Tuan MudaPart8 Di taman mini, Jeremy Mose dan Esmeralda bertemu dengan Diana Catwalk. "Esmeralda," sapa Diana Catwalk. Esmeralda menoleh. "Wow, Diana." Esemeralda berdiri, dan mereka berpelukan. "Kau dengan siapa?" tanya Diana, sembari mengurai pelukannya. "Jeremy, perkenalkan, dia Diana, teman kampusku dulu. Dan Diana, kenalkan dia suamiku, Jeremy Mose." "Suami?" Diana tercengang dan memindai seluruh penampilan sederhana Jeremy. "Sepertinya yang pernah kudengar tentangnya itu benar." "Apa yang kau dengar?" Esmeralda penasaran. "Apakah dia lelaki pengangguran itu, yang menumpang hidup pada keluargamu?" Esmeralda merasa tidak nyaman, mendengar ucapan temannya itu. "Diana, kami permisi dulu," ucap Esmeralda.Diana hanya terdiam, melihat sikap Esmeralda yang berubah dingin. _______ Esmeralda dan Jeremy sampai di depan rumah kumuh mereka. Amelia menatap dingin kedatangan mereka. Sedangkan James Wade, duduk tenang di samping istrinya. "Esmeralda, apa yang kamu lakukan?" t
Tuan MudaBab9 "Ibu boleh membenci aku, tapi jangan kalian tega menuduh putriku. Biar bagaimana pun, dia tetap cucu kalian, anakku." Amelia berkata dengan mata berkaca-kaca. Tidak dia sangka, bahwa Ibu nya dengan tega, mengatakan hal sehina itu pada putrinya. "Pokoknya kami tidak mau tahu, Esmeralda, harus mengembalikan kestabilan perusahaan, bagaimana pun caranya, ini tanggung jawabnya," tegas Rose Tones. Usai berkata, Rose Tones pun berjalan menuju mobil. Erina Tones, dan Khan pun tidak bersuara, mereka juga kembali masuk ke dalam mobil. Amelia menatap sedih ke arah Esmeralda. Namun, dia tidak mampu berkata-kata. "Begitulah keluarga yang mati-matian kamu bela. Apakah kamu memang senang, jika keluarga ini terus mereka perlakukan tidak adil?" ucap James Wade. Amelia merasakan dadanya kian sesak. "Semua ini karena Jeremy! Lelaki pembawa sial," gumam Amelia Tones. "Salahkan saja terus suamiku, Bu. Jika Ibu terus begini, lebih baik kami keluar dari rumah ini," sahut Esmeralda.
Tuan MudaBab10 Khan Tones dimaki-maki sang Kakek. Dan menganggap semua ini salah Khan, yang memancing terus, untuk menghina Esmeralda. Merasa dirinya menjadi pelampiasan, Khan Tones semakin murka dengan Esmeralda. "Aku akan mencari tahu, dari mana kekuatan Esmeralda itu berasal," ucap Khan Tones. Dia mengundang teman-teman semasa kuliahnya untuk datang ke hari ulang tahun adik sepupunya. Albert Tones, seluruh kerabat dia undang, termasuk tokoh-tokoh penting kenalan sang ayah dalam berbisnis. Mike Tones mengharuskan seluruh anggota keluarganya datang, tidak ada alasan penolakan. Termasuk Esmeralda. Meskipun wanita bermata coklat itu menolak, Amelia terus memaksa mereka untuk datang. "Kami tidak akan datang. Untuk apa datang? Hanya akan menjadi bahan hinaan mereka," kata Esmeralda, menolak keras ajakan Ibu nya. "Kau harus datang, jangan membuat segalanya menjadi rumit, biar bagaimanapun mereka keluarga besar kita." Dengan perasaan berat, Esmeralda pun menuruti ucapan Ibunya y
Tuan MudaBab11 "Kamu sudah membeli kadonya?" tanya Esmeralda, ketika melihat Jeremy memasuki rumah. "Sudah, ada di motor," jawab Jeremy. Esmeralda mengekor langkah suaminya, masuk ke dalam kamar mereka. "Apa yang terjadi di pusat kota? Aku yakin, semua berhubungan denganmu," kata Esmeralda.Jeremy merebahkan bobot tubuhnya di atas kasur. "Pelayan wanita itu sangat angkuh dan mengusirku berkali-kai dan mempermalukan aku," sahut Jeremy, sembari mengusap wajahnya. "Dan kamu meratakan toko atasannya? Luar biasa." Esmeralda bertepuk tangan. "Lama-lama, identitas kamu bakal terbongkar dengan sendirinya, karena siapa? Karena kamu sendiri," cecar sang istri dengan mata mendelik. Ada rasa sesal dalam hati tuan muda dari keluarga kaya itu. Lain kali, dia akan lebih berhati-hati lagi. "Kamu benar, inu salahku kurang dalam berhati-hati."_____ Wajah Albert Tones tersenyum sumringah, ini hari bahagianya, dimana setiap tahunnya, dia selalu merayakan pesta yang lumayan mewah. Berbagai toko
Tuan MudaPart12 "Sial, bodoh!" gumam Jack Catwalk pada dirinya sendiri. Pria tinggi kurus itu terdiam sejenak. Albert Tones menyesal dan mengutuk dalam hatinya, ketika dia melihat Khan Tones mundur secara teratur, dan sepertinya tidak merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan. "Ahem, pria sejati yang menjunjung tinggi harga diri, tidak akan menyangkal kata-katanya. Karena, dari pria yang dipegang ada kata-katanya." kata Esmeralda penuh kemenangan. "Halo." Seorang wanita cantik dengan rambut cokelat bergelombang panjang tersenyum, ketika dia mendekati mereka berempat, yang menjadi pusat perhatian. "Nona Wage, Anda datang ke pesta saya? Suatu kehormatan bagi saya," kata Albert kagum. Jose Wage, adalah seorang wanita cantik, yang memiliki bisnis barang impor terbesar di kota Monarki ini. Wanita itu tersenyum, lalu menoleh ke arah Jeremy. "Kamu, Jeremy Musa?" tanya wanita itu sambil tersenyum. "Ahem, Nona Wage, tolong abaikan dia, hanya pecundang untuk memasuki kehidupan keluar
Tuan MudaPart13 "Tenanglah, kau salah paham padaku, sayang." "Salah paham? Aku masih mendengar dengan jelas, bahwa kamu meminta lelaki tua di telepon tadi, untuk melenyapkan nona Wage." "Melenyapkan, dalam artian membuatnya diam, Jika tidak, dia akan sangat berbahaya." "Berbahaya bagaimana?" "Jika Roberto Mose mengincar kita, kehidupan yang tenang ini, akan sulit kita dapatkan. Apakah kamu mau? Jika aku, harus kembali ke kota Yuzong?" Jeremy Mose memandangi istrinya dengan lekat. Dia sangat mengenali karakter keluarga Mose, dia tidak ingin, Esmeralda dalam bahaya, jika sampai diincar Roberto Mose, kakak sepupunya. "Ehem ...." suara berdehem dari kejauhan. Esmeralda dan Jeremy menoleh, ke asal suara. Jack Catwalk mendekati keduanya. "Kalian melupakan sesuatu! Sebagai lelaki sejati, aku menepati ucapanku. Ini kunci vila mewah milikku. Ini sah menjadi milik Esmeralda, dan pengacaraku akan menyiapkan surat-suratnya besok," kata Jack Catwalk. "Kau yakin tuan Catwalk?" Kini suara A
Tuan MudaBab14 "Aku tidak bisa habis pikir, apakah ini pilihan yang tepat. Jujur, ini berat bagiku, meninggalkan Ayah dan Ibu yang sudah tua hanya berdua," lirih Esmeralda, ketika Jeremy Mose masuk ke dalam kamar mereka. "Maafkan aku, sepertinya aku membuat kamu dan keluarga kembali menjadi sulit. Apakah kamu ingin tinggal bersama mereka saja?" tanya Jeremy. "Maksud kamu?" Kini Esmeralda duduk menghadap suaminya dengan serius. "Apa kau berniat mengantarku pada mereka? Dan tinggal di vila pemberian Tuan Catwalk itu?" Jeremy tersenyum tipis. "Jika memang kamu ingin bersama mereka, maka kamu harus mau mengikuti kemauan ibu." "Dan kamu?" "Ya, aku ikut, kemana pun kamu pergi. Tapi 1 hal yang harus kamu ingat. Keadaan kita akan sedikit sulit nanti di sana, karena aku tidak bisa mengendalikan apapun di depan ibu." Esmeralda terdiam sejenak, sembari memikirkan jalan keluarnya. Biar bagaimana pun juga, ini berat bagi Esmeralda._______ "Tuan, mereka meninggalkan gubuk itu malam tadi,"
Tuan MudaPart15 "Hello ...." senyum seringai di depan pintu. Khan yang melihat kedatangan Roberto Mose, seketika langsung menunduk hormat. "Tuanku ...." Khan berucap. Semua mata beralih kepada Roberto, dan para pengusaha yang datang ke acara Khan Tones, tentu saja sangat mengenali lelaki itu. "Tuan muda Mose, selamat datang selamat datang." Mike Tones menjabat tangan lelaki itu. "Sungguh suatu kehormatan Tuanku, anda mau datang ke pesta kecil-kecilan yang kami adakan," lanjut Mike Tones. "Oh Tuan muda keluarga Mose, anda sungguh tampan dan rupawan. Andai saja cucu perempuanku tidak terkena pelet, mungkin dia akan cocok denganmu." Kini nenek tua Rose Tones bersuara. "Anda berlebihan nyonya," ungkap Roberto Mose dengan senyuman manisnya. "Kita dipermalukan lagi," desah Esmeralda. Jeremy Mose paham, dengan kegelisahan istrinya. "Tenanglah," ucap Jeremy Mose, sembari mengusap lembut tangan istrinya itu. Esmeralda menahan diri, untuk tidak membuat kekacauan. "Amelia Tones kemaril