“Aku tidak memiliki rencana untuk punya anak saat ini."Yvone berharap, namun pria di depannya perlahan membuka bibir tipisnya, lalu merusak semua mimpinya dengan suaranya yang dalam dan dingin."Hah?" Yvonne yang semula bingung, dengan tanggap memahami situasinya. Nada bicaranya yang acuh tak acuh ... amatlah tidak menyenangkan di telinganya.“Jangan khawatir, aku paham.” Yvonne mencoba sebisa mungkin untuk bersikap cuek.“Aku akan minum pil pencegah kehamilan.”“Apakah ada hal lain yang ingin kamu katakan kepadaku?” Yvonne bertanya sambil tersenyum hati-hati. "Tidak."Henry mengetuk-ngetuk jari-jarinya di kemudi, nampak sangat puas sekaligus tak nyaman dengan jawaban Yvone.Sejak awal Henry menikahi Yvonne Frey hanya karena wanita itu tidak licik seperti wanita lain di luar sana yang selalu mencoba menggunakan setiap cara untuk mengandung anaknya agar mereka punya alasan yang sah agar tetap berada di sisinya.Kenapa Yvone tidak pernah berpikir begitu?Apakah karena wanita
Pada saat Lynette dan Yvonne sampai di lobi, lobi sudah ramai sekali. Beberapa sekretaris wanita saling berbisik."Kamu sudah dengar belum? Mereka bilang bos baru kita dari Ontario. Beliau sudah memiliki beberapa perusahaan dan sepertinya kaya raya! Bukan hanya itu, tapi dia juga masih lajang!”“Kamu serius? Apa kamu yakin? Setahuku Bos baru kita telah menikah dengan seorang wanita yang telah lama dijodohkan keluarganya. Tapi Bos tidak menyukai wanita itu."“Ya, aku juga tahu tentang itu! Aku dengar sang CEO memiliki hubungan yang baik dengan mantan pacarnya, tetapi terpaksa putus dan menikahi istrinya saat ini karena aturan keluarganya. Mereka tidak saling jatuh cinta."Lynette menguping penasaran dengan percakapan menarik yang terjadi di sekitar mereka. Lynette menoleh ke belakang dan menarik lengan baju Yvonne. “Yvonne, apa kamu mendengarnya? Aku ingin tahu seperti apa tampang bos baru kita! Sepertinya dia tinggi, kaya, dan tampan?"“Aku tidak tahu."Yvonne mengerutkan bibir
Oh tidak, apakah Henry menyadarinya?!Yvonne buru-buru menundukkan kepalanya sambil berdebat dalam hati untuk bersembunyi. Namun, Henry dengan cepat membuang muka dan sepertinya tidak memperhatikannya.Fiuh. Wanita itu menghela napas lega. Untungnya, Henry tidak memperhatikannya.“Lihat, Tuan Lancaster. Ini semua adalah karyawan perusahaan ini. Kami sangat menantikan kedatangan Anda.” Eksekutif itu dengan cepat menghampirinya untuk menyanjungnya.Henry dengan dingin menanggapi sanjungannya dan memimpin sekelompok eksekutif di belakangnya ke dalam lift, tidak menunjukkan minat pada keahlian menjilat pria itu.Saat pintu lift ditutup, Yvonne mendengar semua orang di sekitarnya berbicara dengan suara pelan. Orang-orang kebanyakan mengagumi Henry karena penampilan dan temperamennya.Kata-kata seperti 'elok', 'tampan', 'hebat', dan 'tinggi' nampaknya dibuat untuknya.Yvonne tidak mau repot-repot mendengar gosip itu. Ia meletakkan tangannya di atas jantungnya yang berdebar kencang dan
"Iya." Henry mengangguk. Matanya menyipit. Dia tampak tidak senang. “Kalau Pak Hendrickson tidak puas dengan pilihan saya, mungkin ada saran? siapa yang harus saya pilih?"Di antara begitu banyak wanita dengan riasan tebal di wajah mereka di sini, Yvonne Frey menjadi satu-satunya yang paling enak dipandang."Tidak, tidak sama sekali! Pak Lancaster, Anda serius sekali!" Hendrickson tidak berani mengatakan apa pun.Ia segera pergi untuk menjemput Yvonne dan mencoba membuat dirinya terlihat baik. “Yvonne, kau akan menjadi sekretaris pribadi Pak Lancaster. Bantu dia dengan baik. Kau bisa tanya padaku kalau kau membutuhkan bantuan.”"... Baik," jawab Yvonne dengan bingung.Ia tidak tahu mengapa Henry memilihnya sebagai sekretarisnya. Apa mungkin karena sudah saling mengenal jadi akan lebih mudah bagi mereka untuk bekerja sama? Yvone diam-diam mencuri pandang ke arah Henry ketika lelaki itu secara tidak sengaja membuang muka dan menghapus jejak emosi di matanya.Henry berbi
Yvonne sengaja menghabiskan sore harinya di kantor. Ketika semua pekerjaannya sudah selesai, jam baru menunjukkan angka tiga sore. Masih banyak waktu yang tersisa sebelum jam pulang kerja. Begitu Yvonne menyadari tidak ada lagi yang membuatnya harus tinggal di kantor, ia mengumpulkan keberaniannya dan mengangkat gagang telepon untuk menghubungi kantor CEO.Setelah dipromosikan ke posisi sekretaris pribadi, Yvonne mendapatkan kantor pribadi di sebelah kantor CEO. Seluruh ruangan ini menjadi kantornya. Panggilan Yvonne langsung diangkat. Badannya seketika menegang."P-Pak Lancaster? Ini aku .…"“Siapkan semua laporan dari semua proyek yang telah diterima perusahaan tahun lalu dan antar ke kantor saya sebelum petang." Suara dingin pria itu keluar dari gagang telepon. Ia mengabaikan Yvonne. "Semua proyek?" Mata Yvonne membelalak.Apa tugas itu bisa dilakukan oleh satu orang?!“Apa kau punya pertanyaan lain?" tanya Henry dingin."T-Tidak." Yvonne meremas gagang telepon di tang
Di rumah sakit ....Dokter memeriksa badan Yvonne. Ekspresi wajahnya tampak serius. “Nona Frey, kau sudah lama memiliki masalah lambung, kan? Untungnya, ini tidak terlalu serius. Perhatikan saja pola makan." “Lambungnya tiba-tiba kumat karena kau tidak makan tepat waktu. Ngomong-ngomong, apa yang kau makan hari ini, Nona Frey?”Apa yang ia makan hari ini?Yvonne menatap Henry dengan canggung. Ia begitu ketakutan saat jam istirahat makan siang dan akhirnya bekerja lembur sampai larut malam. Mana mungkin ia masih ingin makan? “Dokter, apa ada cara permanen untuk untuk menyembuhkan masalah lambung?” Henry mengerutkan keningnya. Ia merasa sedikit bersalah ketika dilihatnya wajah pucat wanita itu."Agak sulit." Dokter menggelengkan kepalanya. "Masalah lambungmu tidak seserius itu, Nona Frey. Pastikan saja untuk menjaga pola makan yang sehat dan makan tepat waktu. Kau akan segera sembuh.”Dokter memberi Yvonne beberapa nasihat, lalu menyuruhnya beristirahat di rumah sakit sementara ia
Pada saat Yvonne bangun, kateter infus telah dilepas dari punggung tangannya. Ia mengusap mata dan melihat dokter datang. “Dokter, saya rasa saya sudah baikan sekarang. Kapan saya bisa pulang?" “Belum bisa. Tuan Lancaster bilang pada saya kalau dia ingin Anda tinggal di rumah sakit beberapa hari lagi untuk diobservasi. Anda hanya bisa keluar setelah kami memastikan bahwa masalah lambungmu memang hanya sekadar masalah lambung.""Di mana dia sekarang?"Yvonne duduk. Ia tampak heran. Jika dirinya harus tinggal di rumah sakit untuk observasi, maka ia harus minta ijin untuk tidak masuk kerja. "Tuan Lancaster sudah pergi. Dia memberi tahu saya kalau dia akan kembali besok. Nona Frey, saya kira Tuan Lancester ada benarnya juga. Parah atau tidaknya masalah lambung itu bervariasi. Akan sangat baik kalau Anda memeriksannya dengan benar." Si dokter menasehati Yvonne, lalu keluar karena ada seorang perawat datang mencarinya.Karena Yvonne tidak bisa melawan keinginan Henry, ia hanya bisa
Dari awal, pernikahan mereka ini diputuskan oleh kakek Henry ....Namun, hari itu Henry telah menjelaskan kepada Yvonne kalau ia tidak berencana untuk memiliki anak.Begitu Henry menoleh, ia melihat Yvonne duduk di tempat tidur. Wanita itu tampak memikirkan sesuatu. Henry trenyuh melihatnya. “Jangan terlalu mencemaskan hal itu. Nanti aku yang akan membereskannya." Membereskannya? Bagaimana cara ia membereskannya? Yvonne mengangkat kepalanya. Apakah Henry berubah pikiran dan sekarang bersedia punya anak dengannya? "Aku akan menaruh sarapanmu di sini. Dokter bilang kalau kamu harus makan tepat waktu. Sue akan datang nanti. Aku harus pergi sekarang karena masih urusan yang harus aku selesaikan di perusahaan."Henry tampaknya tidak tertarik untuk melanjutkan topik utama dan kemudian pergi setelah mengatakan hal ini pada Yvonne. Yvonne duduk di tempat tidur dengan linglung. Rasa sakit di hatinya menjadi lebih kuat .... Pada dasarnya, Henry masih mengatakan hal yang sama padanya – di