Bab5
Jeremy Mose tersenyum manis kepada istrinya yang kini nampak kesal padanya.
"Apa yang kamu lakukan? Sungguh, ini sama sekali tidak lucu, Jeremy."
"Ya, apakah aku lagi terlihat sedang melucu?" Jeremy Mose semakin merasa gemas, melihat wajah Esmeralda yang semakin terlihat kesal.
"Lalu ini apa? Kenapa kamu ada di sini? Jangan membawaku ke dalam masalah," pinta Esmeralda, kini dengan nada suara lemah.
Jeremy Mose mendekati istrinya itu, dan dia meraih telapak tangan istrinya yang terasa mulai kasar.
"Maafkan aku, sayang. Aku telah menutupi semuanya darimu," lirih Jeremy Mose.
"Kini, aku kembali dengan identitas asliku. Aku tidak akan membiarkan mereka, menghina kamu lagi."
"Jeremy, aku tidak mengerti." Wanita di depannya kini semakin kebingungan.
"Kakekku seorang pengusaha kerjaan bisnis terbesar di kota Yuzong. Bukan hanya bisnis minyak dan property, tapi dia juga seorang mafia kelas kakap. Ya, panjang ceritanya. Yang jelas, dia memberikan perusahaan Giant Company Group ini kepadaku," jelas Jeremy Mose pada sang istri.
"Sulit kupercaya," desah Esmeralda.
"Ya, aku mengerti. Kau boleh melupakan kejadian hari ini jika kamu mau."
Jeremy Mose melepaskan pegangan tangannya pada sang istri.
"Bedebah," desah Esmeralda dengan suara berat.
"Hhhmmm ...." Jeremy Mose tersenyum tipis.
"Apa kau sengaja, menyembunyikan identitasmu? Agar aku kasihan, dan menjadi orang bodoh, yang mengorbankan segalanya untukmu."
"Kau masih salah dalam mengenaliku rupanya."
"Lalu apa? Apa maksudmu seperti ini? Kau mempermainkanku ...." Esmeralda semakin merasa kecewa dengan kenyataan ini.
"Kau pasti mentertawakan si miskin yang bodoh ini." Esmeralda meneteskan air mata kekecewaan.
"Sepicik itu kau menilai suamimu sendiri, tidak kusangka. Kupikir dengan memberitahukan semua ini kepadamu, akan membuat kamu merasa nyaman, dan tidak malu lagi memiliki suami sepertiku. Nyatanya? Kau malah menuduhku serendah itu."
"Aku tidak pernah malu memiliki kamu."
Jeremy menghadap Esmeralda dengan kesal. "Tapi keluargamu! Keluarga besarmu, mereka terus menghinaku, dan mengucilkan keluargamu. Kau pikir bagaimana aku menahan segala luka penghinaan itu sekian tahun, aku berjuang keras menahannya, demi apa? Demi tetap bisa hidup denganmu."
Mendengar ucapan keras Jeremy Mose, hati Esmeralda merasa tersentuh.
"Oh Tuhan, rupanya aku teramat sangat beruntung," lirih Esmeralda. Ia menyeka air matanya yang meleleh, kemudian menghamburkan diri ke dalam pelukan suaminya.
"Maafkan aku," bisik Esmeralda lembut ke telinga suaminya. Jeremy Mose memeluk erat istri kesayangannya itu. "Aku mencintaimu selamanya," bisiknya juga di telinga istrinya itu.
Keduanya tersenyum dalam pelukan.
"Sayang, kau harus berjanji padaku, untuk merahasiakan semua ini," kata Jeremy Mose, sembari melonggarkan pelukannya.
Esmeralda menatap wajah tampan suaminya. "Kenapa? Bukankah tadi kamu mengatakan, bahwa kamu tidak ingin terus dihina keluargaku."
"Ya, itu benar. Sebelum mereka tahu identitasku, aku ingin memberikan mereka pelajaran terlebih dahulu. Bahwa kita sebagai manusia itu sama, yang beda hanya isi dalam otaknya."
"Haha, kau mengerikan."
"Ya, begini pun kau suka." Keduanya saling tertawa.
"Terimakasih," gumam Jeremy Mose lagi, sembari kembali memeluk tubuh istrinya.
Tuan MudaBab6 Mereka berdua akhirnya sepakat, untuk menyimpan identitas asli Jeremy Mose. Jeremy Mose memandangi istrinya lekat, hal itu, membuat Esmeralda sedikit menegang.Lelaki gagah, yang memiliki lesung pipi itu pun membuat degub jantung Esmeralda semakin berpacu kuat. "Kau tau, ini seperti mimpi bagiku, Jeremy." Lelaki itu tersenyum. "Ini babak baru dalam rumah tangga kita, sayang. Aku berjanji, tidak akan membiarkan mereka selamanya merendahkan kita lagi." "Kamu manis sekali, tidak kusangka, aku begitu beruntung memiliki kamu." "Bukan kamu yang beruntung, tapi aku. Aku lelaki miskin yang paling beruntung." "Oh no, itu tidak benar. Kamu bukan lelaki miskin, mereka yang tidak tahu apa-apa tentang kamu." Jeremy Mose tersenyum. "Ingat, jaga rahasia kita. Aku tidak ingin, kehidupan kita yang masih tenang, menjadi terganggu." "Pasti, suamiku." Jeremy Mose merasa lega, karena tidak perlu me
Tuan Muda Part7 Esmeralda berjalan memasuki gedung Tones enterprise. Di dalam ruangan Direktur, Mike Tones dan Khan Tones sedang berbincang. "Kakek yakin, Esmeralda akan berhasil?" tanya Khan Tones dengan gelisah. "Entah, bagaimana pun cara Esmeralda, yang penting kita dapatkan tanda tangan perusahaan besar itu."_______ "Hai Esmeralda, apakah kamu berhasil mendapatkan kontrak kerjasamanya? Setelah pengajuan kami beberapa kali mereka tolak? Aku yakin, kamu pasti juga gagal," ejek Albert Tones, ketika melihat Esmeralda menuju ruangan Mike. Esmeralda hanya tersenyum, sedikitpun tidak ada niatan dia, untuk menanggapi ocehan Albert Tones yang tidak bermanfaat baginya. "Kamu tuli? Bisu? Semenjak menjadi biang kesialan perusahaan?" Albert Tones kembali menyindirnya, sekaligus menghina. Esmeralda menghentikan langkahnya, dia marah dan sangat marah sebenarnya. Melihat tatapan kebencian dari Esmeralda, Albert Tones kembali mengejeknya. "Ih, takut," kekehnya, kemudian menjauh dari Esm
Tuan MudaPart8 Di taman mini, Jeremy Mose dan Esmeralda bertemu dengan Diana Catwalk. "Esmeralda," sapa Diana Catwalk. Esmeralda menoleh. "Wow, Diana." Esemeralda berdiri, dan mereka berpelukan. "Kau dengan siapa?" tanya Diana, sembari mengurai pelukannya. "Jeremy, perkenalkan, dia Diana, teman kampusku dulu. Dan Diana, kenalkan dia suamiku, Jeremy Mose." "Suami?" Diana tercengang dan memindai seluruh penampilan sederhana Jeremy. "Sepertinya yang pernah kudengar tentangnya itu benar." "Apa yang kau dengar?" Esmeralda penasaran. "Apakah dia lelaki pengangguran itu, yang menumpang hidup pada keluargamu?" Esmeralda merasa tidak nyaman, mendengar ucapan temannya itu. "Diana, kami permisi dulu," ucap Esmeralda.Diana hanya terdiam, melihat sikap Esmeralda yang berubah dingin. _______ Esmeralda dan Jeremy sampai di depan rumah kumuh mereka. Amelia menatap dingin kedatangan mereka. Sedangkan James Wade, duduk tenang di samping istrinya. "Esmeralda, apa yang kamu lakukan?" t
Tuan MudaBab9 "Ibu boleh membenci aku, tapi jangan kalian tega menuduh putriku. Biar bagaimana pun, dia tetap cucu kalian, anakku." Amelia berkata dengan mata berkaca-kaca. Tidak dia sangka, bahwa Ibu nya dengan tega, mengatakan hal sehina itu pada putrinya. "Pokoknya kami tidak mau tahu, Esmeralda, harus mengembalikan kestabilan perusahaan, bagaimana pun caranya, ini tanggung jawabnya," tegas Rose Tones. Usai berkata, Rose Tones pun berjalan menuju mobil. Erina Tones, dan Khan pun tidak bersuara, mereka juga kembali masuk ke dalam mobil. Amelia menatap sedih ke arah Esmeralda. Namun, dia tidak mampu berkata-kata. "Begitulah keluarga yang mati-matian kamu bela. Apakah kamu memang senang, jika keluarga ini terus mereka perlakukan tidak adil?" ucap James Wade. Amelia merasakan dadanya kian sesak. "Semua ini karena Jeremy! Lelaki pembawa sial," gumam Amelia Tones. "Salahkan saja terus suamiku, Bu. Jika Ibu terus begini, lebih baik kami keluar dari rumah ini," sahut Esmeralda.
Tuan MudaBab10 Khan Tones dimaki-maki sang Kakek. Dan menganggap semua ini salah Khan, yang memancing terus, untuk menghina Esmeralda. Merasa dirinya menjadi pelampiasan, Khan Tones semakin murka dengan Esmeralda. "Aku akan mencari tahu, dari mana kekuatan Esmeralda itu berasal," ucap Khan Tones. Dia mengundang teman-teman semasa kuliahnya untuk datang ke hari ulang tahun adik sepupunya. Albert Tones, seluruh kerabat dia undang, termasuk tokoh-tokoh penting kenalan sang ayah dalam berbisnis. Mike Tones mengharuskan seluruh anggota keluarganya datang, tidak ada alasan penolakan. Termasuk Esmeralda. Meskipun wanita bermata coklat itu menolak, Amelia terus memaksa mereka untuk datang. "Kami tidak akan datang. Untuk apa datang? Hanya akan menjadi bahan hinaan mereka," kata Esmeralda, menolak keras ajakan Ibu nya. "Kau harus datang, jangan membuat segalanya menjadi rumit, biar bagaimanapun mereka keluarga besar kita." Dengan perasaan berat, Esmeralda pun menuruti ucapan Ibunya y
Tuan MudaBab11 "Kamu sudah membeli kadonya?" tanya Esmeralda, ketika melihat Jeremy memasuki rumah. "Sudah, ada di motor," jawab Jeremy. Esmeralda mengekor langkah suaminya, masuk ke dalam kamar mereka. "Apa yang terjadi di pusat kota? Aku yakin, semua berhubungan denganmu," kata Esmeralda.Jeremy merebahkan bobot tubuhnya di atas kasur. "Pelayan wanita itu sangat angkuh dan mengusirku berkali-kai dan mempermalukan aku," sahut Jeremy, sembari mengusap wajahnya. "Dan kamu meratakan toko atasannya? Luar biasa." Esmeralda bertepuk tangan. "Lama-lama, identitas kamu bakal terbongkar dengan sendirinya, karena siapa? Karena kamu sendiri," cecar sang istri dengan mata mendelik. Ada rasa sesal dalam hati tuan muda dari keluarga kaya itu. Lain kali, dia akan lebih berhati-hati lagi. "Kamu benar, inu salahku kurang dalam berhati-hati."_____ Wajah Albert Tones tersenyum sumringah, ini hari bahagianya, dimana setiap tahunnya, dia selalu merayakan pesta yang lumayan mewah. Berbagai toko
Tuan MudaPart12 "Sial, bodoh!" gumam Jack Catwalk pada dirinya sendiri. Pria tinggi kurus itu terdiam sejenak. Albert Tones menyesal dan mengutuk dalam hatinya, ketika dia melihat Khan Tones mundur secara teratur, dan sepertinya tidak merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan. "Ahem, pria sejati yang menjunjung tinggi harga diri, tidak akan menyangkal kata-katanya. Karena, dari pria yang dipegang ada kata-katanya." kata Esmeralda penuh kemenangan. "Halo." Seorang wanita cantik dengan rambut cokelat bergelombang panjang tersenyum, ketika dia mendekati mereka berempat, yang menjadi pusat perhatian. "Nona Wage, Anda datang ke pesta saya? Suatu kehormatan bagi saya," kata Albert kagum. Jose Wage, adalah seorang wanita cantik, yang memiliki bisnis barang impor terbesar di kota Monarki ini. Wanita itu tersenyum, lalu menoleh ke arah Jeremy. "Kamu, Jeremy Musa?" tanya wanita itu sambil tersenyum. "Ahem, Nona Wage, tolong abaikan dia, hanya pecundang untuk memasuki kehidupan keluar
Tuan MudaPart13 "Tenanglah, kau salah paham padaku, sayang." "Salah paham? Aku masih mendengar dengan jelas, bahwa kamu meminta lelaki tua di telepon tadi, untuk melenyapkan nona Wage." "Melenyapkan, dalam artian membuatnya diam, Jika tidak, dia akan sangat berbahaya." "Berbahaya bagaimana?" "Jika Roberto Mose mengincar kita, kehidupan yang tenang ini, akan sulit kita dapatkan. Apakah kamu mau? Jika aku, harus kembali ke kota Yuzong?" Jeremy Mose memandangi istrinya dengan lekat. Dia sangat mengenali karakter keluarga Mose, dia tidak ingin, Esmeralda dalam bahaya, jika sampai diincar Roberto Mose, kakak sepupunya. "Ehem ...." suara berdehem dari kejauhan. Esmeralda dan Jeremy menoleh, ke asal suara. Jack Catwalk mendekati keduanya. "Kalian melupakan sesuatu! Sebagai lelaki sejati, aku menepati ucapanku. Ini kunci vila mewah milikku. Ini sah menjadi milik Esmeralda, dan pengacaraku akan menyiapkan surat-suratnya besok," kata Jack Catwalk. "Kau yakin tuan Catwalk?" Kini suara A