"Iya." Henry mengangguk. Matanya menyipit. Dia tampak tidak senang. “Kalau Pak Hendrickson tidak puas dengan pilihan saya, mungkin ada saran? siapa yang harus saya pilih?"Di antara begitu banyak wanita dengan riasan tebal di wajah mereka di sini, Yvonne Frey menjadi satu-satunya yang paling enak dipandang."Tidak, tidak sama sekali! Pak Lancaster, Anda serius sekali!" Hendrickson tidak berani mengatakan apa pun.Ia segera pergi untuk menjemput Yvonne dan mencoba membuat dirinya terlihat baik. “Yvonne, kau akan menjadi sekretaris pribadi Pak Lancaster. Bantu dia dengan baik. Kau bisa tanya padaku kalau kau membutuhkan bantuan.”"... Baik," jawab Yvonne dengan bingung.Ia tidak tahu mengapa Henry memilihnya sebagai sekretarisnya. Apa mungkin karena sudah saling mengenal jadi akan lebih mudah bagi mereka untuk bekerja sama? Yvone diam-diam mencuri pandang ke arah Henry ketika lelaki itu secara tidak sengaja membuang muka dan menghapus jejak emosi di matanya.Henry berbi
Yvonne sengaja menghabiskan sore harinya di kantor. Ketika semua pekerjaannya sudah selesai, jam baru menunjukkan angka tiga sore. Masih banyak waktu yang tersisa sebelum jam pulang kerja. Begitu Yvonne menyadari tidak ada lagi yang membuatnya harus tinggal di kantor, ia mengumpulkan keberaniannya dan mengangkat gagang telepon untuk menghubungi kantor CEO.Setelah dipromosikan ke posisi sekretaris pribadi, Yvonne mendapatkan kantor pribadi di sebelah kantor CEO. Seluruh ruangan ini menjadi kantornya. Panggilan Yvonne langsung diangkat. Badannya seketika menegang."P-Pak Lancaster? Ini aku .…"“Siapkan semua laporan dari semua proyek yang telah diterima perusahaan tahun lalu dan antar ke kantor saya sebelum petang." Suara dingin pria itu keluar dari gagang telepon. Ia mengabaikan Yvonne. "Semua proyek?" Mata Yvonne membelalak.Apa tugas itu bisa dilakukan oleh satu orang?!“Apa kau punya pertanyaan lain?" tanya Henry dingin."T-Tidak." Yvonne meremas gagang telepon di tang
Di rumah sakit ....Dokter memeriksa badan Yvonne. Ekspresi wajahnya tampak serius. “Nona Frey, kau sudah lama memiliki masalah lambung, kan? Untungnya, ini tidak terlalu serius. Perhatikan saja pola makan." “Lambungnya tiba-tiba kumat karena kau tidak makan tepat waktu. Ngomong-ngomong, apa yang kau makan hari ini, Nona Frey?”Apa yang ia makan hari ini?Yvonne menatap Henry dengan canggung. Ia begitu ketakutan saat jam istirahat makan siang dan akhirnya bekerja lembur sampai larut malam. Mana mungkin ia masih ingin makan? “Dokter, apa ada cara permanen untuk untuk menyembuhkan masalah lambung?” Henry mengerutkan keningnya. Ia merasa sedikit bersalah ketika dilihatnya wajah pucat wanita itu."Agak sulit." Dokter menggelengkan kepalanya. "Masalah lambungmu tidak seserius itu, Nona Frey. Pastikan saja untuk menjaga pola makan yang sehat dan makan tepat waktu. Kau akan segera sembuh.”Dokter memberi Yvonne beberapa nasihat, lalu menyuruhnya beristirahat di rumah sakit sementara ia
Pada saat Yvonne bangun, kateter infus telah dilepas dari punggung tangannya. Ia mengusap mata dan melihat dokter datang. “Dokter, saya rasa saya sudah baikan sekarang. Kapan saya bisa pulang?" “Belum bisa. Tuan Lancaster bilang pada saya kalau dia ingin Anda tinggal di rumah sakit beberapa hari lagi untuk diobservasi. Anda hanya bisa keluar setelah kami memastikan bahwa masalah lambungmu memang hanya sekadar masalah lambung.""Di mana dia sekarang?"Yvonne duduk. Ia tampak heran. Jika dirinya harus tinggal di rumah sakit untuk observasi, maka ia harus minta ijin untuk tidak masuk kerja. "Tuan Lancaster sudah pergi. Dia memberi tahu saya kalau dia akan kembali besok. Nona Frey, saya kira Tuan Lancester ada benarnya juga. Parah atau tidaknya masalah lambung itu bervariasi. Akan sangat baik kalau Anda memeriksannya dengan benar." Si dokter menasehati Yvonne, lalu keluar karena ada seorang perawat datang mencarinya.Karena Yvonne tidak bisa melawan keinginan Henry, ia hanya bisa
Dari awal, pernikahan mereka ini diputuskan oleh kakek Henry ....Namun, hari itu Henry telah menjelaskan kepada Yvonne kalau ia tidak berencana untuk memiliki anak.Begitu Henry menoleh, ia melihat Yvonne duduk di tempat tidur. Wanita itu tampak memikirkan sesuatu. Henry trenyuh melihatnya. “Jangan terlalu mencemaskan hal itu. Nanti aku yang akan membereskannya." Membereskannya? Bagaimana cara ia membereskannya? Yvonne mengangkat kepalanya. Apakah Henry berubah pikiran dan sekarang bersedia punya anak dengannya? "Aku akan menaruh sarapanmu di sini. Dokter bilang kalau kamu harus makan tepat waktu. Sue akan datang nanti. Aku harus pergi sekarang karena masih urusan yang harus aku selesaikan di perusahaan."Henry tampaknya tidak tertarik untuk melanjutkan topik utama dan kemudian pergi setelah mengatakan hal ini pada Yvonne. Yvonne duduk di tempat tidur dengan linglung. Rasa sakit di hatinya menjadi lebih kuat .... Pada dasarnya, Henry masih mengatakan hal yang sama padanya – di
Di gerbang rumah sakit ....Henry memarkir mobilnya di depan pintu masuk rumah sakit dan melihat jam. Ia tiba tepat waktu menjemput Yvonne yang akan keluar dari rumah sakit.Henry membuka pintu mobil untuk keluar dari mobil dan berjalan ke arah gedung rumah sakit.Bagaimanapun, ia terus memikirkan hal itu dan tak bisa tenang kecuali ia memeriksanya.Setelah menunggu beberapa waktu, Sue masih belum turun. Saat itulah Henry mulai menyadari ada yang aneh dan pergi untuk memeriksanya.Begitu ia tiba di bagian rawat inap, seorang wanita paruh baya menghalangi jalannya.Dilihat lebih dekat, wanita itu cukup familiar."Apa ada yang bisa aku bantu, Nyonya?""Henry, ini aku! Kamu telah melupakan aku? Aku ibunya Yvonne!""Oh itu Anda." Henry menatapnya beberapa kali dan samar-samar mengingat orang ini."Nyonya Frey, apakah Anda datang untuk menjemput Yvonne?" Henry bertanya dengan sopan."Oh, ya. Haha. Bisa dibilang begitu." Ibunya Yvonne bertingkah aneh seperti biasanya. Ia bahkan ta
Yvonne tidak menikahi Henry demi hartanya. Dia menikahinya karena Yvone diam-diam mengagumi Henry selama bertahun-tahun.“Sepertinya kau membutuhkannya.”Ekspresi Henry berubah menjadi jelek. Tidak ada seorang pun pernah menolaknya secara langsung.“Ngomong-ngomong, aku masih harus mencari ibuku. Bisakah kau mengantarku ke sana?”Yvone sudah lama pergi dan tidak tahu apakah ibunya masih menunggu di rumah sakit. Mungkin ibunya sudah pulang."Tentu."Henry memutar mobil dan mengantarnya langsung ke rumah ibunya. Untuk bersikap sopan, Henry juga turun dari mobilnya dan menemani Yvonne.Yvonne mencengkeram tasnya dengan canggung. Meski sudah lama menikah, ini pertama kalinya Henry menemaninya pulang."Apakah kita sudah sampai?""Hampir! Hampir!"Yvonne mempercepat langkahnya dan tersipu, tidak berani menatap wajah Henry.Pada saat mereka tiba, pintu depan dibiarkan terbuka.Yvonne membuka pintu. “Bu, ibu sudah pulang?”"Kenapa kamu lama sekali?! Apakah kamu berhasil mendapatk
"Henry, mengapa kau memberi ibuku uang sebanyak itu?" Yvonne bertanya dengan hati-hati ketika mereka berdua menuruni tangga.Mengapa pria itu memberikan uang sebanyak itu?Apakah untuk menunjukkan kalau pria itu menyayanginya, atau apakah Henry sudah terbiasa menilai seseorang dengan uang?Tidak ada alasan khusus.Sikap Henry tetap acuh tak acuh. Setelah memerintahkan Yvone untuk masuk ke dalam mobil dan mengencangkan sabuk pengamannya, Henry menyalakan mobil dengan alis yang bertautan.Bila diingat-ingat, tindakannya memang tidak sesuai dengan harapannya.Henry bahkan sedikit terkejut menyadari jika ia sebenarnya hanya sedikit marah pada wanita yang tamak dan bias seperti Nyonya Frey.Mengenai kelebihan uang itu ... ia hanya memberikannya untuk berbaikan dengan Yvonne."Tapi ...."Yvonne ingin mengatakan hal lain, namun rasa bersalahnya menelan kata-kata di kerongkongannya ketika ia melihat ekspresi di wajah Henry.Setelah menerima begitu banyak uang tanpa alasan, Yvone tida