Share

Part 9

Siang itu Jenna mengambil buku di perpustakaan Jerome dan membawanya ke kolam renang. Semilir angin dan udara yang cerah, membuatnya menikmati siang dengan sedikit kesenangan. Karena ia tak sungguh-sungguh fokus dengan buku bacaan yang diambilnya.

Pikirannya masih berkelana tentang Liora, yang masih mengirimkan ribuan tanya di benaknya. Ponsel yang diberikan kakaknya tak banyak membantu. Sama sekali tak membantu.

Terlalu lelah dengan pikirannya dan suasana mengenakkan, membuat Jenna tanpa sadar menyandarkan kepala dan matanya terpejam. Membawanya dalam ketenangan yang begitu menghanyutkan.

Hingga ketenangan itu terusik oleh gerakan lembut yang menyentuh kening, perlahan mata Jenna terbuka, dan seketika tersentak kaget ketika wajah Daniel berada begitu dekat dengan wajahnya.

“Daniel!” Jenna melompat terduduk dengan kedua tangan mendorong pria itu untuk mundur. “Apa yang kau lakukan?”

Daniel tersenyum dan menggeleng. “Aku baru saja pulang dari pertemuan di restoran seafood dekat sini. Aku ingat kau dan membawakan itu untukmu.”

Jenna mengikuti arah pandangan Daniel ke meja di sampingnya.

“Bukalah,” pintah Daniel seraya membungkuk untuk mengambil buku Jenna yang jatuh ke lantai.

Jenna membuka kotak makanan tersebut. Satunya berisi lobster berukuran besar dan satu kotak lainnya udang goreng. Kemudian pandangannya beralih ke arah Daniel yang sedang memperhatikan buku bacaannya.

“Aku tak tahu kau suka membaca buku.”

“A-aku ... akhir-akhir ini sering merasa bosan di rumah dan mulai belajar menyukai buku.” Jenna merasa ada yang aneh dengan pandangan Daniel kali ini. Pandangan pria itu kali ini terasa berbeda. Bukan lagi pandangan menggoda dan mesum yang biasa Daniel tunjukkan pada Liora. Apakah pria itu menyadari perbedaan dirinya dan Liora? Jerome bahkan tak curiga sedikit pun dengan kekikukan dirinya ketika mereka bersama.

Berbeda dengan Daniel, yang bahkan mengetahui setiap detail atau kebiasaan tentang Liora. Bahkan warna lipstik yang ia gunakan yang terkesan lebih natural. Tidak seberani seperti warna lipstik Liora.

“Juga udang?”

Jenna mengangguk ragu setelah beberapa detik mempertimbangkan akan mengangguk atau menggeleng. Daniel bahkan mengenal Liora lebih dari dirinya. Itu sudah sangat jelas.

“Kau pikir kau tidak suka udang?” Daniel mengangkat salah satu alisnya ke atas, menikmati kepucatan yang perlahan merebak di seluruh wajah Jenna. “Atau kau hanya menebak-nebak bahwa kau tidak suka udang?”

Kepucatan di wajah Jenna rasanya sudah tak tertolong lagi. “A-apa maksudmu, Daniel?”

“Kau tidak suka semua makanan laut karena baunya amis.”

Jenna tak menyerah untuk menyangkal kecurigaan Daniel meski ia sudah merasa sangat tersudut. “A-aku memakannya untuk Jerome.”

Daniel mendengus. Kemudian tiba-tiba rautnya berubah serius dan tatapan tajamnya menusuk ke arah Jenna. “Siapa kau?”

Jenna berhenti bernapas, tidak hanya napasnya. Rasanya tubuhnya membeku seluruhnya.

“A-aku tak tahu apa yang kaukatakan, Daniel?” Jenna berpaling dan beranjak berdiri. Berjalan menjauhi Daniel.

“Aku tahu kau bukan Jenna yang asli.”

Kalimat Daniel seketika menghentikan langkah Jenna.

Daniel memutar kepala. Bangkit berdiri mendekati Jenna. “Wajahmu, matamu, hidungmu, dan seluruh tubuh ini adalah milik Jenna. Tapi aku tahu apa yang ada di dalam sini, itu bukan Jenna,” tunjuk Daniel ke arah dada Jenna.

“Apa yang kaubicarakan, Daniel?” Getar dalam suara Jenna semakin terkendali.

“Kauingin aku membuktikan kata-kataku?”

Jenna mulai kewalahan mengatur ekspresi wajahnya. Bukti? Tepat saat itu Daniel mendorong tubuhnya dan ia melayang dengan punggung menghantam air kolam. Begitu seluruh tubuhnya masuk ke dalam kolam dan air kolam masuk ke hidung serta mulutnya, satu-satunya hal Jenna lakukan untuk bertahan hidup hanyalah menggapai-gapaikan kedua tangannya dengan gerakan tak teratur. Berusaha naik ke permukaan kolam.

Wajahnya berhasil menemukan udara, hanya untuk sesaat dan kembali tenggelam. “T-to ... longg,” sengalnya sebelum kembali masuk ke dalam air.

Daniel membungkuk di pinggiran kolam dan mengulurkan tangannya, antara hidup dan mati Jenna memilih menggapai tangan itu. Tapi Daniel tak berniat mengeluarkannya dari kolam renang. Seringai di bibir pria itu meninggi.

“Siapa kau?” tanya pria itu.

Jenna tersedak air kolam sambil menggelengkan kepala.

“Katakan siapa kau sebenarnya?

“Aku Jenna.” Jenna bersikeras mempertahankan jati dirinya.

“Kau bukan Jenna yang asli. Di mana Jenna yang asli?”

“Aku Jen ....”

“Baiklah, aku akan memberimu pilihan. Mengakui perbuatanmu atau aku akan melepaskan tanganmu?”

“Aku Jenna, Daniel. Percaya padaku.”

Daniel melepaskan tangan Jenna.

Jenna kembali tenggelam, kedua tangannya menggapai-gapai di permukaan air kolam. Udara yang baru diraibnya keluar dengan cepat, mengempiskan seluruh saluran pernapasannya yang mulai dimasuki air. Napasnya mulai sesak dan paru-parunya serasa mau pecah. Dan detik berikutnya, seluruh pandangan Jenna menjadi gelap dan kesadaran ditarik paksa dari jiwanya.

***

Jenna terbangun dengan geliat kepanikan yang menerjangnya tiba-tiba. Tubuhnya langsung terduduk dan yang pertama kali ia lakukan adalah menarik napas dengan rakus seperti keinginan kerasanya untuk bertahan hidup sebelum kegelapan menyerangnya.

Namun, sengalan tersebut terhenti ketika ia menyadari dirinya tak lagi berada di dalam kolam. Ia sudah di daratan, dan ia masih hidup. Pandangannya berkeliling menatap sekitar. Ia tengah berbaring di ruang tidurnya dan Jerome. Pakaiannya juga sudah diganti dengan pakaian yang kering.

Daniel sudah mengetahuinya. Daniel tahu ia menggantikan Liora. Kepanikan kembali menggulungnya. Bagaimana jika pria itu memberitahu Jerome.

“Nyonya, Anda sudah bangun?” Seorang pelayan menghampiri dan berhenti tepat di sampingnya. “Anda butuh sesuatu? Teh hangat? Atau coklat hangat?”

“Siapa yang membawaku ke tempat tidur?”

“Tuan Jerome?”

Mata Jenna melebar. “Apa suamiku sudah pulang?”

“Ya, Nyonya. Sedang berbicara dengan tuan Daniel di ruang kerja.”

Seketika Jenna menyingkap selimut dan melompat turun dari tempat tidur. berlari keluar dna langsung menuju ruang kerja Jerome di ujung lorong. Saat tiba-tiba ia menerobos masuk ruang kerja Jerome, ia melihat Jerome yang duduk di balik meja dan Daniel berdiri di memunggunginya.

Kedua pria itu langsung memusatkan perhatian padanya.

“Jerome, aku bisa menjelaskan semuanya,” ucap Jenna seraya berjalan menghampiri pria itu yang ada di balik meja. Mengabaikan dengus mengejek Daniel.

“Setelah tertangkap basah seperti ini, kau masih saja berusaha berdalih, huh?” cibir Daniel. Kemudian beralih menatap Jerome. “Kau lihat, kan Jerome? Jenna yang asli tidak mungkin tidak bisa berenang.”

“A-aku ... saat kembali ke rumah sebelum hari pernikahan. Aku sedikit mengalami kecelakaan. Dan ... dan kecelakaan itu menjadi trauma yang cukup serius untukku.”

Alis Jerome tertaut.

Jenna tertunduk sedih, mengalirkan air mata palsu dengan susah payah memikirkan nasibnya dan Liora jika semua sandiwara mereka sampai terbongkar. Memikirkan pengkhianatan Juna, dan perpaduan kedua pikiran tersebut membuatnya mengalirkan air mata yang deras di wajahnya. Ia tak tahu apakah taktiknya kali ini akan berhasil, tapi itu patut dicoba. Segala cara akan ia coba untuk meyakinkan Jerome bahwa Daniellah yang mengkhianati pria itu. Bukan dirinya. Dan ialah Jenna yang asli. Lioralah yang menipu mereka. beruntung fakta itu membuat keyakinan di dadanya semakin meningkat.

“Kecelakaan?”

Jenna mengangguk. Air mata berurai memenuhi seluruh wajahnya. “Aku sangta ingin menceritakannya padamu, tapi ... tapi setiap mengingatnya aku selalu bermimpi buruk.”

“Aku mengerti.” Jerome meraih tangan Jenna. “Aku akan mendengarkan saat kau sudah siap berbagi.”

Jenna mengangguk, mengangkat tangan untuk menghapus air matanya.

“Dia sungguh sangat pandai bersandiwara, itulah sebabnya dia menggantikan Jenna yang asli. Kau tak mungkin memercayai omong kosongnya, Jerome.”

“Buktimu sama sekali tak menunjukkan apa-apa, Daniel.”

Daniel mengerang keras.

“Setahuku, Jenna tak punya saudara kembar. Dan dalam pandanganku, dia adalah Jenna yang kukenal yang sangat mencintaiku.”

“Apa kau memang begitu memercayainya?”

Jerome mengangguk. “Apakah mungkin ada seseorang yang memiliki kemiripan nyaris 100 persen di dunia ini?”

“Baiklah, jika kau berpikir dia Jenna yang asli. Bagaimana jika aku memberimu bukti perselingkuhanku dengannya di belakangmu?”

Udara di paru-paru Jenna, rasanya direnggut dengan paksa. Dan waktu di sekitarnya berhenti. Ia sudah mempersiapkan alasan kosong kenapa ia tak bisa berenang dalam perjalanannya menuju ruang kerja Jerome. Tetapi perselingkuhan Jerome dan Liora? Ia sungguh tak siap diserang dengan dosa besar kakaknya tersebut.

Daniel pasti punya bukti yang kuat tentang kebersamaan pria itu dan Liora. Lalu, bagaimana ia harus menyangkalnya?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
sabar Jen. yg selingkuh Liora, bukan Jenna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status