Share

7. Mantan Tunangan

Karena kelelahan dan juga waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Jonathan dan Kalisa langsung tidur dengan pulas hingga subuh menjelang. 

Dering alarm pada ponsel yang membangunkan Kalisa, dengan cepat Kalisa menyambar ponselnya dan langsung mematikan alarmnya.

“Kenapa cepat sekali sudah subuh?” Ucap Kalisa dan menoleh kesamping dan melihat Jonathan yang masih berlatih pulas.

“Sebenarnya kamu itu sangat tampan dan masuk dalam tipe lelaki yang aku suka dari segi ketampanan. Akan tetapi mengapa sikapmu sangat dingin sekali,” ujar Kalisa kemudian bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jonathan yang sebenarnya sudah bangun ketika mendengar bunyi alarm hanya pura-pura tidur saja. Bahkan dirinya sempat kaget ketika mendengar perkataan Kalisa tadi.

Kalis yang baru selesai menunaikan sholat subuh langsung melipat mukenanya dan menyimpan kembali di kopernya.

“Hari ini kita akan pergi kemana?” Ucapkan Kalisa yang kembali tiduran disebelah Jonathan.

“Terserah kamu mau pergi kemana,” jawab Jonathan sambil membalas Chat dari Robert.

“Mmm, ngomong-ngomong aku harus memanggil kamu apa?” Ucap Kalisa kemudian memiringkan posisi tidurnya ke arah Jonathan. “Kalau dipanggil abang, nanti dikira tukang bakso. Panggil kakak tapi rasanya gak enak banget kedengarannya. Bagaimana kalau aku memanggil Mas Nathan saja?"

“Terserah kamu,” jawab Jonathan kemudian dia berusaha menggapai kursi rodanya.

“Mau kemana?” Tanya Kalisa.

“Kamar Mandi, kenapa? Mau ikut?” ujar Jonatan iseng.

“Memang boleh?” Jawab Kalisa yang membalas keisengan Jonathan.

“Dalam mimpi,” jawab Jonathan sambil menjalankan kursi rodanya menuju kamar mandi.

“Ck, memang apa salahnya jika aku ikut ke kamar mandi? Toh kita sudah sah menjadi suami istri ini,” gerutu Kalisa. 

Sekilas bibir Jonathan senyum miring mendengar gerutuan Kalisa. “Kurasa aku harus sedikit membuka diriku untuk gadis barbar ini untuk kedepannya. Akan tetapi sebelum itu, aku harus menguji kesetiaan dan juga ketulusan hatinya terlebih dahulu,” lirih Jonathan.

Kalisa yang mulai lapar mulai berjalan lalu-lalang dan membuat Jonathan yang baru saja keluar dari menjadi heran.

“Aku sudah sangat lapar menunggumu terlalu lama di kamar mandi. Dan aku sangat ingin makan yang ada pada gambar ini,” ucap Kalisa sambil menunjukkan sebuah hidangan yang terlihat nikmat dalam ponselnya.

“Memangnya kamu tau tempat yang jualannya itu? 

“Tentu saja tau jika kita mengikuti petunjuk arah mengarahkan,” ucap Kalisa antusias dan langsung mengambil tas tangannya. “Ayo kita pergi sekarang, aku sudah sangat lapar.

“Aku ambil dompet dan ponselku dulu," ujar Jonathan.

“Oyeh! Teriakan Kalisa kegirangan layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan baru.

Sepanjang jalan menuju restoran yang akan mereka tuju, Kalisa bersenandung ria dirinya sangat indah sepanjang waktu berjalan-jalan dengan suaminya. Sedangkan Jonathan hanya diam memperhatikan tingkah laku isterinya yang kepemimpinannya aneh.

“Ayo,” sapa pegawai resto dengan ramah. Kalisa hanya membalas dengan senyum manisnya.

Kalisa yang sudah tak sabar langsung membuka menu makanannya. "Saya pesan ayam betutu, sate lilit dan minumnya Jus alpukat. Kamu mau makan apa, Mas?

"Terserah kamu saja," jawab Jonathan seperti biasa dengan gaya datar dan juga cuek.

"Mas, mas Nathan," panggil Kalisa dengan nada suara kesal dengan jawaban dari suaminya. 

Jonathan membocorkan Kalisa yang mengembangkan kedua pipinya dan menunjukkan wajah kesal. 

“Bisa gak sih Mas, kalau lagi bicara sama aku itu gak usah pake nada datar dan juga dingin? Terus terang aku gak suka banget dengarnya. Aku ini sekarang isteri kamu loh, Mas. Jadi jangan samakan aku dengan orang lain yang biasa kamu lakukan seperti itu,” protes Kalisa panjang lebar dan hanya ditanggapi Jonathan dengan anggukan kepala dan semakin membuat Kalisa kesal.

“Jadi mau pesan apa, Mbak?” Ucap pelayan resto yang sudah menunggu dan mendengarkan percakapan mereka berdua.

“Sama aja mbak dengan pesanan saya tadi,” jawab Kalisa yang pada akhinya memilih mengalah. sadar jika tidak akan menonton itu suaminya bisa luluh setelah menerima perlakuan tidak dikenakan dari keluarga mantan calon istrinya.

Setelah mendapat jawaban dari Kalisa, pelayan resto itu langsung pergi meninggalkan suami istri dengan suasana yang tidak nyaman. Bahkan saat makanan yang pesan sudah datang mereka masih diam dan canggung tanpa ada yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan mereka.

Kalisa menikmati makanan yang ia pesan tanpa niat untuk berbicara dengan suaminya yang juga tengah menikmati makannya.

'Dasar suami datar dan juga dingin, gak berperasaan banget sih jadi orang. Kalau saja aku gak inget dengan nasehat Mama, sudah aku maki-maki dia,” gerutu Kalisa dalam hati.

“Aku pergi ke toilet sebentar, Mas,” ujar Kalisa.

“Iya,” jawab Jonathan singkat.

'Lihatlah cara dia ngejawabnya. Singkat padat dan irit suara,” lagi-lagi Kalisa menggerutu dalam hati.

Jonathan yang melihat Kalisa menuju toilet langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Robert karena ada sesuatu yang sangat penting yang harus dia perintahkan pada sepupunya itu.

[“halo, ada dimana kamu,” ]tanya Jonathan saat Robert mengakat panggilannya.

[“Kantor Lah, emang dimana lagi, Jo? Bagaimana malam pertama kalian? Apakah sudah pecah duren dan menanam benihnya?” ] ucap Robert.

[“gak ada duren dan gak ada tebar benih juga. Oh ya, kamu lakukan yang sudah kita atur untuk menjatuhkan anak perusahaan bajingan itu.”] Ucap Jonathan to the point.

["Oke. ngomong-ngomong kenapa kamu gak pecah duren? Apa kamu lupa pesanan mertua dan juga orang tua kamu, untuk memberi merek cucu yang unyu dan menggemaskan seperti kalian berdua?"] Ucap Robert yang kekeh menayakan masalah belah duren.

["sialan kamu Robert. Hal itu mungkin tidak akan pernah terjadi, apa. kamu lupa bagaimana kondisiku saat ini?'] 

Robert hanya diam tak menanggapi ucapan Jonathan barusan, dia tau jika sepupunya itu masih dalam suasana kalut dengan kondisi fisik yang tengah dialaminya.

[“Akan tetapi aku berharap hubungan kalian bisa menjadi pondasi untuk kamu melangkah menuju masa depan yang jauh lebih baik lagi, Jo.]

[“Aku tau dan akan aku usahakan seperti apa yang kamu dan juga orang tuaku katakan. Akan tetapi itu semua harus bergantung dengannya juga, jika dia menerima aku sebagai suaminya dengan tulus, maka aku juga akan memperlakukannya dengan tulus.]

[“aku rasa dia cukup tulus menerima pernikahan ini, Jonathan.]

[“Dari mana kamu tahu jika dia tulus menerima pernikahan ini, Robert? Sudahlah, aku tutup teleponnya. Aku malas membahasnya] 

[“oke, Bay.] ucap Robert dan mematikan sambungan telponnya.

“Apakah ini benar kamu, Jonathan?” Ucap perempuan yang berdiri tak jauh dari tempat Jonathan duduk.

Jonathan mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah sumber suara seorang wanita yang sangat dikenalnya dan bahkan dulu iya sangat stres, jika sehari saja tidak mendengar suara itu. 

“Ternyata benar kamu. Apa yang kamu lakukan disini? Apakah yang dibilang Kikan benar, jika kamu mengikuti aku yang sedang berlibur kesini?” Tuduh wanita itu.

Jonathan diam dan melihat wanita yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar dan dingin.

“Kamu harus tau dan harus sadar jika kita tidak bisa bersama, Jonathan. Jadi aku mohon, biarkan aku bahagia dan jangan mengusik aku lagi. Aku tidak bisa hidup dengan keadaanmu yang seperti ini,” ucap wanita pelan yang malah terdengar mengejek .

“Maksud kamu apa?” Ucapkan Jonathan dingin.

“Jangan pura-pura gak tau, Jonathan. Kamu sengaja datang kembali dan bahkan kamu mengikuti aku dan kekasihku yang sedang makan disini bukan?!” Ucapkan wanita itu dengan percaya diri dan dengan suara keras.

“Apakah menurutmu kamu layak untuk aku ikuti?' Ucap Jonathan Datar.

“Lalu apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu harus sadar dengan keadaanmu yang bahkan tidak bisa mengambil baju sendiri di lemari!” ucap wanita yang kini malah tersulut emosi.

Jonathan hanya diam mendengar ocehan dan hinaan yang dilontarkan wanita yang pernah mengisi hati itu.

“Lalu kenapa jika dia tidak bisa mengambil baju sendiri di lemari? Apakah hal itu mengganggu Anda, Nona?” Ucap Kalisa yang ternyata sudah berdiri tepat di belakang wanita itu yang tak lain adalah Jessica mantan tunangan Jonathan.

Jessica menoleh ke belakang dan menatap Kalisa bingung karena dirinya tidak tahu jika Jonathan sekarang menikah.

Komen (22)
goodnovel comment avatar
Joke Pattipawae Sapulete
bagus ceritanya tapi lagi" koin
goodnovel comment avatar
Hasnani Vian
bagus ceritax,tpi knpa ujung2x pake koin lagi,bayar lagi
goodnovel comment avatar
Seri Bulan Harahap
bagus sih ceritanya tapi mahal.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status