Share

4). Terlahir Buta

Alexa terdiam dalam nuansa sarapan yang terasa mencekam.

Semua orang sedang sibuk mengisi perut mereka masing-masing, tanpa ada suara dan hanya terdengar suara dentingan alat makan saja.

Namun yang mengusik Alexa bukan karena suasana di meja ruang makan, yang berisi Beta, Gamma, Delta hingga para pejabat penting packhouse istana lainnya.

Melainkan ketidakberadaan Hera diantara banyaknya anggota keluarga packhouse istana. 

Hera yang seharusnya duduk diantara mereka, malah tidak muncul bahkan sejak semalam. 

Dentingan suara alat makan milik Alpha Elios yang telah diletakkan di atas piringnya terdengar.

Alexa mendongak, mengamati Alpha Goldenmoonpack itu yang ternyata sudah selesai makan, kemudian beranjak berdiri dan pergi begitu saja, diikuti oleh semua orang dimeja makan.

Alexa cepat-cepat menghabiskan minumannya dan menyusul Alpha Elios menuju ruang kerja.

Alexa cemberut ketika melihat Alpha Elios yang sudah disibukkan dengan berbagai macam tumpukkan pekerjaan di atas meja kerjanya.

"Alpha Elios."

"Masuklah."

Alexa melangkah masuk, mendekati meja kerja dan segera menahan kertas ditangan pria setengah serigala itu.

Elios menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa Hera tidak keluar untuk ikut sarapan bersama. Bahkan sejak semalam ketika kita makan malam, dia juga tidak ikut bersama kita?"

Alexa menarik lepas kertas dalam genggaman tangan Alpha Elios dan segera meletakannya begitu saja keatas meja.

Alexa tidak suka ketika Alpha Elios mengabaikannya hanya karena mengurus pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya itu.

Alexa bahkan sudah duduk diatas pangkuan Alpha Elios dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pasangannya itu.

"Hera tidak penah mau keluar jika tidak ada hal yang penting."

Alexa langsung mengangkat kepalanya, "Bahkan ketika makan juga. Kenapa? Bukankah seharusnya dia bergabung dan ikut makan bersama penghuni Istana lainnya. Karena Hera termasuk tuan rumah di Packhouse Istana ini."

Alpha Elios segera melingkari pinggang Alexa menggunakan kedua lengannya, memeluk tubuh perempuan itu dan mengecup keningnya pelan.

"Sejak kecil, Hera terbiasa melakukan semuanya didalam kamar. Dia suka menyembunyikan diri dan mengasingkan dirinya sendiri."

"Itu terdengar sangat mengerikan. Seharusnya Hera diperkenalkan oleh dunia luar dengan baik."

Alexa memiringkan kepala dengan bibir mencebik.

"Biar kutebak, kau pasti juga membiarkannya saja tanpa mau membujuknya?"

Alpha Elios menyipitkan sebelah mata, merasa Alexa semakin cerewet semenjak mereka mulai dekat dan tanpa sungkan melakukan skinship seperti yang mereka laukan seperti saat ini.

Pria itu segera menarik kepala Alexa dan menempelkannya didada.

"Hera sangat keras kepala Luna, dia melakukan semua yang dia inginkan dan aku tidak bisa memaksanya. Bahkan ketika dia memintaku untuk menyembunyikan identitasnya dari semua penduduk desa, aku hanya bisa menurut dan pasrah. Aku berusaha menyenangkan hatinya dengan selalu menuruti semua permintaannya."

"Kalau begitu ayo kita menikah."

Kedua mata Alpha Elios langsung terbelalak.

Alexa bahkan dengan gemas menarik kedua pipi manusia serigala itu.

"Apa?"

"Menikah Alpha. Kamu harus menikahiku karena kita akan segera menjadi orangtua, perutku akan semakin besar dan aku tidak mau kita hidup bersama tanpa status."

Alpha Elios mendengus geli.

Merasa Alexa tampak semakin lucu ketika menyinggung tentang status hubungan mereka saat ini.

Bahkan sebenarnya tanpa pernikahan sekalipun, hubungan mereka sudah sah hanya dengan mating dan penyatuan. Karena di dunia imortal, pasangan telah ditentukan oleh tuhan tanpa harus diikat dengan sebuah acara sakral bernama pernikahan seperti di dunia manusia.

Tapi mengingat Alexa berasal dari dunia manusia, Elios mengangguk saja menyetujui.

"Baiklah, ada lagi yang kau inginkan Luna-ku?"

"Dipernikahan kita nanti, aku ingin kau mengundang semua penduduk dan orang-orang penting yang kau kenal. Jika perlu para raja dan ratu harus kau undang untuk memeriahkan acara."

Alpha Elios manarik sebelah alisnya."Hanya itu?"

"Aku juga ingin kau memperkenalkan Hera di hadapan mereka semua. Katakan bahwa Hera adalah tuan puteri dari Goldenmoon Pack."

Elios terlihat berpikir sejenak dengan pikiran menerawang, "Aku tidak yakin Hera akan setuju."

Lalu Alexa memukul lengan Elios. 

Gadis itu begitu sensitif sejak mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung anak Alpha Elios.

"Aku yang akan menyakinkan Hera, lakukan saja tugasmu dengan benar." Kesal Alexa.

Elios tersenyum geli dan segera mengecup puncak kepala pasangannya itu.

"Baiklah Luna, akan ku lakukan seperti yang kau mau."

***

Hera termenung di balkon kamarnya.

Gadis itu memejamkan mata, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyapu kulit wajahnya.

Meski tidak bisa melihat suasana di sekitar packhouse istana dan melihat pemandangan disekitar. Hera cukup merasa yakin bahwa negeri yang dipimpin oleh kakaknya itu pasti terlihat begitu luas dan indah.

Hera merasa sangat bersyukur karena Goldenmoonpack sudah mendapatkan seorang Luna dan berharap Alpha Elios akan segera mendapatkan pewaris untuk Alpha generasi selanjutnya.

"Kenapa kau tidak keluar dari kamarmu, Hera?"

Alexa masuk tanpa permisi dan duduk dengan tampang kesal disofa.

Perempuan itu menatap Hera dengan sebelah mata menyipit dan siap melontarkan segala unek-uneknya.

"Aku tidak bisa melihat dunia, untuk apa aku keluar."

"Tapi Hera, bukan berarti kau harus menyembunyikan dirimu dari semua orang. Kamu harus melihat dunia dengan bertemu orang-orang diluaran sana."

"Aku selalu melihat dunia ketika jalan-jalan diakhir pekan."

Seperti ketika dia pergi ke sungai Dewarabiru kemarin.

Hera selalu menyempatkan waktu untuk mencari udara segar meski tetap dengan sembunyi-sembuyi.

"Tapi kamu mengasingkan diri dari dirimu sendiri Hera. Maafkan aku jika aku lancang, tapi menurutku- kamu butuh orang lebih banyak untuk melihat dunia. Kamu harus pergi ke desa dan merasakan kehangatan ramah tamah para penduduk disana, kau harus memperkenalkan diri sebagai tuan putri Goldenmoonpack. Jangan terus bersembunyi dan bertingkah seperti pengecut, kamu harus menunjukkan diri pada dunia- bahwa kamu adalah gadis yang hebat meski terlahir dalam keadaan buta."

"Aku pernah melakukannya Alexa."

Alexa terdiam, ketika Hera tiba-tiba berekspresi sendu.

"Dulu ketika aku masih kecil, Luna Quin melakukan itu semua untukku. Awalnya semua orang memberiku dukungan dan semangat, namun dibelakangku mereka diam-diam mengejek dan menyebutku tuan puteri yang tidak berguna, karena aku bahkan tidak bisa berubah menjadi serigala seperti yang seharusnya. Aku terlahir sebagai manusia lemah dan buta. Mereka bahkan mengatakan bahwa aku terkutuk dan terlahir sebagai perwujudan dari dosa. Aku takut keluar bukan karena aku marah atau malu. Karena daripada kedua rasa itu, aku justru lebih merasa takut. Aku takut mereka yang mengataiku akan mati seperti mereka yang mengataiku dulu. Ayahku, Alpha Eros membunuh mereka karena murka mendengar putrinya di hina, sementara aku merasa marah pada diriku sendiri karena tidak bisa menghentikan Ayah. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka dari kemurkaan Alpha Eros saat itu. Itulah alasanku mengapa harus mengasingkan diri dan terus bersembunyi dari dunia ini."

Alexa tiba-tiba merenggut sedih, "Hera .... "

"Alpha Elios juga tempramental dan posesif seperti ayahku. Aku tidak ingin ada korban lainnya hanya karena keterbatasan fisikku."

Alexa langsung berdiri.

"Hera, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuka luka lama-mu, sungguh. Maafkan aku karena telah membuatmu menjadi sedih seperti ini."

Alexa menarik tubuh Hera kedalam pelukannya, tidak menyangka ternyata gadis itu menyimpan begitu banyak luka sejak masih kecil.

Tiba-tiba dia merasa begitu prihatin dan ingin membantu Hera keluar dari kejamnya dunia yang selama ini gadis itu pikul sendiri.

"Aku senang karena perhatianmu dan juga kata-katamu mengingatkanku pada sosok Ibuku. Kau memang pantas menjadi Luna di negeri ini Alexa, aku sangat menyayangimu."

Alexa mengulas senyum kecil dibibirnya, "Hera, aku membawa kabar baik untukmu, tapi kuharap kau tidak marah ya?"

Hera menautkan kedua alisnya, "Jika itu kabar baik, kenapa aku harus marah?"

Alexa berdehem sejenak, lalu meraih sebelah tangan Hera dan menggenggamnya, "Kau akan mendapatkan keponakan," bisiknya dengan suara pelan.

Mendengar kata keponakan, Hera sontak membekap mulutnya sendiri.

Wajahnya terlihat sangat terkejut dan terperangah ketika Alexa menarik tangannya secara tiba-tiba dan menempatkannya diatas perutnya yang masih rata. 

Hera dapat merasakan kehidupan di dalam sana.

Alexa benar-benar tengah mengandung calon penerus Goldenmoonpack yang selanjutnya.

"Kau mengandung?"

Kedua mata Hera tampak berbinar bahagia.

"Benar Hera, dan Alpha Elios akan menikahiku besok."

Hera segera menarik tubuh Alexa masuk kedalam pelukannya.

"Maafkan aku Alexa, aku ikut senang dengan berita kehamilanmu dan juga pernikahanmu. Tapi maaf, aku tidak bisa ikut menyaksikan dan turun kebawah langsung acara pernikahan kalian."

Alexa mengangguk dan mengusap punggung Hera menenangkan.

"Tidak masalah, aku bisa mengerti. Tapi aku tetap mengharapkan hadiah pernikahan darimu?"

Hera mengangguk setuju,"Itu pasti."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status