‘Jadi, maksudmu dia hamil anakmu begitu?'
"Mungkin." Nada suara Ethan terdengar tidak meyakinkan untuk si lawan bicara.
'Eh? Kau terdengar tidak yakin. Ah, sudah kuduga, akhirnya kau mendapatkan karma eh?'
"Aku tidak tahu harus melakukan apa, yang terpikirkan olehku hanya menyuruhnya membunuh anak itu."
Seseorang di dalam panggilan itu tertawa rendah singkat seolah ucapan mengerikan Ethan bukan hal serius, kembali membalas.
'Karena itu kau menghubungiku, begitu? Kau butuh solusi Tuan Lee?'
"Sepertinya."
Si lawan bicara tidak memberikan balasan lagi, untuk beberapa saat hening menyelimuti keduanya.
'Ya Lee Ethan.' Si lawan bicara berkata dengan nada meremehkan, 'Kau ini Ethan Lee, si pengusaha muda sukses yang memiliki harta berlimpah di setiap sudut tempat. Kau memiliki segalanya.'
Kening Ethan berkerut tidak mengerti mendengar penuturan orang itu, "Lalu? Jangan bertele-tele, Park Hajin. Atau aku harus datang ke kantormu, dan mencabut semua saham milikku dari sana?"
Lagi, Hajin terdengar tertawa rendah, merasa begitu lucu dengan situasi seperti ini.
'Kau ini, kenapa suka sekali mengancam.'
Kata Hajin, berdecak sebal. Lalu kembali melanjutkan dengan nada serius.
'Akan lebih bagus jika itu anakmu Ethan. Kau pikir, ke mana uang-uang yang kau miliki saat ini jika dirimu sudah semakin tua, dan tewas suatu hari nanti. Kau butuh penerus, lagi pula kau juga tahu siapa Kim Jisang. Dia tidak terlalu buruk, keluarganya cukup ternama. Aku jamin, keturunanmu akan menjadi sangat luar biasa jika gen kalian di satukan.'
'Kau tahu sendiri, keluarga Kim Jisang terkenal dengan paras mereka. Lihat saja Kim Sara, contoh yang sudah pasti, juga jangan lupakan sepupunya seperti Kim Taekyung.'
Ethan merotasikan kedua matanya kesal, seharusnya Ethan tahu jika menghubungi Hajin hanya akan membuat kepalanya semakin pening dengan segala omong kosongnya.
"Jadi maksudmu, aku ini jelek ya, sialan." Ethan mendecih kesal.
"Tutup mulutmu, sebelum aku datang ke sana dan merobeknya." Desis Ethan kesal, segera mengakhiri panggilan dengan si Park sialan Hajin, demi mencegah penuaan dini. Dirinya sungguh menyesal telah menghubungi Hajin dalam situasi seperti ini.
Setelah mematikan panggilannya dengan Hajin, Ethan pun segera pergi beranjak meninggalkan tangga darurat. Tungkainya melangkah menyusuri koridor rumah sakit, menuju ruangan di mana Sara di tempatkan.
Sara yang pingsan di tengah rapat, dan membuat seisi ruangan rapat panik. Sara pun segera di bawa ke rumah sakit, dengan di bawa oleh mobil Ethan. Ethan tentu harus tetap menjaga reputasi baiknya, sebagai partner bisnis yang baik hati bagi rekan kerja samanya. Hanya itu.
'Anak ini tidak memiliki ayah.'
'Apa? Kau gila hah?!'
'Apa kau sudah kehilangan kewarasanmu?!'
'Katakan siapa ayahnya Kim Sara?!'
Satu alis Ethan terangkat, menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu. Menarik kembali tangannya, dengan seulas senyum miring tersungging dibibirnya. Lalu menyandarkan punggungnya pada tembok di belakangnya. Memilih untuk tidak mengganggu pembicaraan intim, antara ayah dan anak di dalam sana. Sambil sesekali mendengarkan pembicaraan keduanya.
Pendengarannya kembali menangkap suara, bagaimana Kim Jisang yang terdengar murka di dalam sana.
'Sudah kukatakan untuk membunuh makhluk itu Kim Sara.'
Kim Jisang terdengar menggeram murka.
'Kenapa kau keras kepala sekali. Kau bahkan tidak memberitahuku lelaki sialan mana yang sudah berani menghancurkan hubunganku dengan keluarga Kim Dojun. Brengsek!'
Dalam bungkamnya Ethan mendadak berkerut tidak suka. Entah kenapa, dirinya tidak suka mendengar orang lain memerintahkan Sara untuk membunuh anak itu, anehnya entah mengapa Ethan tidak suka.
Dengusan pelan keluar dari mulut Ethan, tertawa sinis dengan kedua tangan bersedekap dada.
Hanya dirinya yang boleh mengatakan itu pada Kim Sara, hanya Ethan yang berhak memutuskan apakah Sara berhak untuk membiarkan makhluk itu tetap ada, maupun mati. Anak itu, anaknya bukan?
...
"Saya ayah anak itu, saya akan bertanggung jawab."
Tidak, tidak. Kenapa kau membungkuk seperti itu Lee bajingan Ethan?
Sara sudah cukup muak dengan segala hal yang berhubungan dengan orang bernama Ethan Lee, begitu muak sampai-sampai mengingat namanya saja Sara menjadi ingin muntah.
Ketika Sara sudah menyerah, tidak ingin terlibat dengan Ethan Lee dalam masalah apapun, termasuk bisnis. Karena Sara sudah cukup sakit hati dengan segala kegilaan Ethan, Sara sudah terlalu kecewa hingga Sara selalu menyalahkan dirinya sendiri, sampai saat ini.
Tapi, apa ini? Si Lee bajingan Ethan mendadak mengaku pada Kim Jisang jika dirinya yang telah menghamili anak perempuan dari lelaki paruh baya itu, dengan wajah santai dan lempeng. Sangat Lee Ethan sekali.
Sara menatap tidak habis pikir pada Ethan yang masih membungkuk pada Jisang, kenapa dengan lelaki ini sebenarnya? Lihat, dia memang gila 'kan?
Kim Jisang tentu saja terkejut bukan main, irisnya melebar karena terkejut, menatap Ethan yang membungkuk di hadapannya.
Pendengarannya tidak salah 'kan? Maksudnya, ini Ethan Lee. Jisang jelas tahu siapa Ethan. Pemimpin Ethan Corp, perusahaan ternama yang selalu menjadi sorotan publik di karenakan kesuksesan dan pemimpinnya yang memiliki paras bak dewa Yunani.
Air muka Jisang yang sebelumnya terlihat murka, kini mendadak berubah santai dengan sedikit terkejut. Menatap Ethan yang kembali berdiri tegak, dengan kepala menunduk enggan menatapnya. "Kau yakin?"
"Ya Ayah," jawab Ethan yakin, melirik ke arah Sara yang tengah menatapnya tajam. "Maafkan saya baru bisa mengatakannya sekarang, Sara bersikeras menolak tawaran saya untuk bertanggung jawab." Jelasnya lagi, masih menatap Sara dengan seringai tipis di bibirnya. Dia bahkan sudah berani memanggil Kim Jisang dengan panggilan Ayah 'heh?
Jisang mendengus kasar, menoleh pada Sara. Menatap putrinya dengan pandangan memperingatkan, "Kau." Katanya berupa desisan.
"Saya yang salah, Ayah. Tolong jangan menyalahkan Sara." Tambah Ethan lagi, bersikap bak penyelamat yang sunguh-sungguh ingin Sara cekik saat itu juga. Lihatlah wajahnya yang terlihat begitu bersalah itu, jelas sekali Ethan Lee ini sangat pandai berakting.
Jisang melengos, begitu tidak sudi untuk sekedar menatap lebih lama pada sosok Sara. Menatap Ethan, "Kita harus bicara." Katanya singkat, kemudian berlalu menuju keluar dari ruangan.
Tatapan benci melayang pada Ethan, tepat setelah Jisang hilang di balik pintu. Dengan terang-terangan Sara menatap Ethan dengan begitu tidak sudi, seolah Ethan memiliki penyakit yang akan menular hanya dengan menatapnya saja.
"Apa yang kau lakukan sialan!" Sara mengamuk, berteriak brutal tanpa kendali dengan wajah memerah menahan marah.
Ethan menyimpan telunjuknya di bibir, "sst, jangan berteriak seperti itu sayang. Nanti anak kita terkejut." Katanya santai, sudut bibirnya terangkat menampilkan seringai tipis.
"Kau tidak ingin terjadi sesuatu dengan anak kita 'kan?"
"Kita? Sejak kapan dia jadi anakmu, sejak awal dia hanya anakku."
Satu alis Ethan terangkat, tertawa remeh. "Bagaimana ini, apa harus aku ingatkan malam panas kita di apartemenku malam itu? Kau bahkan mengerang di setiap hentakkanku, apa aku harus mengingatkan kejadiannya," Ethan bersedekap dada, melirik sekeliling. "Di sini?"
Sara mendesis kesal, menatap nyalang pada Ethan yang berdiri menjulang tak jauh dari ranjangnya. "Sinting."
Ethan mengantongi kedua tangannya pada celana, menatap santai pada Sara. "Sayangnya, orang sinting ini sebentar lagi akan menjadi suamimu."
"Jangan bermimpi, aku tidak akan membiarkan itu terjadi, brengsek!"
Ethan berbalik, mengabaikan ucapan Sara. Meraih gagang pintu, lalu melirik pada Sara lewat bahunya.
"Aku juga tidak akan tinggal diam, aku akan pastikan kau bahkan tidak bisa menolaknya Kim Sara." Tuturnya datar, suaranya memenuhi ruangan. Berlalu bersama debum rendah dari pintu yang tertutup rapat.
Tidak, kenapa jadi seperti ini?
Kemana Ethan di saat Sara begitu mengharapkan lelaki itu? Kemana Ethan di saat Sara begitu menginginkan dia?
Mengapa di saat seperti ini?
Di saat Sara sudah menyerah pada eksistensi lelaki itu, di saat Sara merasa sudah begitu muak dengan segala hal tentang Ethan.
Kenapa kau tidak pergi saja Lee Ethan? Pergi melarikan diri seperti yang telah kau lakukan sebelumnya, menjadi pengecut sinting seperti yang selalu kau lakukan.
[]Perasaan bangga memenuhi diri Ethan, kedua tungkainya melangkah lebar dengan sudut bibir terangkat. Menyusuri koridor yang sedikit lenggang, mengingat jam kerja kantor di mulai satu jam lagi. Tentu, ini masih terlalu pagi untuk para pegawai datang.Perasaan Ethan sedang dalam keadaan baik, bahkan sangat baik. Sampai-sampai mendadak jadi begitu bersemangat datang ke tempat kerja lebih awal, tidak seperti biasanya.Entahlah, Ethan hanya sedang merasa senang. Ini lebih dari sekedar memenangkan tender dengan nilai selangit. Perasaan ini, lebih dari itu.Alasannya sederhana, hanya membayangkan Kim Sara dalam genggamannya, miliknya, seutuhnya.Ada apa dengan dirinya? Mengingat itu semua saja, sudah mampu membuat Ethan menyeringai tipis, di sela-sela langkahnya yang melangkah di koridor.Ahh, itu sungguh luar biasa.Batin Ethan.Ethan terlalu fokus pada lamunannya, sehingga t
The Kim's.Itulah sebutan yang melekat dalam garis keturunan keluarga besar Sara. Jika ada orang yang mengatakan nama itu, kebanyakan orang akan berpikir. 'Ah, mereka keturunan yang memiliki wajah tidak wajar itu.'Kurang lebih seperti itu.Hanya lewat desas-desus dan gosip dari mulut ke mulut, Ethan hanya tahu sebatas itu, Ethan tidak pernah melihatnya secara langsung. Tetapi, jika melihat bagaimana Kim Jisang juga kedua anaknya, dan juga jangan lupakan si idol Kim Taekyung yang katanya sepupu dari Sara. Mereka memang memiliki semua kriteria yang orang-orang sebutkan. Sepertinya Ethan harus mengakui semua yang dikatakan orang-orang.Terutama setelah Ethan melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, siapa dan bagaimana ituThe Kim's.Keluarga Sara memanggil Ethan, memintanya untuk datang ke dalam sebuah makan malam keluarga Kim. Semua anggota keluarga Kim datang, berkumpul di rumah nenek SaraㅡKim Dain. Anggota ter
'Kenangan beracun yang ada di hatiku, terus tumbuh dan semakin dalam. Mendorongku lebihjauh,menyudutkanku, termasuk menyalahkan diri.'[EXO - Trauma]...Tahu apa arti Kim Sara untuk Jooin?Jooin selalau menganggap Sara adalah separuh dirinya. Ketika Sara sakit, maka Jooin akan menjadi satu-satunya yang kesakitan menyaksikan hal itu. Ketika Sara menangis karena segala tuntutan keluarganya sendiri, Jooin akan menjadi satu-satunya orang yang bersedih untuk Sara. Ketika Sara senang, Jooin akan menjadi yang paling bahagia melihat ada tawa di bibir kecil Sara. Dan ketika semua orang menentang keinginan Sara, Jooin akan menjadi satu-satunya yang mendukung Sara dalam keadaan apapun.Jadi saat Jooin mengetahui apa yang terjadi pada Sara saat ini, Jooin hancur sehancur-hancurnya. Sebagian dirinya meradang, membayangkan selama ini Sara kesulitan tanpa dirinya, mengetahui Sara menutupi kenyataan mengerikan itu da
Seumur hidup, Jooin belum pernah merasakan dirinya sepanik pagi ini. Ketika ia menemukan unit apartement milik Sara kosong tidak berpenghuni, lengkap dengan barang-barangnya yang sudah raib hilang entah kemana.Beberapa saat lalu saat Jooin baru saja sampai di Korea dan kembali ke rumah orang tuanya, Jooin tidak menemukan keberadaan Sara disana mengingat Sara sangat tidak suka berada satu atap bersama kedua orang tuanya. Dan Kini apartemen yang belakangan ini ditinggali Sara pun kosong.Sara berubah, dia tidak seterbuka dulu lagi pada Jooin. Dan Jooin benci kenyataan itu, bukan karena Sara yang tidak memedulikannya lagi, atau kemungkinan Sara tidak membutuhkannya lagi. Tetapi karena itu Sara, Jooin tahu Sara hanya mencoba menanggung segalanya sendiri, menyembunyikan lukanya dari semua orang termasuk Jooin.Ada kalanya Jooin begitu membenci Sara, seperti saat ini, ketika sang adik memilih bungkam seribu bahasa. Enggan membagi rasa sakitnya barang secuilpun. Sara
Pernah pada suatu hari, saat itu Ethan sedang kesal bukan kepalang, pasalnya insvestor asing yang akan melakukan pertemuan denganEthan Corpmendadak membatalkan kedatangannya ke Korea,. Katanya, mereka sudah menemukan rekan bisnis yang lebih sepadan, lebih mengntungkan dan di atas perusahaan milik Ethan.Bullshit.Kejadiannya sekitar pukul empat sore, di sebuah restoran ternama daerah Gangnam, Ethan merasa seperti orang tolol, menanti kedatangan calon penghasil pundi-pundi uang yang akan mengalir ke dompetnya, tetapi bukan keuntungan yang Ethan dapat melainkan kekesalan yang Ethan dapat.Sore itu berakhir dengan Ethan yang terus meneriaki Shian, menumpahkan semua amarahnya pada lelaki yang usianya lima tahun di atas Ethan itu. Mengeluarkan berbagai sumpah serapah, membuat-buat alasan jika investor membatalkan kedatangannya karena jadwal penerbangan mereka di undur, kendati pada kenyataannya pengunduran tersebut di min
‘Bukan salahmu bila kau tersendat di dalam angin, itu aku yang tak dapat kau jadikan pegangan, jadi jangan menyesal.’[Highlight - Butterfly]play the music!...Ada ingatan, sebuah memori lama yang mendadak terlintas di benak Jooin pagi itu, saat telapak tangannya bersentuhan dengan pergelangan Sara yang dingin. Satu ingatan yang baru Jooin sadari selama ini ada di kepalanya, terkubur di dalam sana, terlupakan oleh masa. Mendadak ingatan itu terasa segar, mengalir bagai darah yang bercucuran lewat sebuah sayatan."Kakak, aku memecahkan gucci kesayangan ibu."Suara Sara kecil bergema, terdengar ketakutan dengan bibir bergetar dan kepala menunduk, irisnya menatap marmer rumahnya yang berwarna putih kala itu."Ibu pasti marah jika dia tahu,"katanya lagi, deangan suara sangat pelan berupa bisikan.Jooin yang saat itu baru pulang sekolah, melir
"Aku tidak suka seafood."Malam itu, hari-hari berlalu dan berlalu begitu saja, semuanya berjalan terlalu mulus. Ethan pikir keadaan saat ini terlalu tenang, lebih seperti -tenang sebelum badai.-Ethan merasakan ada yang ganjil.Iris tajam Ethan melirik singkat pada Sara yang duduk di kursi meja makan seberangnya, mencoba menolak tawaran salah satu pelayan yang menyodorkan satu piring seafood dengan seramah mungkin. Membuat si pelayan mengurungkan niatnya dan akhirnya menyimpan piring tersebut jauh dari jangkauan Sara, lalu berlalu pergi setelah merasa pekerjaannya di sana sudah usai.Percaya atau tidak, Kim Sara mungkin adalah sosok wanita anggun, penuh perhitungan dan cerdas di luar sana. Semua itu menggambarkan bagaimana Sara yang begitu lemah lembut dan memesona, tetapi ketika Sara membuka suaranya semua keanggunan yang menempel dalam sosok Sara mendadak buyar.Suaranya tidak selembutattitudeSara yang selalu menjadi
Ethan itu seperti singa liar, berbahaya, mengancam dan sebuah acaman. Ethan sangat tidak menyukai ketika ada yang mencoba mengekang kebebasannya, mempersempit ruang geraknya. Ethan yang lebih suka mendominasi alih-alih di dominasi, tentu tidak suka saat ada orang yang berani mengatur dirinya, juga tatapannya selalu mengintimidasi orang-orang, siapaun itu.Dan semua hal itu sudah melekat dalam diri Ethan sejak dulu, jika saja salah satu diantara semua bagian Ethan ada yang hilang, maka satu-satunya alasan adalahtidak ada.Karena jika itu terjadi, artinya Ethan sudah kehilangan dirinya, itu bukan seperti Ethan Lee.Jadi, bukan hal tabu lagi saat teman satu pergaulan Ethan, yang beberapa saat sebelumnya menemukan Ethan tengah duduk di kursi kebesaran miliknya dengan seorang wanita asing yang duduk di pangkuan lelaki keparat itu.Suara tepuk tangan bergema memecah keheningan di ruangan besar milik Ethan, wanita yang berada di pangkuan Ethan terlo