilku menyusahkan saja," ujar Keen.

'Haiss, perhitungan sekali laki-laki ini, mengantarkan pulang saja sudah di bilang menyusahkan,' batin Shassy sambil turun dari mobil dengan kesal.

Lalu ketika Shassy baru turun dari mobil dan ingin mengucapkan terima kasih, tanpa sepatah kata pun Keen langsung menancap gas dan dengan cepat meninggalkan jalanan di depan rumah Shassy.

"Hei, memangnya siapa yang minta di antar oleh kamu!" teriak Shassy ke arah jalanan yang baru dilewati oleh mobil Keen.

*

Di tempat Keen.

                Setelah melewati jalanan dekat rumah Shassy, Keen mengemudikan mobilnya dengan lebih santai. 

"Astaga apa yang terjadi padaku, kenapa  wanita pengacau itu membuat aku begini," gumam Keen yang merasakan ada sesuatu yang tegang di dalam tubuhnya.

 Keen langsung menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali karena tak bisa menghilangkan bayangan-bayangan Shassy dari dalam kepalanya. "Astaga, aku harus mandi air dingin setelah ini," ujarnya.

Keen segera menambah kecepatan mobilnya, ia melewati jalanan yang masih ramai di kota Jakarta itu secepat yang ia bisa.

**

1 minggu kemudian.

             Hari-hari di lewati Keen seperti biasa, tak ada yang salah dengan pekerjaan kantornya. Tapi setiap ia pulang dari kantor, Dira selalu menanyakan tentang Shassy hingga nama Shassy seakan terus terngiang di telinganya.

Keen sempat memarahi Dira karena terus menanyakan tentang Shassy tapi semua itu seakan tak ada gunanya, karena Nyonya Tiara ikut-ikutan menanyakan Shassy pada dirinya.

          Pagi itu saat sarapan bersama.

"Keen," panggil Nyonya Tiara.

"Iya Ma," sahut Keen dengan santai.

"Besok hari ulang tahun Dira." 

"Iya, aku tahu," sahut Keen dengan cepat.

"Mama dan Dira sudah mengundang Shassy," ujar Nyonya Tiara.

"Iya, aku tidak heran," ujar Keen dengan nada dingin seolah tak peduli.

"Ih, apa sih maksud Kakak," ujar Dira yang tak senang dengan kalimat Keen.

"Dir," ucap Nyonya Tiara yang menghentikan tingkah manja Dira.

Dira pun diam dan segera menyendok makanan ke dalam mulutnya dengan kasar.

"Keen, nanti suruh Shassy untuk menemani Mama belanja," ucap Nyonya Tiara sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya dengan santai.

"Uhk, uhk, uhk!" Keen tersedak. "Apa maksud Mama, dia itu karyawan di perusahaan. Dia tidak boleh meninggalkan perusahaan selama jam kerja apa pun yang terjadi."

"Gimana Dir?" tanya Nyonya Tiara sambil memberi tanda pada Dira.

"Ya tidak apa-apa sih Ma kalau Kakak tidak mengijinkan, nanti setelah aku sudah pulang sekolah aku sendiri yang akan menjemput Kak Shassy di perusahaan. Aku tidak percaya satpam itu bisa menghentikan pengawalku," ujar Dira dengan sombongnya.

       Mendengar kalimat Dira, Keen teringat saat Dira membuat onar di perusahaan.

Saat itu Keen lupa, ia tidak hadir di pentas seni sekolahnya hingga Dira datang  keperusahaan dan membuat seisi perusahaan kacau dengan membawa Band sekolahnya datang ke perusahaan dan mengadakan konser di depan perusahaan.

"Baiklah, nanti aku akan mengatakan pada Shassy tentang hal ini," ujar Keen masih dengan nada dinginnya.

"Wah, terima kasih Kakak, Kakak memang paling the best," ujar Dira dengan menenteng senyum di wajahnya.

"Sudah, kamu cepat makan dan cepat berangkat," ujar Keen sambil mengusap bibirnya dengan tisu pertanda kalau ia sudah selesai makan.

Keen pun segera berdiri dan meninggalkan meja makan tersebut.

"Kak, terima kasih ya," teriak Dira.

Keen tak menyahut kalimat Dira, dan memilih segera pergi meninggalkan ruangan itu.

**

 Di perusahaan. 

                   Keen yang baru sampai di perusahaan seperti biasanya ia disambut dengan hangat oleh para karyawan, walaupun Keen selalu menanggapi sambutan itu dengan dingin tapi aturan tersebut tak pernah berubah.

"Katakan pada Shassy untuk datang ke ruanganku," ujar Keen pada salah satu karyawan yang saat ini dilewatinya.

"Baik Pak," jawab karyawan tersebut dengan sigap.

Keen pun segera naik lift pribadi untuknya hingga ia pun sampai di ruangannya dan seperti biasa segera memeriksa berkas yang sudah tertata rapi di mejanya.

*

Beberapa menit kemudian.

Tok! Tok! Tok! Shassy mengetuk pintu ruangan itu.

"Masuk," ujar Keen.

Shassy pun masuk ke dalam ruangan itu dengan santai. "Ada apa Pak, Anda memanggil saya?"

"Nanti siang kamu datang ke rumah!" perintah Keen.

Shassy mengernyitkan dahinya. "Tapi Pak, ada apa ya?"

"Kamu temani ibu Mutiara untuk berbelanja," ujar Keen dengan santai.

Shassy berekspresi aneh ketika mendengar hal tersebut.

"Sudah, kamu jangan banyak berfikir temani saja dia," tegas Keen.

"Tapi Pak saya rasa ini tidak pantas, saya takut ini bisa jadi fit—"

"Kamu mau datang ke rumah sendiri atau di jemput mereka ke sini?" tanya Keen.

"Eh," ujar Shassy yang terkejut dengan perkataan Keen.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Wikasumi Sumiwika
asik sekali ceritanya saya suka
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
biasanya ruangan sekretaris itu d depan CEO.ini kq beda lantai y.
goodnovel comment avatar
Dian
normalisasi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status