Bella dan Danu terpana. Bagaimana mungkin Michael berani menyuruh Kapten Pasukan Puncak Gunung Biru menjilat ludahnya kembali yang ada di tanah? Menjilat ludah?Rauf belum pernah bertemu orang seperti Michael. Bahkan di keluarganya sendiri, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Sorot mata Rauf menunjukkan kemarahan. Dia berkata pada Michael, "Apa kamu bilang? Kamu pikir kamu siapa? Aku beri kamu kesempatan untuk menarik kembali ucapanmu. Kalau tidak ...."Bahasa tubuh Rauf berubah. Seketika suasana dan udara di sekelilingnya berubah dingin. Melihat suasana yang berubah, Bella cepat-cepat mendekati Michael.Energi Michael meningkat tajam. Dia teringat dengan perlakuan yang diterima Bella dari Puncak Gunung Biru. Bagaimana mungkin Michael membiarkan Rauf pergi begitu saja?"Hei, siapa kamu? Pria misterius itu adalah tamu Keluarga Laut Abadi!"Terdengar suara asing. Roby berdiri depan pintu bersama para pelayan Laut Abadi. Rauf tidak terkejut melihat kedatangan Roby. N
Roby mengangguk. Dia berjalan mendekati Michael, "Silakan duduk. Perkenalkan pimpinan kami, Theo," Setelah itu Roby menundukkan kepala dan mundur. "Berhasil mengalahkan Kakek Fery dalam waktu lima menit. Kamu benar-benar luar biasa. Silahkan duduk," Theo tersenyum. "Ini adalah mata air zamrud. Salah satu persediaan ramuan awet muda. Ini adalah anggur terbaik. Silahkan diminum," seorang pelayan mendekati Michael dan memberinya minuman. Michael tidak minum tapi dia menatap ke arah pintu. Theo tersenyum seolah-olah bisa melihat pikiran Michael. Dia bertanya, "Anggur memang penting. Orang-orang datang silih berganti."Michael tersenyum dan tidak bicara omong kosong. Dia mengangkat kepalanya dan minum anggur itu. "Kamu ingin meminta bantuan Tabib Huw, benar kan?" tanya Theo.“Ya”, ujar Michael."Dia teman lamaku," seketika Theo berhenti tersenyum. Dia menatap lekat pada Michael, "Jika kita ada di perahu yang sama, urusanmu otomatis menjadi urusanku juga."Pada kesempatan ini, te
"Aku harus mengingatkanmu, kalau Buku Kehidupan dan Kematian Racun Surgawi ini adalah buku yang aku tulis secara rahasia. Setelah kamu menandatanganinya, buku ini akan menyatu dengan tubuhmu. Dan jika kamu mengikuti rencana kami dalam pertandingan bela diri, buku ini akan dicerna perlahan oleh tubuhmu. Tapi jika pikiranmu bercabang, buku ini akan menghukummu.” "Kamu tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Pikirkan saja baik-baik terlebih dahulu.” Michael mengernyit. Dia sulit percaya dengan semua ucapan Huw. Meskipun Huw adalah seorang tabib termasyur tapi Michael tetap harus waspada. Terlebih lagi, sorot mata Theo mengatakan kalau buku ini seperti edisi sementara saja. Michael yakin buku tersebut bukan buku sembarangan dan dia tidak tahu obat apa yang dimiliki oleh Huw. "Kamu sebaiknya pikirkan dulu. Datanglah ke sini lagi kalau sudah yakin,” Huw menyudahi pembicaraan dengan Michael kemudian dia menyambut Roby dan tamu lainnya. Theo menatap Huw dengan tatapan tidak
Buku Kehidupan dan Kematian Racun Surgawi menghilang seketika saat nama Michael digoreskan di atas buku tersebut. Telapak tangan kanan dan kiri Michael tiba-tiba berubah. Yang satu berwarna merah dan lainnya berwarna hijau. Danu pucat pasi seperti mayat begitu melihat kejadian ini. Dia tidak mengerti mengapa Michael tetap mau melakukan hal ini. Michael tersenyum dan menepuk pundak Danu, “Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.” "Ini seperti yang dinamakan bersiap-siap untuk masuk ke sarang harimau,” Michael tersenyum dan berdiri. “Ngomong-ngomong, jangan beri tahu Bella tentang hal ini. Mengerti?” Danu ragu cukup lama sampai akhirnya dia menjawab, “Jangan khawatir. Aku tidak akan menginjak perahu orang lain karena aku ada di dalam perahu yang sama denganmu. Bella tidak akan mengetahui hal ini tapi kamu harus berhati-hati.” Michael meminta Danu pulang terlebih dahulu untuk menghindari kecurigaan Bella sebelum dia kembali ke kamarnya. Michael tidak ingin Bella mengkh
Pertempuran!! Wuzz!!Sebuah pedang berwarna merah darah tiba-tiba menyerang Michael! "Brak!"Michael dan Aron terjungkal oleh kekuatan asing yang sangat besar. Aron terlempar beberapa meter ke belakang. Sementara Michael cukup beruntung. Dia hanya terhuyung mundur dua langkah walaupun tangannya yang menggenggam pedang giok sedikit mati rasa. Sesosok bayangan hitam berdiri di ambang pintu. Michael tidak dapat melihat dengan jelas sosok tersebut karena kamar Aron gelap gulita. Dia hanya bisa melihat gambaran luarnya secara samar-samar saja. Michael hanya melihat bayangan tersebut adalah seseorang yang memakai jubah. Itu saja. Bau darah di dalam kamar semakin kuat hingga membuat orang merasa mual saat dia datang. Michael tidak mempedulikan bau darah yang muncul saat orang itu datang. Dia hanya menatap mata bayangan hitam itu menyala bagai obor. Michael masih gugup sampai sekarang karena kekuatan lawannya sangat kuat hingga mampu membelah serangan dirinya dan Aro
"Apa? Mengapa ini bisa terjadi?!” Michael tercengang. Michael bahkan bisa melihat wajah si wanita bayangan hitam lebih jelas dalam kepanikannya karena jarak mereka sangat dekat. Wajahnya pucat tanpa darah seperti hantu. Sorot matanya merah membara mengolok-olok Michael. "Kamu sendirian?” tanyanya sambil tersenyum dingin. Lalu dia membuka mulutnya dengan kasar. Mulut kecilnya memperlihatkan gigi gergajinya yang tajam dan rapi. Pada saat bersamaan, dia berteriak mengeluarkan suara melengking seperti monster yang keluar dari neraka. Michael terkejut dengan auman yang keluar dari tenggorokan si wanita bayangan hitam. Napas hitam darah tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhnya lalu mengikat tangan dan kakinya. Cakar elang si wanita bayangan hitam mencekik leher Michael kemudian mengangkatnya ke udara saat Michael masih belum tersadar dari kekagetannya. "Sekarang kamu mengerti kalau aku tidak main-main?” si wanita bayangan hitam tersenyum dingin. Wajahnya kembali normal. Mich
Wajah Pam semakin merona. Pam menggoda Michael dengan matanya saat Michael meminta sesuatu. Di sini? Saat ini juga? Apa tidak akan jadi masalah? Isi pikiran Pam berlarian ke segala arah. Walaupun terdengar gila tapi Pam tidak mungkin menolak permintaan Michael. Tarikan napas Pam tak beraturan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Akhirnya dia menutup mata seolah-olah sedang menunggu sesuatu. Kulit kepala Michael membeku. Apa yang Pam lakukan? Dan lagi, Michael tidak tertarik pada Pam walaupun Pam sangat cantik hingga banyak pria sulit mengontrol diri saat di dekatnya. "Aku minta Pedang Sakti Pembunuh Iblis,” ungkap Michael tak berdaya. Mata Pam terbelalak mendengarnya. Wajahnya merah padam karena malu. Pam ingin sekali menjatuhkan diri ke tanah! Pam menarik tangannya. Sebuah pedang panjang berwarna merah pun telah ada di genggamannya. "Bagus!” Michael membalikkan tubuhnya setelah menerima Pedang Sakti Pembunuh Iblis dari Pam. "Boom!"Sebuah c
"Anak muda, mengapa keinginan membunuhmu sangat kuat sekali? Padahal kamu bisa memperpanjang umurmu hanya dengan merawat kehidupanmu.” Seorang pria tua berpakaian sederhana tertawa pelan di sudut kamar sambil menyapu lantai dengan perlahan. Aron terkejut mendengar suaranya. Dia bingung karena tidak ada orang lain lagi selain mereka berempat di kamarnya. Kapan orang tua itu masuk? Terlebih lagi, mereka semua tidak menyadari kedatangan si pria tua tersebut. Pria tua itu bernama Barkah. Aron terakhir kali bertemu dengannya saat perang terakhir usai. Sungguh lama sekali. Aron pun menurunkan kewaspadaannya. "Pria tua bau, itu semua bukan urusanmu. Pergi dari sini!” usir Aron dengan marah. Barkah tersenyum. Dia menggelengkan kepala dan lanjut menyapu lantai. Aron mengalihkan pandangannya pada si wanita bayangan hitam dan berkata, “Jangan pedulikan pria tua buruk rupa itu. Targetmu pria itu. Dan targetku adalah wanita itu.” Si wanita bayangan hitam menatap Barkah dala