Share

Anathema: Back to the Past
Anathema: Back to the Past
Penulis: mzbk1411story

Prologue

Di suatu malam yang gelap gulita, hujan turun dengan cukup deras, disertai hembusan angin puting beliung yang membuat pepohonan roboh dalam satu kali hembusan. Petir menggelegar di mana-mana, bagaikan alam sedang murka dengan perbuatan para manusia yang keji. Gumpalan darah mengalir di aliran sungai yang berada di sebuah hutan. Dari hutan itu pula, seorang wanita paruh baya berlari ketakutan bagaikan dikejar oleh setan, atau jangan-jangan dirinya malah dikejar oleh setan tetapi berwajah manusia. Wanita itu terus berlari seraya membawa bayi hidup yang terbungkus kain kafan tipis.

Kebaya yang ia pakai basah kuyup, kepalanya penuh akan darah segar bagaikan sudah terkena pukulan, kakinya tertusuk-tusuk beling yang berserakan di hutan. Tetapi, ia tak memperdulikan dirinya basah kuyup, tak memperdulikan juga rasa sakit yang sampai berdarah-darah, dirinya hanya berlari, berlari dan terus berlari. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah panti asuhan yang sangat sepi. Wanita tersebut berhenti, lalu dengan penuh kesedihan yang mendalam, dirinya menaruh bayi yang terbalut dengan kain kafan seadanya di depan pintu panti asuhan. 

"Anakku, maafkan Ibumu ini, Nak! Hiks-hiks-hiks, Ibu terpaksa membuangmu ke panti asuhan. Ibu tak tega jikalau dirimu harus merasakan pahitnya menjadi golongan kami sejak kecil, Ibu tak tega membiarkan masa selama 35 tahunmu sia-sia dan tak mempunyai masa depan. Sekali lagi, maafkan Ibu, Nak. Mungkin Ibu akan dijuluki Ibu terkejam oleh dunia karena telah membuangmu di saat kau masih bayi, tetapi Ibu tak peduli! Ibu hanya ingin kau hidup seperti manusia layak pada umumnya. Ibu pergi, Nak. Namamu sudah Ibu selipkan di kain kafan ini, semoga kau bisa menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, aamiin. Ibu pergi, Nak!" ucapnya yang air matanya menetes di wajah sang putri tercinta. 

Sebelum pergi, wanita tersebut mencium kening anaknya. 

Tangisan menyelimuti wanita tersebut, kemudian wanita itu pergi, meninggalkan bayi yang mungkin itu adalah anaknya. Ia pun berlari lagi. Entah kemana ia akan pergi. Dari jendela panti asuhan tersebut, seorang anak lelaki yang bernama Galang melihat kejadian itu sedari tadi. 

Di saat wanita itu meninggalkan anaknya, Galang melihat wanita tersebut berubah wujud menjadi manusia serigala yang penuh dengan borok yang terus-menerus memuncratkan darah. Kemudian, wanita itu mengaung dengan cukup keras. Semakin keras raungannya, semakin bertambah pula kecepatan berlarinya. Sewaktu tahu bahwa ia telah menjadi manusia serigala, dia berlari dengan empat kakinya. Karena takut, Galang menceritakan semua ini kepada Bu Aminah, selaku pengurus sekaligus pemilik panti asuhan.

"Hah? Beneran kamu, Nak?" Bu Aminah kurang yakin dengan ucapan Galang, karena Galang hanya anak kecil dan bisa saja mengada-ngada, Bu Aminah mengira Galang hanya bermimpi karena terlalu sering menonton kartun bertemakan serigala. 

"Bukan mimpi kan, Nak?" tanya Bu Aminah, yang hanya memastikan perkataan Galang. 

"Bukan, Bu. Galang lihat pake mata Galang sendiri kok tadi." Jawabnya, sangat menyakinkan dan serius. 

"Apa Ibu enggak dengar tadi ada raungan serigala?"

"Dengar sih, Nak. Tapi Ibu kira, itu suara dari televisi ruangan panti." Jawabnya, menebak. 

"Bayi itu masih ada di luar?" tanya Bu Aminah, lagi. 

"Masih, Bu. Sekarang bayi itu kayanya masih ada di depan panti."

"Yasudah, ayo kita periksa." Karena merasa perkataan Galang sangat menyakinkan, Bu Aminah pun memeriksa ke tempat yang di mana manusia serigala tadi menyimpan anaknya. 

Bu Aminah membuka pintu panti asuhan, dan ucapan Galang ternyata benar. Bayi itu berada di depan pintu panti asuhan tengah menangis kedinginan. Bu Aminah melihat bayi tersebut dibalut dengan kain kafan putih dan bayi yang ditemukan masih sangat kecil, sepertinya bayi yang ditinggalkan perempuan tadi baru saja lahir dalam waktu beberapa hari terakhir. Cepat-cepat Bu Aminah membawa bayi itu ke dalam untuk merawatnya, sebelum bayi yang telah diamanahkan kepada Bu Aminah tewas kedinginan. 

Sementara itu, wanita tadi telah menjadi seorang manusia serigala yang sangat mengerikan. Mulutnya panjang, matanya merah, dan badannya dipenuhi borok. Manusia serigala itu mengaung di atas tebing, lolongannya membuat siapa saja ketakutan termasuk Bu Aminah dan Galang yang mendengarnya di panti asuhan.

"Nak, apa manusia serigala yang kamu lihat tadi ... benar Ibu dari anak ini?" tanya Bu Aminah. 

"Iya, Bu. Ibu tadi nyebut-nyebut dirinya sendiri dengan sebutan Ibu, jadi Galang yakin sekali kalau manusia serigala tadi adalah Ibu dari anak ini." Jelas Galang. 

Bu Aminah pun mengganti kain kafan yang membungkus bayi tadi dengan selimut, akan tetapi di saat Bu Aminah akan mengganti kain kafannya, surat kecil tak sengaja terjatuh dari kain kafan yang membungkus bayi terbuang itu. Bu Aminah membuka surat tersebut, lalu membacanya. Setelah Bu Aminah membacanya, Bu Aminah langsung menangis haru.

"Astaga, ternyata ini a-alasannya?"

"Sungguh Ibu dari anak ini sangat malang, semoga saja suatu saat Ibu tadi bisa mendapatkan kebahagiaan, aamiin." Batin Bu Aminah.

Entah apa yang dibaca oleh Bu Aminah sehingga setelah membacanya, Bu Aminah malah menangis, mengeluarkan ribuan air mata. Tetapi, apapun itu, mungkin manusia serigala tadi menuliskan alasan membuang bayi tersebut ke panti asuhan. Alasan yang penuh penderitaan, dan yang hanya bisa dirasakan oleh sebagian Ibu yang malang di dunia.

"Bu, saya akan merawat anak ini seperti anak kandung saya sendiri, dan nanti saya akan menyuruhnya ke kota setelah dirinya remaja, hiks-hiks-hiks." 

Di tebing, wanita yang membuang anaknya ke panti asuhan, sudah menjadi manusia serigala seutuhnya. Ia membabi buta dengan menerkam binatang seperti kerbau di dalam hutan tersebut. Tak tahu alasan mengapa wanita malang itu bisa menjadi serigala, apa mungkin karena dia sudah melakukan hal yang melenceng dari jalan kebenaran? Ataukah dirinya sudah terkena sebuah kutukan? 

"Semoga di masa depan, akan ada generasiku yang bisa memperbaiki masa lalu sehingga aku tak akan menjadi manusia serigala terkutuk seperti ini, huarghhh! Aku akan menunggunya, aku akan menunggunya! Harghhh!" teriak manusia serigala, sebari menyantap seekor sapi yang bersimbah darah di sebuah kandang.

Samar-samar terlihat sesosok kuntilanak memakai pakaian hitam sedang memperhatikan manusia serigala itu, "memang akan ada! Tunggulah sampai masanya tiba, hihihihihi." Setelahnya, kuntilanak itu menghilang meninggalkan manusia serigala. 

Di sebuah desa, seorang perempuan berumur 48 tahun sedang mengintip keadaan di luar dari jendela rumah gubuknya, tampak dandanannya bagaikan seorang dukun beranak. Perempuan tersebut sangat panik sekaligus khawatir, bagaikan tengah bersembunyi dari seseorang.

"Bayi yang merupakan generasi ke-6 sudah diselamatkan, semoga saja para manusia serigala generasi sebelumnya cepat mati sebelum mereka menemukan bayi generasi ke-6 yang tak berdosa itu. Jika mereka sampai menemukannya, maka masa depan bayi itu akan suram dan umurnya akan sia-sia karena hanya meratapi ketakutan di sepanjang kehidupannya."

Entah apa yang ia bicarakan, penuh pertanyaan dan juga teka-teki yang sangat membingungkan. Tiba-tiba ia mendengar suara pecahan sesuatu di dapur, ia memeriksanya. Ternyata yang pecah adalah kendi yang berisi ari-ari bayi tadi. Darah yang berwarna biru terburai kemana-mana, bau borok tercium menyengat dari darah tersebut. Kendi itu dipecahkan oleh manusia serigala yang sudah sangat tua, tetapi sangat mengerikan.

"Boleh kalian menyelamatkannya, tetapi di umur 35 tahun, takdir dan kutukan akan menjadikannya sama sepertiku, huahahahaha." Ucapnya, sambil memakan ari-ari bayi yang merupakan keturunannya itu. 

Setelah manusia serigala tua menyantap ari-ari bayi, ia pun kejang-kejang, bulunya rontok, perlahan-lahan tak mempunyai bulu, dan berubah ke wujud manusia yang sangking mengerikannya, sampai tak bisa dideskripsikan. Dia mati. Takut, perempuan itu pun keluar dari rumahnya sendiri.

Ini adalah awal dari sebuah kisah yang baru saja akan dimulai. Suatu kisah tentang sebuah kutukan yang penawarnya hanyalah ... KEMBALI KE MASA LALU. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
firsty.luvi
This is one of the best story I've read so far, but I can't seem to find any social media of you, so I can't show you how much I love your work
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status