Share

5. Baby Sitter

Merasa namanya dipanggil, Leta pun menoleh ke arah sumber suara itu. Dia membelalak kaget dengan apa yang di lihatnya. Bibinya berdiri di belakang Aksa dan memandang kaget ke arah Aletha. Begitupun juga dengan Leta.

Leta segera beranjak dari duduknya dan menghampiri bibinya. “Bibi,” ucap Leta sambil memeluk bibinya. Setelah dia melepaskannya dia memandang bibinya lagi. “Ini benar-benar Bibi!“

Bi Prima tersenyum melihat Aletha, dia mengusap-usap wajah Aletha. Terpancar dari sorotan matanya kalau dia begitu rindu dengan keponakannya itu.

“Kenapa tidak menelfon Bibi kalau sudah sampai sini?“ ucap Bi Prima. 

“Maaf Bibi, Leta kecopetan di jalan tadi. Tuan itu tadi menolong Leta, tak disangka ternyata malah ketemu Bibi di sini. Bibi apakah alamat ini salah?“ kata Leta yang menoleh ke arah Aksa sebentar, lalu kembali melihat bibinya dan menyerahkan secarik kertas yang ada di kantong celananya.

“Terimakasih Tuan, sudah mau menolong keponakan saya,” ucap Bi Prima memandang Aksa.

Aksa yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh dan menatap bibi pekerja rumahnya dan gadis yang baru saja ditolongnya tadi. Dia juga agak terkejut ternyata alamat yang dicari gadis itu adalah rumahnya. Tapi kenapa tulisan alamat tadi berbeda, itu yang dipikirkan Aksa.

“Ya bi,“ jawab Aksa singkat dan kembali membantu putri kecilnya memakan ice creamnya lagi.

Kyra tampak tak memperdulikan sekitarnya, dia tampak sibuk dengan ice cream di depannya itu.

“Kalau begitu saya permisi ke belakang Tuan,” Kata Bi Prima sopan mengundurkan diri sambil menarik Aletha dan membantu membawakan kopernya.

Aletha berjalan mengikuti bibinya, sebelum dia benar-benar menghilang. Dia menatap Aksa dan tersenyum. “Terimakasih banyak Tuan.”

Aksa hanya tersenyum sekilas pada Leta. Kebetulan yang tiba-tiba, pikirnya.

~

Aletha berjalan mengikuti bibinya, keluar dari pintu dapur dan berjalan lagi ke arah belakang. Di sana terlihat rumah kayu yang minimalis dan terlihat sejuk karena di depannya dipenuhi tumbuhan rindang dan berbagai tanaman bunga.

Setelah sampai, bibinya menatap Leta dan tersenyum lalu membuka pintu tersebut. Di dalam terlihat rapi, meskipun rumah ini kecil tapi sepertinya bibinya memang pandai merawatnya dan membuat orang yang tinggal di sini menjadi betah.

“Ayo, Bibi antarkan kau ke kamarmu. Tadi pagi Bibi sudah membereskan kamar yang akan kau tempati.” kata Bibi Prima.

Sesampainya di kamar itu, bibinya menaruh koper yang dibawa tadi ke samping ranjang. Leta juga melepaskan tas yang tadi digendongnya. Lalu menatap bibinya. 

“Terimakasih Bi, terimakasih telah membantu Leta. Leta tidak tahu jadi apa tanpa pertolongan Bibi,” ucapnya sambil memeluk bibinya, air matanya kembali turun.

Bibinya mengusapgusap pundak Leta. “Sudah tak apa, suatu saat pasti pamanmu Sam akan mendapat pelajaran karena sikap buruknya itu. Jangan menangis lagi, segera bersihkan dirimu dan beristirahatlah. Bibi masih belum selesai dengan pekerjaan Bibi, jadi Bibi tinggal dulu ya. Nanti kita akan berbincang-bincang lagi.” ucap Bibinya melepaskan pelukannya dan mengelus wajah Leta.

“Baik Bi,”.

Setelah itu bibinya pergi meninggalkan Aletha sendirian di kamar itu. Leta menatap keseluruhan kamar ini.

Ada ranjang single bed di sisi kiri, di sebelah pintu keluar terdapat pintu lagi yang ternyata adalah kamar mandi kecil, hanya ada shower di dalam kamar mandi itu dan kloset duduk. Di kanan pintu terletak lemari pakaian dan meja kecil, di sebelahnya ada jendela yang menghadap taman kecil di samping rumah bibinya itu

Aletha berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan diri karena semalaman di bus membuatnya gerah. Setelah beberapa menit melakukan kegiatan mandinya itu, Leta keluar dan berjalan ke arah ranjangnya.

Dia duduk sejenak, dia bukanlah orang yang suka tidur siang. Maka dari itu dia mengambil kopernya, mengeluarkan isinya yang berisi baju-baju dan baranggbarang yang berharga bagi Leta.

Dia menyusun bajunya di lemari yang tersedia, menata beberapa dokumen penting Aletha dan foto di dalam lemarinya paling atas.

Setengah jam membereskan itu membuat Aletha haus, akhirnya Leta keluar dari kamarnya. Dia menatap kesekelilingnya mencari dapur. Dia berjalan ke arah belakang dan akhirnya menemukannya. Leta mengambil botol air yang ada di kulkas, lalu mencari gelas. Setelah mendapatkannya dia menuang air itu ke dalam gelas lalu meminumnya.

Leta hanya duduk di sana, memutar-mutar gelasnya sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Dia melihat bibinya masuk dan Aletha pun tersenyum.

“Hei, kenapa kau tidak istirahat sayang?“ kata Bibinya.

“Emm, aku tidak terbiasa tidur siang Bi.” jawab Leta.

“Kalau begitu, ayo ikut Bibi. Bibi perkenalkan dengan majikan Bibi, kebetulan sekali orangnya belum kembali ke kantor.” kata Bibinya.

Aletha mengangguk dan berjalan beriringan dengan bibinya itu kembali ke tempat Leta pertama kali bertemu bibinya tadi. Tapi mereka tidak berhenti di situ, karena bibinya membawa dia menaiki tangga menuju atas. Sesampainya di atas, dia mengetuk pintu yang berada di ujung ruangan ini.

Tok tok tok

“Permisi tuan, ini saya Bibi Prima,” kata Bibinya.

“Masuk.” suara orang dari dalam

Leta dan Bibinya pun masuk ke dalam. Ternyata ini adalah ruangan kerja yang berada di rumah. Leta melihat pria yang tadi menolongnya sedang duduk menatap mereka.

“Tuan, perkenalkan ini keponakan saya. Namanya Aletha, dia yang akan menjadi baby sitter untuk putri Tuan,” kata Bibi Prima.

"Leta, ini adalah Tuan Aksa, mulai sekarang Tuan Aksa adalah majikanmu," imbuh Bibinya.

Aletha hanya menganggukan kepalanya sopan, berdiri di samping bibinya.

“Apa kau pernah bekerja?“ kata Aksa bertanya pada Leta.

“Pernah Tuan, di tempat tinggal saya, saya bekerja di sebuah toko,” jawab Aletha yang masih menunduk.

“Baiklah, mulai besok kau akan bekerja. Sekarang istirahatlah. Aku tau kau baru saja datang, dan aku tidak mau dianggap majikan yang kejam tanpa memberikan jatah istirahat untuk pelayanku,” kata Aksa.

“Terimakasih Tuan.” ucap Leta.

“Terimakasih Tuan, kalau begitu kita undur diri dulu. Permisi,“ kata Bi Prima menggandeng Aletha dan mengajaknya keluar dari ruangan Aksa.

“Hmm,“ ucap Aksa seadanya dan menganggukan kepalanya.

Setelah mereka berdua pergi dari hadapan Aksa, Aksa bergumam. “Semoga gadis itu bisa betah untuk menjaga Kyra. Semoga Kyra juga bisa menerimanya,“ dia menghela nafas dan kembali melanjutkan pekerjaan yang dia tinggal di kantor tadi.

~

Malam ini pamannya dan Farrel berkumpul di rumah. Mereka menyambut kedatangan Leta dengan senang. Mereka banyak mengobrol tanpa terasa sampai bulan berada di puncaknya.

Saat semuanya sudah lelah mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

**

Hallo readers tercinta, ikuti terus ceritanya ya. 💋💋

Sinokmput

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status