Share

Menikah Dengan Pria Cacat
Menikah Dengan Pria Cacat
Author: Lolitta

1. Janji Kalisa

"Assalamualaikum, para keluargaku tercinta! Sang gadis manis dan juga cantik jelita telah pulang!" teriak seorang wanita muda yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam," jawab beberapa orang yang kebetulan sedang duduk diruang keluarga yang sedang menonton tv.

"Tumben jam segini udah pada ngumpul dirumah," ucap gadis tadi.

"Lagi males keluar dan gak dibolehin keluar juga sama Mama dan Papa," jawab seorang pria dewasa yang tak lain kakak dari gadis itu.

"Kalisa, bisa kamu duduk sebentar? Ada sesuatu hal yang mau Mama bicarakan sama kamu."

Kalisa yang melihat ekspresi serius dari ibunya pun menjadi penasaran dan menuruti ucapan ibunya barusan.

"Kamu masih ingat dengan janji yang kamu buat satu tahun yang lalu?" Tanya Mama Kalisa.

Kalisa menyipitkan matanya dan mencoba mengingat kenangan satu tahun yang lalu. 

====

"Kak Bram. Ayo dong, tolong adikmu yang manis dan cantik jelita ini," ucap Kalisa memohon pada kakaknya.

"Gak bisa, Kalisa. Kali ini kamu udah benar-benar kelewatan tau. Sikap kamu ini udah bikin pusing, aku samapai hampir gak tahan tau gak!" Ucap Bram yang sedikit geram dengan kelakuan adik semata wayangnya yang suka bertingkah barbar.

"kalau kak Bram gak mau nolongin aku, nanti pasti Mama bakal menghukum aku dengan berat deh," ujar Kalisa terdengar menyedihkan.

"Itu resiko atas apa yang sudah kamu perbuat dan kamu harus mepertanggung jawabkannya," ucap Bram santai dan melirik kearah adiknya yang nampak gelisah.

"Kalisa!" Teriakan melengking terdengar memenuhi ruang keluarga.

"Mampus aku, sang hakim sudah pulang dan langsung mencari keberadaanku," lirih Kalisa.

"Kamu tuh ya, sebenarnya apa lagi yang kamu perbuat di kampus, Kalisa? Bisa gak sih kamu itu bikin Mama sama Papa tenang dalam beberapa bulan saja!" ujar sang Mama yang baru datang dan langsung menjewer tilinga Kalisa.

"Maaf, Mah. Kalisa janji ini yang terakhir bikin masalah besar dan membuat mama dan papa kesulitan untuk menyelesaikannya," ucap Kalisa sambil menundukan kepalanya kebawah.

"Ini sudah yang keberapa kali kamu bilang ini yang terakhir dan janji gak akan melakukan kesalahan besar lagi. Dan kamu juga Bram! kenapa kamu jam segini udah pulang dari kantor?" Ucap ibu Kalisa.

Kedua kakak beradik itu hanya diam tak bisa menjawab pertanyaan ibu mereka barusan. Karena bagi mereka ibu mereka itu adalah hakim yang mampu membuat mereka ketakutan tingkat tinggi. Bahkan sang Papa mereka saja juga tidak sanggup melawan amarah Mama mereka jika sedang emosi seperti ini.

"Kenapa pada diam? Apa gak punya mulut untuk menjawab pertayaan Mama?"

Baik Kalisa maupun Bram sama-sama menelan saliva dan bingung akan menjawab apa yang bisa membuat ibu hakim didepan mereka bisa reda dari kemarahan yang tengah membara itu.

Tiba-tiba Kalisa mengangkat tangannya keatas dan mengucapkan janji. "Aku janji, ini yang terakhir kali. Dan aku akan menerima hukuman apa saja yang akan Mama berikan padaku.

"Aku juga gak akan bolos kerja lagi kok, Mah," ucap Bram sambil mengikuti apa yang dilakukan adiknya.

"Awas kalau kalian bohong, akan Mama keluaran kalian dari akta keluarga. Dan untuk hukuman kamu Kalisa, mama akan menunda hingga waktunya sampai. Ingat ya Kalisa, ini benar-benar yang terakhir kali kamu melakukan kesalahan yang membuat Mama dan Papa kesulitan menyelesaikan masalah yang kamu buat.

"Iya, Mah," jawab Kalisa pelan.

====

"Woi!  Bengong aja kamu. Ingat gak janji kamu sama Mama? Kalau gak ingin biar aku ingatkan," ucap Bram sambil menepuk bahu adiknya dan alhasil memabawa Kalisa kembali dari memori satu tahun yang lalu.

"Iya ingat. Emangnya kenapa, Mah?" Ujar Kalisa penasaran.

"Tentu saja Mama mau menghukum kamu sekarang. Dan kamu gak boleh menolak eksekusi hukuman yang akan mama berikan padamu.

"Berat gak hukumnya itu, Mah? Terus sakit apa gak? Mama tau kan kalau aku gak bisa nahan rasa sakit," ucap Kalisa gelisah.

"Gak berat dan gak sakit juga. Hanya saja—," ucap mama Kalisa menggantung.

"Hanya saja apa?" Tanya Kalisa penasaran dan menoleh kearah kakaknya namun sayang sang kakak malah mengangkat bahunya tanda tak tau juga.

"Hukuman kamu adalah, kamu harus menikah dengan orang yang berada dalam foto ini," ucap mama Kalisa dan menunjukkan sebuah foto pada Kalisa dan langsung diambil oleh Bram.

Bram menelan ludah melihat gambar pada foto itu yang sepertinya ia kenal. "Mama serius ingin menikahkan Kalisa dengan pria ini?

"Iya, serius. Kenapa memangnya, apa ada yang salah?'' Ujar mama Kalisa.

Kalisa yang syok dengan apa yang dikatakan Mamanya hanya diam saja. 

"Apakah papa juga udah setuju, jika Kalisa akan menikah dengan orang ini?" Ujar Bram.

"Iya, Papa setuju. Dia anaknya baik dan gak neko-neko," jawab Riyadi Papa dari Kalisa dan Bram.

Bram yang sudah kehabisan kata-kata pun menjadi diam dan menoleh ke arah adiknya yang masih syok.

"Mana fotonya kak, aku mau liat tampang calon suamiku itu seperti apa?" ucap Kalisa sambil mengabil foto dari tangan kakaknya.

Bram dan kedua orang tuanya memperhatikan raut wajah Kalisa ketika melihat foto calon suaminya. Kalisa menyempitkan matanya memperhatikan sosok pria dalam foto itu dan menggigit bibir bawahnya. 

"Beri alasan yang kuat, kenapa aku harus menikah dengan orang ini, Mah?" Ucap Kalisa.

"Untuk membalas hutang budi yang sudah dia berikan pada Mama," ucap ibunya Kalisa.

"Hutang Budi apa?" tanya bram penasaran.

"Kamu ingat saat mama masuk rumah sakit 2 tahun yang lalu, akibat hampir menjadi korban tabrak lari? Dan untungnya ada orang yang menarik mama hingga mama selamat, akan tetapi mama mengalami benturan trotowan pinggir jalan dan dilarikan kerumah sakit terdekat?" Ucap Riyadi.

"Iya ingat," ucap Kalisa dan Bram bersamaan.

"Dia adalah orang yang menyelamatkan Mama kamu, akan tetapi 6 bulan yang lalu dia mengalami kecelakaan yang sangat parah dan mengakibatkan kedua kakinya patah," ucap Riyadi.

"Jadi sekarang dia cacat dan hanya duduk di kursi roda jika ingin pergi kemana-mana?" ucap Kalisa yang tampak terkejut ketika mendengar penjelasan Papanya.

"Iya. Akan tetapi dia masih ada harapan untuk bisa berjalan kembali, Kalisa. Hanya saja saat ini dia tidak punya semangat untuk hal itu," ujar ibunya Kalisa.

"Apa yang Mama kamu katakan itu benar. Dua minggu yang lalu orang tua dari calon isterinya datang di kediaman mereka dan membatalkan pernikahan yang sudah mereka sepakat bersama. Hanya dengan alasan mereka tidak ingin mempunyai menantu cacat, yang hanya akan menyusahkan anak mereka di masa depan," ucap Riyadi.

"Lalu kenapa Papa dan Mama malah ingin menjodohkan Kalisa dengannya?'' Ucap Bram heran.

"Kan Mama sudah bilang untuk membalas budi, Bram. Lagipula dia tidak cacat seumur hidup kok," ujar ibunya Kalisa.

"Mama yakin dia oranya baik?'' Ucap Kalisa.

"Kalau gak baik ngapain waktu itu dia nolongin Mama? Lagian Papa kalian juga sudah nyari tau seperti apa sifat dan watak Jonathan itu," timpal ibunya Kalisa.

"Besok malam keluarga mereka akan datang untuk melamar dan secepatnya juga kalian akan segera menikah, Kalisa," ucap Papanya Kalisa.

"Hee ... cepet bener, Pah. Aku kan masih ingin bebas dan mencari pekerjaan diluar sana," keluh Kalisa.

"Lebih cepat lebih baik. Dengan begitu Mama juga akan lebih cepat mendapatkan cucunya,” ucap ibu Kalisa dengan cuek dan beranjak dari duduknya kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya diikuti sang Papa yang mengekor di belakang.

Bram yang melihat adiknya menundukan kepala menjadi tak tega dan menarik tubuh ramping adiknya kedalam pelukan. “Maaf, kakak gak bisa bantu kamu untuk merubah keputusan yang sudah ditetapkan oleh mama dan papa.

Kalisa yang tadinya tenang menjadi menangis sesenggukan mendengar ucapan Bram barusan. Betapa menyediakan hidupnya nanti jika dia sampai benar menikah dengan pria cacat dan terlebih lagi dirinya belum pernah melihat pria yang akan menjadi suami masa depannya itu.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
kasuhan kalisa..balas budi kok harus menikah ?
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
ffffffffffff
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
cerita baguss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status