Share

Bab 42

Di saat membuka mata, yang menjadi objek utama wajah terlelap Arsen. Aruna iseng mencubit tanpa peduli mengganggu, yang dipikirannya saat ini.

Masih mimpi, atau nyata?

Terkadang, selalu berakhir halusinasi. Seakan memang belum waktunya untuk semua keinginannya terkabulkan.

"Apa sih?" Arsen terusik, karena masih ngantuk memilih berhenti bertanya alasan, dirinya menjadi korban pencubitan.

Aruna tidak menjawab, bahkan tidak merasa bersalah karena sudah mengusik tidur Arsen.

"Ng—"

Tidak menyangka akan mendapat serangan di pagi hari, ah sebenarnya sih sudah siang. Mengingat, mereka berdua diberi waktu bebas. Yap, bebas—alias bulan madu abal-abal—eh!

Karena tidak pergi ke manapun, hanya di penginapan saja. Intinya, mereka berdua malas.

"Kau masih mengira mimpi kah?"

"Kau sendiri, bukannya duluan yang menganggap begitu?" Aruna tidak mau kalah, di satu sisi berusaha menyingkirkan Arsen masih betah menindihnya. "Minggir! Aku mau mandi!"

"Nggak!" Arsen bebal, ah lebih tepat sih ingin memanfaatka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status