Share

Towards marriage: Menuju keluarga yang utuh.

Beberapa minggu kemudian, hari kelulusan Taeyang dan Taeyong.

Taeyang terlihat kewalahan karena berada diantara para gadis yang hendak meminta foto ataupun tanda tangannya sebagai kenang-kenangan

Nana yang baru saja keluar dari kelas bahasa itu langsung duduk di bangku taman, sambil memperhatikan Taeyang yang berada di tengah para gadis yang menggilainya itu.

'Asal kau tahu kak Taeyang, sebenarnya aku juga mau pergi dan memberikan ucapan selamat padamu.'

Seakan-akan terpanggil, wajah Taeyang dengan tiba-tiba menatapnya dari kejauhan, sontak jantung Nana rasanya hendak mencelos begitu saja membuatnya mati kutu.

Setelah menyadari tatapan Taeyang, Nana langsung memalingkan wajahnya dan segera pergi dari tempat itu.

***

Nana terlihat sibuk mengutak-atik handphonenya, berusaha menghubungi sopir yang biasa menjemputnya saat pulang sekolah.

"Apa kabar?"

Suara tiba-tiba itu langsung membuat Nana menghentikan aktivitasnya, dan menoleh seketika.

Nana terkejut dan menoleh.

'Kak Taeyang?!'

"Mmmh, aku baik-baik saja," Nana.

"Apakah kau menyetujui permintaan dari mommy mu?"

"Maksud kakak?"

"Tentang pernikahan mereka, aku menentangnya."

"Ke-kenapa? Apakah kakak tidak bahagia, saat melihat papa kakak, bahagia? dengan orang yang dia cintai?"

Taeyang dan Nana saling bertatapan, sedetik kemudian Nana merasa tubuhnya yang membeku saat di tatap dengan jarak sedekat ini oleh seorang lelaki yang selalu hanya bisa dia tatap dari kejauhan.

"Kak Taeyang, apa yang kakak lakukan?"

Nana sambil berusaha menghindari tatapan tajam dari seorang Taeyang yang seakan mengintimidasinya.

"Apa kau menyukaiku?"

Deg!

'A-apa yang dia katakan? Pertanyaan macam apa ini?' batin Nana beradu.

Nana membeku, terdiam menatap Taeyang. 

"Aku rasa aku salah," Taeyang terlihat kecewa karena tidak kunjung mendapatkan jawaban.

***

Sepasang insan berjalan menuju altar, terlihat dengan jelas corak rona bahagia dari keduanya. Bunga-bunga bertebaran, lengkap dengan suara sorakan dari para tamu undangan.

Ya, akhirnya Yunho dan Yoona melangsungkan pernikahan mereka.

"Selamat ya pa, selamat ya mom...'

"Terimakasih Nana, hari ini kamu terlihat sangat cantik. Persis seperti mommy kamu."

"Hehehe, mommy mah cantik nggak ada lawan pa..."

Yunho tertawa bahagia karena tidak hanya mendapatkan wanita yang dia cintai tapi juga seorang putri yang cantik.

Yoona dan Nana ikut tertawa melihat tingkah Yunho yang begitu bahagia.

"Pa, selamat atas pernikahan papa dengan tante Yoona."

"Terimakasih nak, ini juga berkat restu darimu."

'Kak Taeyang? Bukankah dia mengatakan padaku tidak merestui pernikahan ini?'

'Tapi, mengapa dia datang? Dan penampilannya tidak terlihat mencolok seperti biasanya? Apa dia sakit?'

Banyak pertanyaan terus berputar di kepala Nana tentang sikap pria yang dia temui tempo hari dan hari ini, yang berbeda.

"Jangan lupa untuk memanggil tante dengan sebutan mommy mulai hari ini ya..."

"Tentu saja mom, oh iya... Hari ini mommy terlihat sangat cantik."

Nana yang tengah mengambil minum tanpa sadar berjalan dan hampir jatuh karena tertabrak orang yang sedang lewat.

"Maaf tuan, saya akan tidak sengaja. Apakah anda baik-baik saja?"

"Astaga... Bajuku basah nona."

"Mari tuan saya bantu membersihkan pakaian anda."

"Tidak perlu nona, ini hanya noda kecil. Aku akan membersihkannya sendiri."

"Tolong maafkan aku, sungguh-sungguh tidak sengaja."

Nana terlihat sangat menyesal dan membungkukkan tubuhnya.

Pria itu hanya tersenyum dan pergi menuju toilet. Nana hanya menatapnya dengan perasaan bersalah.

"Apakah semenarik itu melihat ku hingga membuat kamu menabrak orang lain?"

Nana menoleh perlahan, tersenyum canggung.

"Ketahuan ya..."

"Jadi benar? Hahaha."

Nana hari ini menggunakan gaun dengan belahan dada rendah yang sebenarnya sangat tidak nyaman, namun mommy nya memaksa karena gaun itu sangat cocok untuk Nana.

"Kak permisi, aku sepertinya harus segera mengganti gaunku. Aku permisi dulu," Nana segera hendak beranjak dari hadapan kakak tirinya itu.

"Ada apa? Padahal kamu terlihat sangat cantik dengan gaun ini."

"Mmmh, permisi ya kak..." Nana tidak bisa menahan lebih lama lagi rasa tidak nyamannya.

Karena khawatir, pria yang kini menjadi kakaknya itu perlahan mengikutinya. Tanpa sepengetahuan Nana.

"Duh, sulit banget sih buat buka resleting gaun ini. Duuh..."

Nana mengeluh karena sangat jarang dia mengenakan gaun seperti ini yang menurutnya begitu ribet dan membuatnya tidak nyaman.

"Boleh aku membantu?" 

Suara tiba-tiba, Nana perlahan menoleh.

"Kakak? Ka-kamu kok bisa masuk sih kak, ke kamar aku?"

"Apa kakak tidak boleh masuk ke dalam kamar adiknya?"

"Mmmh..."

"Kemarilah, bukankah gaun itu tidak nyaman? Kakak hanya membantu saja."

Nana perlahan luluh, kakaknya itu mulai membuka resleting gaun milik Nana.

Sreeettt!

Taeyong melihat punggung mulus milik Nana tanpa sengaja.

"Kak, tolong. Keluarlah sebentar, aku akan mengganti pakaianku."

"Ba-baiklah, aku pergi."

Taeyong terlihat gugup dan pergi melewati pintu dengan raut wajah yang merah padam, tidak menyangka dengan apa yang baru saja dia lihat.

***

"Mom, kita benar-benar pindah kesini ya?"

Yoona mengangguk.

"Kenapa? Apa kamu nggak nyaman?"

"Hehehe, bukan gitu mom... Nana belum terbiasa."

"Sabar ya sayang, nanti kamu juga akan terbiasa."

"Sini biar aku bantu."

Taeyang mulai meraih koper besar milik Nana.

"Eh, iya... Terimakasih kak."

"Jangan sungkan."

"Nana, papa harap kamu bisa betah tinggal di sini ya sayang."

"Iya sayang, mommy dan papa sudah membicarakan ini. Kalo kamu nggak betah, kita bisa pindah dan memilih rumah yang kamu inginkan."

"Mmmh, kita bicarakan lagi ini nanti ya... Mommy dan papa juga baru saja menikah, mengapa sudah memikirkan masalah negara?"

"Hah? Negara?"

Yunho dan Yoona terkekeh mendengar celotehan Nana.

"Bisa aja kamu Na."

"Ya udah, mommy dan papa pikirin deh. Kalian mau honeymoon kemana? Ntar pulang bawain dede Nana, hahaha"

"Hiks, keterlaluan kamu Na. Masih pengen punya adek lagi."

"Eh tapi, apa kita masih butuh honeymoon ya pa?"

"Hahaha, ternyata putriku sangat pengertian."

Taeyong hanya tersenyum simpul mendengar setiap celotehan Nana yang membuatnya nampak sangat lucu.

Nana menyadari tatapan dan senyum itu.

'Apa yang terjadi? Padahal kemarin tahu jika kak Taeyang ada di dekatku saja, jantungku sudah ingin mencelos begitu saja.'

'Tapi, mengapa hari ini terasa biasa saja?' batin Nana beradu.

"Kalo menurut kalian, sebaiknya mommy dan papa honeymoon romantis kemana ya?"

"Keliling Eropa aja pa..."

"Ih, kalo mommy kesana aku mau dong ikut..."

"Kamu udah besar masih suka ngintilin mommy ya, terus gimana mereka mau honeymoon? Hahaha."

"Hahaha, nggak... Nggak gitu, maksudnya Nana mau ikut keliling Eropa-nya kak."

"Ya udah, gimana kalo keliling Eropa-nya sama kakak?"

"Nah, itu mommy setuju."

Yoona sambil tersenyum pada Taeyang.

"Memangnya kamu bisa jagain Nana?"

"Papa... Apa Nana terlihat seperti anak TK yang masih harus di jaga?"

Taeyong menatap Nana dengan senyum yang tidak bisa dijelaskan.

"Mmmh, aku pikir akan sangat sulit menjaga adik secantik ini."

"Hahaha, aku memang cantik," Nana sambil membusungkan dadanya.

Ucapan Nana sontak mengundang gelak tawa dari semuanya, membuatnya terlihat begitu imut dan lucu.

"Astaga, dimana papa mendapatkan adik seimut ini untukku..." Taeyong mengacak-acak rambut Nana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status