Share

Harus terbalas

Kedekatannya dengan Dirham dua Minggu ini membuat hari-hari Dinar semakin bersemangat, dari awal bangun pagi, beres-beres sampai pergi ke tempat kerja, senyum tak pernah lekang dari bibir, Delia sebagai teman dekatnya di tempat kerja tentu saja bisa melihat perubahan itu.

Hari ini Dinar bertemu dengan Zaky Azhar anak dari pemilik restoran tempat dia bekerja. Zaky yang baru pulang dari kuliah segera menuju ke restoran untuk menemui Edo, tapi saat sampai di sana barang yang di pesan Edo lupa untuk dibawa. 

"Ky, ada bawa barang yang pak Doni bilang?"

Zaky menepuk dahinya, baru dia teringat kalau barang itu belum dimasukkan ke mobil tadi. Itulah, gara-gara ke kampus untuk ketemu dosen dulu jadi lupa semuanya, padahal papanya sudah pesan dari tadi malam sebelum berangkat ke Medan.

"Aduh, gue lupa."

"Padahal penting banget bro, kan itu bahan untuk pesanan pelanggan hari ini, satu jam lagi chef Rizal mau menyediakan semua pesanan untuk orang penting malam ini,"

"Maaf gue lupa, tapi keburu pergi kuliah, mana Dinar? biar ikut gue pulang ambil barang itu,"

Mata Edo meliar mencari keberadaan Dinar, di meja no 9 Dinar sedang membuat orderan pelanggan. Edo mengarahkan dagunya kearah Dinar berada. 

"Itu di sana." Mereka menunggu beberapa menit, Dinar berjalan kearah meja catering dan meletakkan kertas orderan, dia menghampiri Edo dan Zaky karena dua pemuda itu memperhatikannya dari tadi.

"Ada apa, lihat aku kek mau nelan gitu?"

"Ikut aku pulang, ambil bahan penting di rumah, mau dimasak bentar lagi."

"Kenapa tadi nggak dibawa aja sih mas?" Dinar memang gadis yang agak suka membantah, tapi semua temannya suka dengan karakternya yang suka membantu dan baik dengan siapa saja.

"Aku lupa, tadi buru-buru kekampus ketemu dosen, ngurusi skripsiku, ada diskusi juga dengan grup. Pokoknya sibuk banget." 

"Terus Dinar kesini lagi naik apa nanti?" Edo mencelah, tangannya sibuk memeriksa beberapa orderan penting hari ini. 

"Nanti naik grab kan bisa, aku juga ada pertemuan penting dengan grup praktikal ku. Sorry tidak bisa kesini lagi."

"Ya udah, kamu ikut saja ya Di, nanti pak bos bayarin uang grabnya." Edo memberi titah pada gadis itu.

"Ya harus lah. Bonus juga harus ditambah, secara aku ini terlalu rajin" ujar Dinar percaya diri.

"Sayangnya, bukan aku bosnya, kalau aku yang jadi bos, pasti sudah ku kasih libur kalian seminggu dua kali." Zaky mengangkat-angjat alisnya.

"Eleeeh, itu karena bukan kamu bosnya." Edo mencebikkan bibirnya.

"Iya juga sih, bisa rugi kalau banyak libur. Anak bini makan apa nanti?"

"Nasi dong, masa batu." Sahut Dinar.

"Iya, batu permata kan lebih mahal tuh."

"Asal jangan batu ginjal aja mas." Celetuk Dinar lagi.

"Hahaha." 

Mereka bertiga tertawa bersamaan mendengar ucapan Dinar yang ngawur itu, masa anak bini di kasih makan batu ginjal.

Akhirnya Dinar keluar restoran bersama dengan Zaky Azhar, tanpa mereka sadari ada sepasang mata penuh kebencian menyaksikan itu semua di balik kaca mobil bertint hitam, pria itu mengetapkan gigi penuh amarah. Dahinya berkeringat, AC mobil seolah tidak mampu mendinginkan hati dan jiwanya yang penuh amarah. 'Jadi kamulah wanita itu. Dasar perempuan murahan. Lihat saja nanti, kalian akan rasakan semua yang kalian lakukan pada adikku.'

Mobil yang dari tadi terparkir di seberang jalan depan restoran mewah itu meluncur dengan laju meninggalkan tempat itu. Menandakan pengemudinya sedang dalam keadaan marah.

"Cari tahu tentang gadis dan lelaki ini, aku kirim data dan fotonya sebentar lagi." 

Panggilan diakhiri dan dia terus melempar ponselnya di jok sebelah, hatinya kacau, dia sangat marah saat ini, lembaran kenangan beberapa bulan lalu muncul lagi di kepalanya. 

"Perempuan itu melabrak ku kak, dia mengatakan aku murahan, aku tidak mau hidup lagi, dia meninggalkanku kak, Dia meninggalkanku demi gadis itu. Kak, Fa takut papa marah kalau tahu Fa hamil tanpa suami, dia meninggalkan ku kak, Fa tidak sanggup kak. Fa mau mati saja. Fa tidak sanggup lagi menanggung malu ini."

'Aaaaargh, bangsat! sialan! Semua memang tidak berguna.'

Air matanya mengalir tanpa disadari, tangannya bergetar, nafasnya turun naik, lampu isyarat dinyalakan dan mobil itu berhenti di sisi kiri jalan. 

Dirham menenangkan dirinya. Bayangan wajah adik kesayangannya muncul bersama deraian air mata, sementara pembunuhnya tersenyum bahagia, 'aku tidak akan melepaskan kalian sampai kapanpun, sampai kalian benar-benar merasakan sakit yang luar biasa yang tidak akan kalian lupa seumur hidup kalian.'

Tekad dalam hatinya akan segera diwujudkan, semua harus terlaksana hidup atau mati tetap harus terbalaskan, dan harus rapi, jangan sampai orang tuanya curiga. 

Dirham membersihkan sisa air di sudut mata nya. Dia tersenyum kecil. Seperti seorang psikopat. Banyak rencana di kepalanya. 

Mendekati gadis itu. Ya, dia akan membalas gadis itu dulu, memang dia belum tahu siapa Assegaff, siapa Dirham Assegaff. 

Dirham Assegaff seorang pria tampan berusia dua puluh lima tahun, ada darah Arab dan Itali, anak seorang pengusaha sukses dibidang kontruksi. Memiliki sorot mata tajam bak elang, hidung mancung dan alis mata yang hitam melengkung menambah lagi ketampanannya, jawline yang menjadi kegilaan para gadis di sekitarnya, dan bibir merah menunjukkan dia tidak pernah kenal nikotin.

Teman kencan yang berganti hampir tiap hari tidak ada yang membekas di hatinya, tapi ada seorang gadis yang menarik perhatiannya, Julia nama gadis itu. Temannya saat belajar di luar negeri. Tapi gadis itu bak merpati, menjauh jika didekati. Gadis yang sudah menolaknya waktu mereka sama-sama kuliah di luar negeri.

"Bos, ada berita tentang Julia juga." Suara dari PI(Personal Intelejen) yang di bayarnya terdengar setelah dia menjawab telepon. Dirham berdecak kecil, lain yang diminta lain pula yang dilaporkan. 

"Aku tidak butuh info tentang Julia sekarang, cari tahu tentang dua orang yang baru saja aku kirim datanya tadi." 

"Baik bos."

Ponsel dilempar di tempat duduk sebelahnya. Mobil kembali meluncur meninggalkan tempat itu.

Rencana yang tersusun rapi di kepalanya harus segera di laksanakan

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tarmi
oke tu baca lagi ah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status