Share

SI SULUNG YANG ANEH

Minggu pagi itu, Romi bersama istri dan dua anak perempuannya sedang sarapan bersama. Sedari beberapa menit yang lalu, Mayang sang istri, memandangi anak sulungnya yang sedang menikmati sarapan dengan tatapan aneh. 

 

"Kamu mau kemana, May? Kok pake baju kedodoran kayak gitu?" tanya sang mama mengernyitkan dahi. Nampak sekali bahwa dia tidak suka melihat anak perempuannya berdandan dengan pakaian seperti itu, gamis dan jilbab yang menutup rapat tubuh anaknya yang mulai beranjak remaja. Wajah anak perempuannya yang kini sudah duduk di bangku kelas 3 SMP itu sangat cantik seperti dirinya. Dia tidak suka kecantikan itu tertutupi oleh pakaian aneh seperti itu. 

 

"Mau ikut kajian mingguan di sekolah, Mah. Ada Ustadzah yang lagi viral di televisi itu lho, Mah. Mayla pengen lihat," jelas putrinya. 

 

"Yaaa, tapi nggak perlu pake baju kedombrangan kayak gitu juga kali, Sayang. Ganti sana, yang lebih kerenan dikit. Mama kan udah beliin banyak baju-baju bagus buat kamu. Kalau nggak dipakai kan sayang, mau buat apa coba?"

 

"Baju yang mama beliin kecil semua. Lagipula nggak tertutup, kan malu yang lainnya pakai baju muslim kok," bantah anak itu, membuat ibunya mencebik. Gimana anaknya itu nanti bisa menggaet pria ganteng dan kaya kalau masih kecil aja penampilannya udah kayak begitu? Mayang merutuk dalam hati. 

 

"Ya udah, May pergi dulu ya Mah, Pah. Assalamu'alaikum ..." 

 

Gadis remaja itu pun segera bangkit saat makanan di piringnya habis. Lalu berjalan ke arah mama dan papanya untuk mencium tangan. Kemudian mencium adik perempuannya yang masih berumur 5 tahun yang duduk di sebelah sang mama. 

 

"Eh, sebentar. Biar papa antar," kata Romi bermaksud hendak bangkit. Namun dengan cepat, gadis remaja bernama lengkap Mayla Faradiza itu mencegah. 

 

"Nggak usah, Pah. Mayla berangkat naik angkot saja. Udah janjian sama temen-temen kok di depan kompleks," katanya dan segera berlalu pergi meninggalkan ruang makan. 

 

Romi hanya menggelengkan kepalanya keheranan. Anak sulungnya dari istri keduanya ini memang sedikit unik. Dengan fasilitas yang dia berikan selama ini, anak itu bahkan seperti tidak peduli. Alih alih memanfaatkannya, Mayla justru lebih senang melakukan hal-hal sederhana yang Romi tahu terkadang membuat istrinya jengah. 

 

"Anak kok susah banget diatur," gerutu Mayang saat Mayla tak terlihat lagi. Sangat berbeda sekali dengan dirinya yang sering berpenampilan glamour dan seksi, Mayla justru sering menggunakan uang bulanan yang diberikan oleh papanya untuk membeli baju-baju muslim lewat toko online. Wanita itu jadi teringat dengan seseorang, buah memang tak akan jauh dari pohonnya. 

 

"Papah hari ini ada acara kemana?" 

 

Menepis kejengkelannya pada sang putri, Mayang mengalihkan pembicaraan pada suaminya.

 

"Nggak kemana-mana. Memangnya mama pengen kemana?"

 

"Gimana kalau anterin mama belanja? Kemarin mama ngincer tas bagus kayak punyanya Jeng Ratna."

 

"Tas Mama kan udah banyak, kenapa belanja itu terus?"

 

"Ah papa, jangan pelit-pelit kenapa sama istri."

 

"Kalau belanjanya bulan depan aja gimana, Mah? Papa rencananya bulan ini mau ngasih uang buat Rio. Beberapa hari yang lalu papa ketemu dia, katanya sekarang lagi skripsi. Pasti dia lagi butuh banyak uang buat nyelesaiin kuliahnya," jelas sang suami. Mayang segera mencelos mendengar itu.

 

Romi akhirnya memang berpisah dari Rani beberapa tahun yang lalu, tepat setahun setelah kepergian anak sulungnya dari rumah. Sebenarnya Romi tidak ingin menceraikan istri pertamanya itu, namun Rani bersikeras untuk bercerai. Satu tahun pasca perceraian mereka, lelaki itu masih sering memberikannya uang bulanan untuk menafkahi kedua anak lelakinya. Namun kemudian, tahun-tahun berikutnya dia sudah tidak pernah peduli lagi bagaimana keadaan mantan istri dan anak-anak mereka itu. Mayang pun sepertinya tidak suka jika dia masih berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi.

 

Sampai tiba saat tiga hari yang lalu secara tidak sengaja dia bertemu Rio di salah satu kafe di kota itu. Dan mereka ngobrol sebentar untuk saling menanyakan kabar.

 

Rio, anak bungsunya itu memang berhati lembut dan penurut seperti ibunya. Sampai saat ini dia bahkan masih bisa menghormati sang ayah meskipun lelaki itu telah meninggalkan ibunya untuk wanita lain. Jika saja Raka yang dia temui hari itu, mungkin kejadiannya akan lain. 

 

"Enak aja, ngapain sih udah gede masih pake dibiayain? Kan ada ibu sama kakaknya. Ngapain aja kerja mereka?"umpat Mayang, tak terima suaminya masih saja memikirkan keluarga lamanya.

 

"Rio bilang Rani sudah nggak kerja, Mah."

 

"Bodo amat lah, Pah."

 

"Ayolah, Mah. Cuma sekali ini aja buat Rio. Bukan buat Rani kok."

 

"Oke, oke, tapi aku ikut sama papa ya? Aku yang akan kasihin uang itu ke dia."

 

"Memangnya kenapa harus mama yang kasihin?"

 

"Ya biar dia tau lah, itu uang sebenarnya uangku, bukan buat mereka," ujar wanita itu kesal.

 

"Hmmm, terserah deh. Ya udah, ayoo siap-siap kalau gitu."

.

.

.

Usai berdandan, mata Mayang membulat menatap sebuah amplop putih yang baru saja diletakkan suaminya di atas nakas.

 

"Berapa ini? Tebal amat?" katanya sambil meraih amplop.

 

“Sepuluh juta," jawab suaminya santai. 

 

"Eh, banyak amat, Pah. Nggak bisa! Separuhnya aja, yang separuh lagi mama simpan," ujar Mayang sambil membuka amplop dan mengeluarkan isinya.

 

"Mah, cuma 10 juta lho itu, biaya kuliah kan mahal. Lagian papa udah lama banget nggak ngasih ke mereka."

 

"enggak ya enggak! Ini terlalu banyak. Enak aja," gerutu Mayang kesal sambil mengembalikan separuh dari uang tersebut ke dalam amplop.

 

"Mah, jangan gitu lah. Lagian ini sudah papa siapin dari kemarin. Memang papa maunya ngasih segitu. Rio juga nggak minta kok."

 

"Kalau nggak minta ngapain papa kasih? Kurang kerjaan amat!" 

 

Romi hanya bisa mendesis melihat tingkah istri cantiknya itu. Setelah merasakan hidup bertahun-tahun dengannya, berbeda sekali memang sifat wanita keduanya ini dengan mantan istrinya yang dulu. Tapi biarlah, yang penting istrinya itu bahagia dan tidak ngambek padanya, Romi menurut saja.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status