"Mulai hari ini kau ditugaskan ke Puskesmas saja. Untuk mengajar anak-anak akan digantikan oleh Sersan Andin."
Aku menutup buku. Sudah kuduga, pasti jadwalku akan terganti. "Oke."
Dokter Alice menyerahkan selembar kertas, disitu tertulis tentang data-data milikku. "Coba periksa lagi apa ada kesalahan."
Aku mengambil kertas itu. Membacanya hingga akhir, "Ini sudah benar. Tapi buat apa?."
Dokter Alice mengambil kembali kertas itu, menaruhnya di dalam map berwarna biru. "Bukan apa-apa. Sekarang berangkatlah kesana, aku nanti menyusul."
Hari ini suhu diatas 27° Celcius. Panas sekali. Bahkan pernah sehari bisa berganti 2 musim sekaligus. Pukul 7 pagi sampai 12 siang panasnya tak terkira. Dan jam 1 sampai malam hujannya seperti mau ada tsunami saja.
Para petani membungkuk menanam padi yang masih berwarna hijau segar. Gembala hewan ternak membawa sapi-sapi mereka dan kambing-kambing yang besar nan gemuk.
Laz
"Sudah kubilang bodoh! Jangan banyak bergerak dulu. Lukamu akan lama sembuhnya nanti!." Adam menghela nafas lelah. Dia seperti anak kecil saja kalian tau. Susah sekali dibilangin.'Aku hanya ingin ke toilet''Aku ingin keluar sebentar''Ini loh punggungku gatal!'Halah alesan!Pagi ini gerimis melanda. Aku datang ke Puskesmas pagi-pagi sekali saat semua orang mulai memasak. Karena ada Adam yang notabene sedang sakit hampir sekarat, hihi. Dan pekerjaanku mulai menumpuk dari lusa kemarin."Nabilah! Apa ini tak bisa dilepas sebentaaaar... aja? Gatal sekali gila!."Aku mengabaikan Adam. Tanganku sibuk meyisir rambut nya. Karena lama tak keramas jadilah lepek. "Ini rambut apa sabut kelapa? Kusut amat!." Ejekku.Adam menepis tanganku dari kepalanya. Melarang diriku untuk menyisir rambutnya lagi."Ih apaan sih? Orang dibantu juga malah sok banget.""Ini loh lepasin bentar aja. Ak
Kapten dan aku berpapasan di depan ruang Komite Puskesmas. Dia bersama Letkol Gerald dan Sersan Jessica. Kedua orang itu setelah menyapaku langsung pergi ke kamar Adam. Menyisakan aku dan Kapten yang sedang canggung-canggung nya.Aku menyambutnya dengan dingin. Dia terlihat tenang dan tidak berekspresi.Kukira tidak akan percakapan diantara kami, tapi saat hendak beranjak, Kapten memanggil namaku dengan tegas."Dokter Nabilah!."Aku menoleh sekilas. "Apa?.""Kau marah padaku ya?.""Atas dasar apa opinimu itu?." Sarkastik aku keluarkan.Berbalik badan, dengan tampang rileks aku melanjutkan kalimat. "Dengar Kapten terhormat! Sekarang waktuku dituntut oleh pekerjaan. Aku jarang bersantai karena tugasku juga melimpah ruah. Dan asal kau tau saja, saat kau pulang ke Jakarta aku akan tetap disini selama sebulan lagi. Jadi jangan beranggapan kalau aku sedang marah atau merajuk. Itu konyol sekali!."
Rasi-rasi bintang membentuk bentuk yang sangat indah. Walau aku tidak percaya akan maknanya, yang aku tahu bintang diatas sana sedang sangat cantik-cantiknya.Berkilap indah dan berwarna warni. Terkadang ungu, merah, lalu biru. Melihat dari atas bukit adalah kegiatan yang menyenangkan. Ditemani sebotol teh hangat, dan musik pengiring tidur.Aku menggelar matras, lalu berbaring diatasnya. Rumput-rumpur bergoyang karena angin. Suara jangkrik dan hewan sawah saling bersahutan. Bulan sedang berada di puncaknya, bersinar terang bundar sempurna.Sambil memejamkan mata sambil mengingat wajah ayah dan ibu. Mengingat wajah Noah dan Reno. Mengingat wajah Aldo dan Pak Roy.Ah aku sangat merindukan mereka. Jika aku bermimpi bertemu mereka malam ini, aku pasti akan berdoa dalam mimpiku :"Ya Tuhan. Jangan lah Engkau hentikan apa yang Kau berikan padaku malam ini."Bukit ini tak jauh dari pemukiman, dan tidak menyeramkan seperti di dalam hutan
Rumah terakhir, dan hari terakhir menjalankan aksi penunjangan. Jumlah rumah adalah 100 rumah di satu Kelurahan Kaliwuhan. Tak banyak tapi kami harus menghabiskan waktu selama 4 hari lamanya.Ada saja gangguan yang menghambat, jika tidak ada badai hujan kemarin lusa mungkin akan selesai dalam waktu dua hari saja.Butiran air hujan masih menggelayut manja di dedaunan. Jam 2 siang ini akan berakhir di rumah Wak Dolah. Mantan kepala RT periode kemarin.Masalahnya kali ini lebih kompleks, karena kami harus turun tangan langsung untuk mengatasinya."Masalahnya kau sudah beberapa tahun tak bayar hutang! Lihat kebunmu itu, kau sudah panen kan? Oi, bunga nya akan berkali-kali lipat naiknya!."Disini dia disebut Juragan Jerigen. Karena dia punya pabrik minyak kelapa sawit yang diisi di banyak tabung jerigen. Kebun kelapa yang berhektar-hektar, dan kekayaan yang tentu saja melimpah ruah.Tapi sifatnya yang sombong dan suk
Aku masih tidak paham dengan orang-orang yang selalu ngebet pulang waktu dirawat di rumah sakit. Maksudku, memangnya kenapa sih? Kata mereka makanan rumah sakit membuat perut mual. Rasa yang seperti apa sih maksudnya? Makan bubur dengan sayur bayam? Atau teh hangat tanpa gula?. Andai mereka tahu bahaya makanan dari luar. Tidak higienis, minyak berlebih, banyak lalat,haduh. Mereka bilang juga, trauma datang kemari karena rumah sakit adalah tempat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Keluarga meninggal, atau orang tersayang yang divonis penyakit berat.But do you know?Rumah sakit juga merupakan tempat dimana orang mendapatkan kebahagiaannya. Tempat bayi-bayi lahir, tempat bagi mereka yang mendapat mukjizat untuk sembuh dari penyakitnya. Aku, adalah seorang dokter muda berusia 23 tahun. Namaku Nabilah, orang-orang memanggilku dokter cantik. Kasus seperti diatas itu, sudah berkali-kali aku alami. Tidak satu atau dua kali saja.
"Nih ya, Nabil. Saya kasih tau kamu. Saya dulu itu pinter banget. Kamu bayangin aja, diwaktu saya umur 8 tahun, kelas 3 SD saya menang peringkat 1 olimpiade SAINS se-Jakarta. Keren kan?..-..-Terus waktu SMP, saya dapat peringkat 1 terus dari kelas 7 sampai kelas 9. Bahkan saya menang lagi olimpiade ekonomi, walaupun juara 2 tapi se-nasional lho"Aku terpaksa menampilkan senyum palsu dihadapan dokter narsis didepanku ini. Sedari tadi hanya menceritakan prestasinya. Dia pikir aku iri gitu?Bangga boleh sombong jangan dong."SMA, kelas 10 sama 11 peringkat 1. Tapi waktu kelas 12 jadi peringkat 2 karena ... yang peringkat 1 suap si kepala sekolah. Makanya saya kalah" Lanjutnya, dengan nada yang lirih diakhir kalimat. "Terus waktu kuliah dulu, nilai IPK saya dapat 3.90"Bodoamat dok.Aku membatin.Waktu dokter Alice ingin melanjutkan kegiatan pamernya, tiba-tiba pintu ruangan dibuka. Dan menampilkan sosok yang tidak kukenal d
Tadi adalah kegiatan penyambutan untuk para pimpinan aksi sosial dan ada beberapa anggota ketentaraan disana. Dimana para dokter dan para staff yang dipilih akan melakukan pidato tentang tema yang ditentukan."Kak""Hm?" Aldo hanya bergumam, tapi fokusnya tetap di hp."Kak""Hmm""KAK""APAAN SIH NABILAH??!!"Aku menyengir."Gimana?""Gimana apanya?" Dia menaikkan satu alisnya, pertanda bingung."Lo pasti udah pernah aksi sosial kan? Dinas. Kayak gue? Gimana? Disana ngapain aja, gue harus kaya apa?" Tanyaku menggebu nggebu."Gak, gue gak pernah. Beda rumah sakit gue koas nya, lagipula RS gue dulu gak ada tuh aksi sosial""Ck, dokter Ali gak ikut, cuma sama dia gue akrabnya, sama lo juga. Gue gak humble, gak pinter" Aku memberenggut bersender di sofa ruangan Aldo. Aldo merangkulku di pundak."Tapi kalo dipikir-pikir nih ya, perkiraan lo lebih pintar dari gue itu gede banget"
Jam 8 pagi ini merupakan keberangkatan ku, dan team ke Medan. Untuk dinas kesehatan selama kurang lebih 2 bulan. Aku sudah mempersiapkan segala keperluan yang mungkin disana akan dibutuhkan. Mulai dari pakaian hangat, sepatu 2 pasang, jilbab, dan juga obat-obatan."Koas Nabil"Aku menengok ke belakang, dari arah suara itu datang."Iya?""Ini" Kapten menyodorkan tumpukan kertas yang cukup tebal kearahku."Apa ini?" Aku membolak-balik kan kertas itu. Di sana tertulis bermacam-macam mata pelajaran, yang membuat ku harus berfikir keras."Apa maksutnya?""Kau inii... Apa tak bisa untuk menggunakan otak dengan benar?"Aku lantas melotot tajam, enak saja dia mengejek dengan sangat tidak enak seperti itu."Kau kemarin kan tidak jadi di bidang kesehatan, itu. Materi yang kau berikan pada anak-anak nanti"PlakDengan sangat semangat menggeplak kepala kapten."Ini