Share

Adit And The Band

ADAM, adalah nama group band yang baru mereka bentuk, tapi talenta para personilnya sangat solid. ADAM dikenal orang berisi para pria penggoda kaum hawa. Mereka selalu tebar pesona saat beraksi di atas panggung.

Personil ADAM terdiri dari Adit sebagai vokalis. Suaranya berat dan boleh disandingkan dengan penyanyi legendaris seperti Kurt Cobain atau Sting! Setiap manggung, semua penonton terbius oleh suaranya.

Krisna tentu saja menjadi gitaris band. Kemahiran jemarinya memetik senar, memang luar biasa.

Bayu, dia adalah drumer. Mempelajari keahliannya dengan otodidak, namanya cukup berkibar dan diperebutkan oleh band-band lain. 

Andra dan Danu, Keyboardis dan bassis, keduanya juga bukan asal bisa bermain, tapi sungguh mempunyai bakat dalam memainkan masing-masing alat musiknya.

Kelima personil ADAM, orang-orang mengatakan mereka semua good looking, sangat mempesona ketika mentas. Namun, yang paling ganteng di antara personil lainnya adalah Adit. 

Bagaimana tidak? Dengan postur setinggi 180 senti meter, perawakan berisi, wajah tampan rupawan berbingkai alis yang tebal, sorot mata tajam menghujam, punya lesung pipit yang membuat para wanita histeris, apalagi dengan kulitnya yang terang dan bersih. Benar-benar mampu membangkitkan halusinasi bagi para wanita.

"Dit, seriuslah! Gak gampang loh hari gini ada label yang melirik band baru. Kebanyakan mereka gak seberuntung kita." Krisna mencoba memberi masukan pelan-pelan kepada Adit.

Adit terdiam beberapa saat, ia menyeruput sisa kopinya yang mulai dingin.

"Gini deh, besok kan kita manggung, suruh pak Hendra dateng biar lihat kita main. Sekalian kan ada temen-temen lain tuh. Gue yakin, setelah lihat kita main, mereka pasti ikutin mau gue. Lo kan tahu sendiri gimana aksi gue di panggung, Bro ...! Dahsyat, Man!" seru Adit mulai menyombongkan dirinya dengan gaya angkuh.

"Yaah ... die malah narsis. Ya udah gue undang pak Hendra besok," sahut Krisna sedikit sebal pada sahabatnya. 

"Ya udah, gak ada lagi kan yang mau dibahas? Kalau gak ada, lo pulang aja, gue mau tidur," usir Adit kepada Krisna.

"Iye ... iye gue cabut. Besok jam delapan malem, ya!" seru Krisna tertahan.

"Ok, Kris, bye." Adit melangkah ke pintu dan membukakan pintu agar Krisna segera keluar dari unit apartemennya. 

Krisna keluar meninggalkan sahabatnya dengan membawa tugas untuk menghubungi pak Hendra besok. Sementara Adit masuk ke dalam kamarnya.

Ia merebahkan diri di atas kasur yang berukuran cukup besar dan nyaman.

Tangan menyilang di belakang kepala, manik mata coklatnya menatap langit-langit kamar. Ia merasakan kegelisahan dan perasaan yang tidak jelas, antara gusar dan tidak tahu mau apa.

Terlalu banyak yang dipikirkannya, membuat ia sangat gelisah, hingga matanya sulit terpejam meskipun kantuk telah muncul. Keresahan Adit terlihat dari gerak tubuhnya yang berguling ke kiri dan ke kanan. Beberapa jam kemudian, saat tubuh itu terlalu lelah, perlahan kedua matanya terkatup. Ia tertidur dengan lelap. 

Keesokan harinya, di kafe tempat band Adit terjadwal manggung, ada back stage yang merupakan tempat bagi mereka berkumpul. Sebuah ruangan berukuran sedang lengkap dengan sofa yang memang disiapkan pemilik kafe untuk mereka.

Di sanalah, semua persiapan mereka manggung dilakukan, termasuk untuk kegiatan makan dan minum. Empat personil band telah siap beraksi yaitu Krisna, Bayu, Andra dan Danu. Hanya Adit yang belum terlihat batang hidungnya.

"Tamu sudah mulai ramai nih, kalian perform jam delapan teng, ya," pinta sang manager kepada kru band, sebelum ia meninggalkan back stage.

"Siap, Pak," jawab mereka bersamaan. 

"Adit mana nih?" tanya Bayu saat ia menoleh ke arah Krisna. 

"Gue gak tahu, dari tadi telepon gue gak diangkat." Krisna memandangi layar telepon genggamnya. 

"Kebiasaan dateng selalu mepet, urutan lagu kan dia yang susun," gerutu Bayu sambil memukul-mukul sofa dengan stik drumnya. 

Krisna melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan kurang seperempat. di wajahnya mulai terlihat kekhawatiran, karena lima belas menit lagi, mereka sudah harus berada di atas panggung. 

Kreek

Suara pintu terbuka. 

Tampak Adit memasuki ruangan back stage dengan wajah datar, tanpa rasa bersalah samasekali. 

"Jam berapa ini, Dit? Kok, baru dateng sih lo?" tanya Andra sedikit kesal.

"Jam delapan kurang lima belas, kenapa emang? Telat manggung?"jawab Adit terdengar agak sinis. 

"Ooh, gak, bukan begitu, cuma mepet, Dit," sergah Andra, berusaha untuk tidak merusak mood vokalisnya.

"Gue pikir lo ketiduran, takutnya bablas, gak bangun-bangun" sambar Krisna.

"Gak, gue ada urusan sebentar tadi," jawab Adit sambil menata rambutnya yang berantakan. 

Mereka hanya bisa saling menatap heran, dengan sedikit kesal, tapi tidak bisa bicara apa-apa lagi setelah mendengar alasan Adit yang singkat dan sambil lalu.

Satu per satu, mereka meninggalkan back stage dan menempati posisi di atas panggung, seraya mengecek kesiapan sebelum benar-benar masuk pada lagu yang pertama.

Terdengar hiruk pikuk disertai teriakan semangat dari penonton yang sudah tidak sabar ingin segera menikmati musik dari group band ADAM, terutama lantunan suara Adit yang mereka rindukan.

"ADAM! ADAM! ADAM!" 

Teriakan sporadis menggema di dalam ruangan cafe, menyerukan semangat dengan gegap gempita untuk group band kesayangan mereka.

"Ladies and gentleman ... please welcome, ADAAMM!" seru host membahana, sengaja untuk mengalahkan hingar bingar para pengunjung cafe.

Intro dari pukulan drum Bayu dimainkan. 

"APA KABAR JAKARTAA?!" teriak Adit menyapa penonton dan membuat suasana semakin riuh rendah.

"Waa .... ADIITT?!" Para wanita serentak histeris melihat Adit mulai beraksi menyapa mereka dari atas panggung. Dengan keringat mengkilap, gaya dan tatapan tajamnya, membuat Adit terlihat sangat tampan seksi.

Satu setengah jam berlalu dalam hentakan irama musik yang menggiring pengunjung cafe ikut bernyanyi dan berjingkrak malam itu, Adit dan kawan-kawan sukses besar memukau penonton.

Setelah selesai dengan penampilan mereka di atas panggung, Seluruh personil ADAM kembali menempati back stage.

"Guys! Kalian KEREN! Gila, gila! gue speechless! Good job!" seru manager cafe sambil bertepuk tangan, masih merasakan euforia penonton terhadap band tersebut.

"Thanks, Pak," jawab Krisna sambil mengangguk dan tersenyum lebar.

"Kalau vocalisnya bukan saya sih, belum tentu, Pak! He he he," ujar Adit terkekeh seolah sedang meledek teman-temannya.

Seketika, wajah Krisna, Bayu, Andra dan Danu terlihat berubah menjadi tidak enak mendengar kalimat yang meluncur dari mulut Adit. Mereka saling beradu pandang sejenak.

"Pokoknya, menurut saya, kalian semua keren! Pertahankan ya," saran manager cafe sambil tersenyum. Ia merasa puas terhadap penampilan mereka dan berharap bisa mendatangkan keuntungan berlipat-lipat bagi Cafe yang dikelolanya itu.

Sang manager berbalik, mengayunkan langkah meninggalkan back stage sambil tersenyum. Setiap kali ADAM band perform di cafenya, perasaan dia selalu bahagia, karena pengunjung selalu membludak hingga omset malam itu berhasil melampaui target berkali-kali lipat.

___to be continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status