Share

Bab 4

"Yang mulia, mengapa anda diam saja? Gadis itu menyusup masuk dalam manor anda, apakah kita akan membiarkannya saja?" Tegur Kong Li Yong yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanan putra mahkota Rui.

Putra mahkota Rui yang selama ini di kabarkan menghilang beberapa bulan yang lalu tak bergemi, ia terus menatap tajam nona muda yang sama sekali tak gentar ataupun takut dengan tatapan tajam dan mengintimidasi darinya.

Melihat hal itu tentu saja putra mahkota Rui merasa risih dan terganggu, selama hidupnya tidak ada seorang pun yang tak tunduk dari tatapan mengintimidasinya yang mampu membuat setiap sendi dan tulang semua orang gemetar. Tapi, nona muda yang nampak tak asing dihadapannya kini sama sekali tidak merasakan rasa takut seperti kebanyakan orang yang akan langsung gemetar ketika membalas tatapannya, nona muda yang kini berada dalam halaman manornya malah memberinya tatapan yang sangat sulit untuk putra mahkota Rui artikan dan jabarkan.

Mungkin hanya perasaannya saja, putra mahkota Rui menangkap secerca kerinduan yang mendalam di balik netra bening milik nona muda tersebut. Untuk sesaat putra mahkota Rui terhanyut dalam tatapan tersebut, entah mengapa hatinya yang telah sekian lama membeku kini merasakan getaran hangat yang terasa asing untuknya.

Putra mahkota Rui lantas menggeleng, ia tak boleh terhanyut ataupun terbawa akan suasana yang entah mengapa seakan pernah terjadi pada sebelumnya. Ia lantas menoleh dan menatap sahabatnya dan berkata "antar nona muda itu pulang kekediamannya, pastikan ia tutup mulut sebelum rencana kita selesai" kata putra mahkota Rui lalu meninggalkan Yong yang kini mematung karena tak tahu harus mengantar pulang kemana nona muda yang baru saja menyusup di tempat paling rahasia milik putra mahkota Rui tersebut?

Yong yang mendapati situasi buntu lantas menghampiri nona muda yang terus menatap punggung putra mahkota Rui yang semakin menjauh, ia mengamati pergerakan nona muda yang nampak tidak asing dimata Yong tersebut hingga punggung putra mahkota Rui menghilang dibalik pintu pavilium utama.

"Apakah kau mengenal yang mulia putra mahkota Rui?" Tanya Yong menyentak Ai dari lamunannya.

Ai lantas menoleh menatap Yong, ia lalu menggeleng dan berkata "Aku tidak yakin" jawabnya dengan nada ragu

"Tapi entah mengapa, aku merasa sudah sangat akrab dengan pemuda itu" tambah Ai yang membuat Yong mengernyit kening bingung.

"Apa maksudmu nona muda?" Tanya Yong tidak mengerti

"Entahlah, aku juga tidak tahu dengan diriku sendiri" balas Ai "bisakah kau mengantarku pulang? Kediaman keluargaku tidak jauh dari sini" pinta Ai setelah termenung sesaat.

Yong tentu saja mengangguk, ia lantas mengiring Ai keluar dari manor putra mahkota Rui di temani beberapa pengawal dan prajurit khusus yang selalu mengikuti mereka di balik kegelapan.

Sepanjang perjalanan Yong terus berpikir dan mencari ingatan - ingatan mengenai sosok nona muda yang melangkah dibelakangnya, Yong terus berpikir hingga ia tak sadar kini telah sampai pada gerbang belakang kediaman keluarga Feng.

"Terima kasih telah mengantarku pulang" kata Ai menyentak Yong dari lamunan.

Yong lantas menatap sekelilingnya dan begitu terkejut ketika mengetahui tempatnya saat ini berada tepat di gerbang belakang kediaman jendral besar Feng. Yong mengerjap tidak percaya menatap nona muda di hadapannya, pantas saja ia merasa tidak asing dengan nona muda di hadapannya, ternyata nona muda yang selama ini mereka cari untuk dilindungi begitu dekat. Bahkan nona muda tersebut entah memang sebuah kebetulan atau kesengajaan datang ketempat mereka.

"Kalian cukup mengantarku sampai disini, sekali lagi ku ucapkan terima kasih " tambah Ai saat tak mendapat respon apapun dari pemuda yang usianya seumuran dengan pemuda yang selalu memanggilnya mei mei

Ai hendak berbalik dan memasuki kediaman keluarga Feng, namun langkahnya terhenti saat Yong berkata dengan nada memperingati.

"Pastikan tidak ada yang tahu mengenai hal ini, nona muda Feng!"

Ai menoleh dan mengangguk sebelum kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda. Sepeninggalan Ai, Yong menghela nafas berat. Takdir seakan mempermudah rencana mereka, namun apakah pertemuan ini bisa mereka katakan keberuntungan atau sebuah keajaiban? Yong rasa belum saatnya berpikir demikian, pasalnya semua baru saja akan dimulai. Ini baru awal, masih banyak lika liku yang harus mereka hadapi sebelum mencapai merasa puas diri dan merasakan kebahagiaan. Sebab, musuh mereka selalu siap mengintai kapan saja dan dimana saja.

.

.

.

"Mengapa kau lama sekali?" Tegur putra mahkota Rui saat melihat sahabatnya baru saja memasuki ruang kerjanya dengan raut wajah yang sulit untuk putra mahkota Rui artikan.

"Dia.., di- a.. dia nona muda yang selama ini kita cari" kata Yong terbata.

"Apa maksudmu?" Tanya putra mahkota Rui tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya yang sangat membingungkan.

"Dia nona muda yang selama ini kita cari!" Tekan Yong sangat jelas tertangkap di telinga putra mahkota Rui.

"Dia nona muda yang menolong kita dari mara bahaya beberapa bulan yang lalu. Dia adalah putri bungsu jendral besar Feng Hongli yang seharusnya kita lindungi dari para penjahat sejak kejadian dimana dia menyelamatkan kita saat pesta penyambutan dan penghargaan untuk para petinggi militer yang berhasil memenangkan perbatasan selatan melawan kerajaan YongXi" jelas Yong tanpa jeda

Putra mahkota Rui tertengun, jantungnya seakan berhenti berdetak saat ini juga. Penjelasan Yong sangat mengejutkan, hal itulah yang membuat putra mahkota Rui sulit percaya jika takdir mempertemukan mereka dengan mudah.

Nona muda yang menyelamatkan nyawanya ternyata begitu dekat dengannya, nona muda yang tak ia ketahui namanya namun telah terukir dengan jelas wajah ayu dan cantiknya dalam hati dan setiap ingatan dalam memori yang ia simpan ternyata sangat dekat dengannya tanpa ia sadari.

Nona muda yang berhasil mencuri perhatiannya, nona muda yang berhasil memenuhi segala pikirannya sejak beberapa bulan yang lalu semenjak ia dikabarkan menghilang tanpa jejak, nyatanya hanya berjarak beberapa meter dari tempat persembunyiannya. Mengapa mereka begitu bodoh mencari keseluruh tempat yang jauh, padahal nyatanya mereka hanya terpisah jarak beberapa meter. Keberadaannya sangat dekat, namun mereka tak pernah berpikir mencari keberadaannya di tempat terdekat dengan wilayah mereka.

Pantas saja ia merasa femiliar dan tidak asing dengan nona muda tersebut, karena nyatanya ialah nona muda sang dewi penyelamat yang selama ini mereka cari.

"Lalu rencana apa yang akan anda ambil yang mulia? Saat perjalanan pulang kemari, aku mendapat kabar jika jendral Holing menemui yang mulia kaisar untuk meminta bantuan untuk keselamatan nona muda Feng sebagai saksi mata yang menyaksikan kejadian beberapa bulan yang lalu" tambah Yong yang membuat putra mahkota Rui langsung meliriknya cepat.

"Biarkan saja, dengan ayah yang juga turun tangan melindungi nona muda Feng, itu berarti akan semakin kecil cela mereka untuk mencelakai nona muda Feng" jawab putra mahkota Rui

"Lalu bagaimana dengan keberadaan kita? Kita sudah sejauh ini bertahan dan bersembunyi demi mengumpulkan bukti - bukti kejahatan mereka. Apakah semua ini akan berakhir sia - sia dengan ikut campurnya yang mulia kaisar?" Tanya Yong putus asa saat membayangkan usaha mereka akan berujung kesia-siaan.

"Kau tak usah khawatir, selama nona muda Feng bungkam tentang pertemuan tak terduga kita hari ini, tidak akan ada yang tahu keberadaan kita. Buktinya bahkan sudah berbulan - bulan waktu berlalu, tapi pihak kerajaan belum mampu menemukan keberadaan kita. Status kita masih dinyatakan hilang, dan bisa saja seiring berjalannya waktu keberadaan kita mulai terkikis dengan peraduga banyak orang bahwa kita telah tiada" jeda putra mahkota Rui mengambil nafas "dengan kabar bahwa kita telah tiada, bukankah akan sangat menguntungkan kita menangkap para pengkhianat yang ingin menggulingkan ayahanda dan merebut tahta Ben gong? Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat, sebelum menjalankan rencana melempar satu batu dan merobohkan dua musuh sekaligus" tambah putra mahkota Rui tak lupa menyeringai kejam.

"Semoga apa yang anda katakan benar terjadi" balas Yong dengan raut wajah sedikit lega.

"Ah, sebelum kau pergi, Ben gong ingin memintamu mencari informasi mengenai putri bungsu jendral Holing, Ben gong begitu penasaran dengan nona muda Feng" kata putra mahkota Rui tanpa diduga-duga membuat sahabatnya Yong melongo tidak percaya.

Bagaimana bisa disituasi rumit yang mereka hadapi ini, sahabatnya bisa memikirkan rasa ketertarikan pada seorang nona muda? Sangat sulit untuk Yong percaya bahwa pemuda ajaib yang seusia dengannya itu adalah sahabat sekaligus junjungannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
waah aku suka banget sama cerita romance yang kayak gini ... ngga sabar buat baca semua ceritanya~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status