Dengan nada membunuh, Mandy tiba-tiba menggigil. Ia tidak berani melawan Yvonne, jadi ia membuka matanya dengan patuh. Begitu membuka matanya, ia bertatapan dengan Yvonne yang menatapnya tanpa ekspresi. "Kau ...." Ia diinterupsi oleh Yvonne sebelum sempat menyelesaikan ucapannya. Yvonne mengangkat dagunya, "Apa kau tahu? Hidupku seperti lelucon di paruh pertama hidupku, jadi aku bersumpah aku pasti akan menjalani kehidupan yang indah dan kuat untuk paruh kedua hidupku. Tidak ada yang bisa menggangguku atau menyakitiku, tetapi kau berhasil sekali. Kau telah melewati batas, jadi aku tidak akan pernah melepaskanmu." Sementara Yvonne berkata demikian, dia mengencangkan kekuatan di tangannya lagi, meremas Mandy dengan sangat keras sampai dia berteriak keras. Yvonne tersenyum ketika melihatnya dan berkata, "Aku memberimu kesempatan dan aku ingin melepaskanmu, tetapi kau tidak menghargainya. Sebaliknya, kau coba cari mati lagi dan lagi. Jadi, aku akan memuaskanmu. Lihat bagaimana ka
"Ya," Yvonne menjawab. Pada saat ini, Shane datang untuk membawakan mereka berita tentang Mandy. Mandy dicambuk oleh Yvonne berkali-kali sehingga ia pasti akan memiliki bekas luka di tubuhnya. Wajahnya yang mengalami luka paling serius. Mandy telah hancur. Mandy tidak memiliki kesempatan untuk sembuh kecuali ia menghabiskan banyak uang untuk operasi plastik. Ketika Mandy terbangun dan mengetahui tentang kondisinya yang mengerikan, ia menjadi gila dan berteriak-teriak ingin membunuh Yvonne. Ketika Yvonne mendengarkan Shane bercerita tentang apa yang terjadi, ekspresinya acuh tak acuh dan wanita itu sama sekali tidak merasa marah. Karena tidak ada gunanya ia marah pada seseorang yang telah ia kalahkan. "Sayang, karena Nona Lovett sudah gila, ayo kita bawa dia ke rumah sakit jiwa," kata Yvonne dengan suara dingin sambil minum air. Meskipun Yvonne mengatakannya dengan lembut, Shane bergidik ketika ia mendengarnya. Rumah sakit jiwa bukanlah tempat yang baik. Penyakit m
Yvonne Frey bermimpi buruk. Dalam mimpinya, ia ditembak oleh seorang pria.“Pergi … jangan sentuh aku!”Yvonne bangun tidur terkejut. Matanya terbuka lebar dan ia melihat lampu kristal yang tergantung di langit-langit. Dekorasi di ruangan itu, tidak asing baginya.Apakah yang tadi itu mimpi?Ia mengangkat selimutnya dan langsung terkejut!A-Apa yang terjadi!"Sue!" Yvonne terburu-buru mengenakan pakaiannya dan berlari ke bawah. Sue, asisten rumah tangganya, kebetulan sedang membersihkan ruang tamu.Sue mematikan mesin penyedot debu dan memandang Yvonne dengan heran. “Aku di sini, Nyonya. Ada apa ya Nyonya?"“Apakah kau melihat orang asing di lantai atas pagi ini? Sepertinya … ada orang yang masuk kamarku!” Wajah Yvonne memucat. Tubuhnya gemetaran teringat mimpinya itu."Ada orang?"Sue segera meletakkan penyedot debu dan melangkah ke arahnya. “Nyonya, apa Nyonya yakin tidak salah? Aku bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan, tapi aku tidak melihat ada yang aneh di rumah ini
"Kau tak ingin aku kembali?"Henry berjalan melewati wanita di depannya dan duduk di sofa.“T-Tentu saja tidak!” Yvonne tersenyum kaku. "Aku hanya kaget karena .... Kau tiba-tiba kembali tanpa kabar ...."Dalam tiga tahun terakhir, ada saat ketika dirinya menunggu kepulangan Henry siang dan malam. Setelah terlalu sering kecewa, Yvone lambat laut berhenti mengharapkannya.Tetapi kini, Henry pulang tanpa kabar! Tidak hanya itu, mereka bahkan melakukan hubungan macam itu. Bagaimana Yvone mesti bersikap?!Yvonne menegang saat ia dengan hati-hati pergi untuk duduk di hadapan Henry, mencoba membiasakan diri menjadi seorang istri lagi.Namun, pria itu tak mau menatapnya dan tiba-tiba berkata, "Aku akan tinggal di sini mulai sekarang.""Apa …?!" Yvonne tersedak dan terbatuk sampai-sampai wajahnya memerah sambil menatap Henry tak percaya.Henry menatap tak senang. Yvone segera menutup mulutnya karena takut mengganggunya.Sesaat kemudian, Yvone bertanya, "K-Kenapa kau tiba-tiba berpikir
“Aku tidak memiliki rencana untuk punya anak saat ini."Yvone berharap, namun pria di depannya perlahan membuka bibir tipisnya, lalu merusak semua mimpinya dengan suaranya yang dalam dan dingin."Hah?" Yvonne yang semula bingung, dengan tanggap memahami situasinya. Nada bicaranya yang acuh tak acuh ... amatlah tidak menyenangkan di telinganya.“Jangan khawatir, aku paham.” Yvonne mencoba sebisa mungkin untuk bersikap cuek.“Aku akan minum pil pencegah kehamilan.”“Apakah ada hal lain yang ingin kamu katakan kepadaku?” Yvonne bertanya sambil tersenyum hati-hati. "Tidak."Henry mengetuk-ngetuk jari-jarinya di kemudi, nampak sangat puas sekaligus tak nyaman dengan jawaban Yvone.Sejak awal Henry menikahi Yvonne Frey hanya karena wanita itu tidak licik seperti wanita lain di luar sana yang selalu mencoba menggunakan setiap cara untuk mengandung anaknya agar mereka punya alasan yang sah agar tetap berada di sisinya.Kenapa Yvone tidak pernah berpikir begitu?Apakah karena wanita
Pada saat Lynette dan Yvonne sampai di lobi, lobi sudah ramai sekali. Beberapa sekretaris wanita saling berbisik."Kamu sudah dengar belum? Mereka bilang bos baru kita dari Ontario. Beliau sudah memiliki beberapa perusahaan dan sepertinya kaya raya! Bukan hanya itu, tapi dia juga masih lajang!”“Kamu serius? Apa kamu yakin? Setahuku Bos baru kita telah menikah dengan seorang wanita yang telah lama dijodohkan keluarganya. Tapi Bos tidak menyukai wanita itu."“Ya, aku juga tahu tentang itu! Aku dengar sang CEO memiliki hubungan yang baik dengan mantan pacarnya, tetapi terpaksa putus dan menikahi istrinya saat ini karena aturan keluarganya. Mereka tidak saling jatuh cinta."Lynette menguping penasaran dengan percakapan menarik yang terjadi di sekitar mereka. Lynette menoleh ke belakang dan menarik lengan baju Yvonne. “Yvonne, apa kamu mendengarnya? Aku ingin tahu seperti apa tampang bos baru kita! Sepertinya dia tinggi, kaya, dan tampan?"“Aku tidak tahu."Yvonne mengerutkan bibir
Oh tidak, apakah Henry menyadarinya?!Yvonne buru-buru menundukkan kepalanya sambil berdebat dalam hati untuk bersembunyi. Namun, Henry dengan cepat membuang muka dan sepertinya tidak memperhatikannya.Fiuh. Wanita itu menghela napas lega. Untungnya, Henry tidak memperhatikannya.“Lihat, Tuan Lancaster. Ini semua adalah karyawan perusahaan ini. Kami sangat menantikan kedatangan Anda.” Eksekutif itu dengan cepat menghampirinya untuk menyanjungnya.Henry dengan dingin menanggapi sanjungannya dan memimpin sekelompok eksekutif di belakangnya ke dalam lift, tidak menunjukkan minat pada keahlian menjilat pria itu.Saat pintu lift ditutup, Yvonne mendengar semua orang di sekitarnya berbicara dengan suara pelan. Orang-orang kebanyakan mengagumi Henry karena penampilan dan temperamennya.Kata-kata seperti 'elok', 'tampan', 'hebat', dan 'tinggi' nampaknya dibuat untuknya.Yvonne tidak mau repot-repot mendengar gosip itu. Ia meletakkan tangannya di atas jantungnya yang berdebar kencang dan
"Iya." Henry mengangguk. Matanya menyipit. Dia tampak tidak senang. “Kalau Pak Hendrickson tidak puas dengan pilihan saya, mungkin ada saran? siapa yang harus saya pilih?"Di antara begitu banyak wanita dengan riasan tebal di wajah mereka di sini, Yvonne Frey menjadi satu-satunya yang paling enak dipandang."Tidak, tidak sama sekali! Pak Lancaster, Anda serius sekali!" Hendrickson tidak berani mengatakan apa pun.Ia segera pergi untuk menjemput Yvonne dan mencoba membuat dirinya terlihat baik. “Yvonne, kau akan menjadi sekretaris pribadi Pak Lancaster. Bantu dia dengan baik. Kau bisa tanya padaku kalau kau membutuhkan bantuan.”"... Baik," jawab Yvonne dengan bingung.Ia tidak tahu mengapa Henry memilihnya sebagai sekretarisnya. Apa mungkin karena sudah saling mengenal jadi akan lebih mudah bagi mereka untuk bekerja sama? Yvone diam-diam mencuri pandang ke arah Henry ketika lelaki itu secara tidak sengaja membuang muka dan menghapus jejak emosi di matanya.Henry berbi