Rui berjalan pulang dengan masih penuh kelimbungan, "Menantu .... menikah," pikir Rui.
"Lalu bagaimana dengan ayah," pikir Rui lagi.
"Tidak aku tak ingin menikah," gumam Rui dalam hati.
Rui memasuki rumah dengan hati lemas gundah. Tuan Mu memperhatikan ada sesuatu yang aneh.
"Ada apa ?" tanya Tuan Mu.
Dengan tiba-tiba saja Rui memeluk Ayahnya, "hei ada apa ?" tanya lembut Tuan Mu.
"Aku sangat menyayangi Ayah," jawab Rui.
"Ya, ya Ayah tahu. Kau adalah putri kesayangan Ayah dan satu-satunya Harta Ayah," jawab Tuan Mu.
Sementara itu di London, Zyan nampak tidak perduli dengan pengaturan pernikahannya. Zyan tetap sibuk mengurus Liu Corporation.
"Tuan Besar sudah menemukan mempelai wanitanya," ujar Asisten Fu.
Zyan menghentikan gerakan penanya, tertegun sebentar lalu meneruskan pekerjaannya kembali.
Asisten Fu yang melihat Tuannya tidak memberikan respon, segera menyimpan kembali berkas-berkas di tanganya. Jika Tuannya ingin tahu pasti sudah akan memintanya, jika Tuannya diam saja maka dia menganggap hal itu bukan sesuatu yang penting. Karena itu Asisten Fu menyimpan kembali berkas tentang Mu Tian Rui.
Rui mengira bahwa apa yang dia dengar di kediaman Tante Song adalah salah dengar, karena sudah hampir seminggu tidak ada yang terjadi. Rui merasa lega hati, hari ini Rui kembali ke sungai untuk berburu ikan.
Setelah beberapa menit Rui pergi ke sungai, Tuan dan Nyonya Gu datang dengan tergesa. Tante Song memberitahu bahwa hari ini akan ada yang melamar Mu Tian Rui karena itu meminta mereka agar mendandani Tuan Mu dengan rapih.
"Ada apa, dan apa yang kau bawa itu?" tanya Tuan Mu kepada Tuan Gu.
"Nanti saja dijelaskan, aku membawakan pakaian untukmu. Ayo! Aku bantu kau memakainya," jawab Tuan Gu.
Sementara Nyonya Gu ke dapur mempersiapkan snack dan menyeduh teh terbaik yang dapat dia beli dengan uangnya.
Tuan Mu terlihat tampan dengan baju changsan, "bisakah kau katakan ini ada apa?" tanya Tuan Mu.
Nyonya Gu nampak menata aneka snack makanan, ini adalah pertemuan pertama dua keluarga.
"Dimana Rui?" tanya Nyonya Gu.
"Berburu ikan," jawab Tuan Mu.
"Haissh, waktu sepenting ini dia malah berburu ikan.
Namun Nyonya Gu tidak menyalahkan, karena Rui tidak mengetahui sama sekali perihal tentang lamaran ini.
Tak berapa lama, nampak mobil mewah berhenti di rumah Tuan Mu. Tante Song keluar dari mobil, lalu Kakek Liu dan beberapa tetua keluarga Liu juga ikut datang. Mereka membawa hadiah-hadiah yang sangat bagus dan banyak.
Tuan Mu mengenali Kakek Liu, namun alangkah terkejutnya melihat Kakek Liu membawa aneka hadiah yang teramat banyak.
"Ini ..." ujar Tuan Mu seraya menoleh kepada Tuan Gu.
"Ya hari ini, keluarga Liu dari Tong City datang ingin melamar Mu Tian Rui," jawab Tuan Gu bersemangat.
"Tuan Besar," sapa Tuan Gu dan Nyonya Gu, juga Tuan Mu.
"Tuan, Nyonya," sapa mereka kepada yang lainnya.
Beberapa tetua keluarga Liu melihat tuan Mu dengan tatapan ramah, beberapa lagi menatap dengan tatapan sinis. Namun ini adalah pilihan pewaris keluarga Liu karena itu mereka tidak bisa apa-apa selain menerima.
Tante Song menyampaikan maksud kedatang keluarga Liu kepada Tuan Mu, dan sungguh ini membuat Tuan Mu sangat terkejut. Tuan Mu sangat memahami perbedaan antara keluarga Mu dan Keluarga Liu, itu adalah lingkaran keluarga yang tak pernah dia bayangkan untuk bisa memasukinya.
Nyonya Gu menunggu Rui di depan pintu gerbang, melihat Rui datang dengan membawa keranjang hasil berburunya dan memetik dedaunan.
"Haissh ..." ujar Nyonya Gu.
"Ayo! Ikut aku," ujar Nyonya Gu.
Nyonya Gu membawa Rui masuk dari jalan belakang, lalu segera membantunya untuk mandi dan berias diri.
"Ma ..." panggil Rui dengan hati yang berdebar.
Melihat mobil mewah terpakir di depan rumahnya, Rui mengetahui bahwa itu adalah Kakek Liu yang datang dengan membawa lamaran.
"Ma," panggil Rui lagi dengan suara panik.
Nyonya Gu mendudukan Rui di kursi yang ada di kamarnya, "ini adalah hari penting untukmu, jadi jangan membantah!" ujar Nyonya Gu.
"Jangan memberi masalah kepada Ayahmu, jika kau menyayanginya," nasehat Nyonya Gu.
"Mereka adalah keluarga yang tidak bisa kita singgung. Menolak lamarannya artinya menyinggung mereka," ujar Nyonya Gu, mengingatkan.
"Tapi Ma ..." ujar Rui lagi.
"Sayang dengarkan, Ayahmu sangat berharap kau bisa menikah dengan pria baik-baik. Jika kau sudah menikah maka Ayahmu barulah merasa sudah menjadi Ayah yang baik untukmu," ungkap Nyonya Gu.
Rui "..."
Melihat Rui terdiam, artinya Rui menyetujui lamaran tersebut. Nyonya Gu segera saja menyisir rambut panjang ikal Rui.
Nyonya Gu membelikan Rui sebuah baju Hanfu modern. Dan itu terlihat sangat indah ketika dipakai oleh Rui.
Nyonya Gu membawa Rui keluar bergabung dengan yang lainya, Kakek Liu merasa puas melihat Rui benar-benar menjelma menjadi wanita yang anggun dengan Hanfu modern tersebut.
"Tuan Besar!" sapa Rui seraya menundukan kepalanya pertanda memberi hormat.
"Tuan, Nyonya," Rui memberi hormat lagi kepada Tetua yang lainnya.
Rui duduk di sebelah Ayahnya, melihat putrinya ini akhirnya Tuan Mu memberikan keputusannya.
"Tuan besar aku akan menerima lamaran ini jika hanya putriku setuju. Kebahagian putriku lebih penting dari apapun," jelas Tuan Mu.
"Rui!" panggil Tante Song.
"Apa kau menerima lamaran ini?" tanya Tante Song.
Rui menggigit bibirnya seraya memandangi Ayahny, Rui menangkap siluet sebuah keinginan dari kedua mata ayahnya itu. Rui menundukan kepalanya sejenak lalu melihat mereka semua dengan suara jelas Rui memberikan keputusannya.
"Aku bersedia," jawab Rui.
Kakek Liu tersenyum senang mendengar jawaban dari Rui, "jika begitu bersiaplah memasuki keluarga Liu," ujar Kakek Liu.
"Dan mulai hari ini jangan panggil aku Tuan!" perintah Kakek liu.
"Panggil aku Kakek," ujarnya lagi.
"Baik, kakek," jawab Rui.
Hadiah-hadiah sudah diberikan, mempelai wanita sudah setuju, Tuan Mu menyerahkan pemilihan tanggal, sepenuhnya diatur oleh keluarga Liu.
Setelah Kakek Liu dan yang lainnya meninggalkan rumah Tuan Mu, barulah semuanya merasa lega, hanya Rui yang terlihat menangis.
"Sudah- sudah jangan menangis lagi," hibur Tuan Mu seraya memeluk putrinya itu, menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan hatinya.
"Ayah ..." panggil Rui sambil terisak.
"Jangan khawatir, masih ada kami yang akan menjaga ayahmu," ujar Nyonya Gu.
"Jadilah anak yang penurut," nasehat Nyonya Gu.
Rui hanya diam seraya masih meletakan kepalanya di pangkuan ayahnya. Dengan lembut Tuan Mu mengusap puncak kepala putrinya tersebut.
Tuan dan Nyonya Gu, kembali pulang dengan perasaan senang. Ingin merayakan kebahagian mereka memutuskan memakan mie pedas di kedai mie. Ketika mereka masuk mereka malah mendengar desas- desus yang sedang membicarakan Rui mereka.
"Aku yakin anak itu memakai sihir, bukankah dia selalu pergi ke hutan. Pasti disana dia sedang merapal mantra," ujar mereka.
Nyonya Gu yang mendengarnya merasa tak senang hati, lalu melabrak para gadis yang sedang membicaraka Rui miliknya."Hei kalian ini para gadis, menggosipkan orang seenaknya saja!" Ucap Nyonya Gu dengan marah."Hei Nyonya, apa yang kami ucapkan benar lho. Gadis miskin seperti Rui jika bukan karena memakai sihir lalu bagaimana bisa mendapatkan Tuan Muda Liu," jawab salah satu dari mereka."Kau …" pekik Nyonya Gu seraya ingin memukul gadis itu namun ditahan oleh Tuan Gu.Mereka pasti akan mati berdiri, jika saja tahu Mu Tian Rui hampir menolak lamaran itu, jika bukan karena tadi Nyonya membujuknya bisa jadi Mu Tian Rui menolak lamaran Keluarga Liu."Jika kalian bercermin dengan cermin dewa maka yang terlihat pasti bukan wa
Kakek Liu benar-benar ingin segera menimang cucu, Kakek Liu meminta kepala pelayan untuk memastikan baju-baju tidur untuk Rui semua baju tidur yang berpotongan seksi.Rui masuk ke kamar mandi di kamar mereka, lalu mulai membuka sendiri baju pengantin Tradisional yang berwarna merah itu.Rui menatapi dirinya di kaca, sungguh yang dia lihat hanyalah seorang pengantin yang tidak memiliki senyum indah bahagia karena baru saja menikah.Rui keluar dengan memakai kimono handuk untuk menutupi tubuhnya, Rui membuka lemari pakaian mereka, dan hanya melihat deretan baju tidur yang seksi.Rui terperanjat melihatnya, "ini …. tidak mungkin aku memakai baju yang kekurangan bahan seperti ini," pikir Rui.Rui menggigit bibirnya lalu melirik
Zyan melarang Rui, untuk tidak pergi kesungai lagi karena tak tahan membaca komentar-komentar netizen pria yang sangat memuji Rui karena cantik dengan kulit seputih salju. Kakek Liu meminta Rui menginap beberapa hari di rumah utama. Keseharian Rui di lalui dengan begitu natural seperti sudah bertahun-tahun lamanya mengenal Kakek Liu. Bahkan Zyan cucu kandungnya sendiri tidak sedekat ini. Rui memasak untuk Kakek Liu, Rui menemani Kakek Liu bermain catur. Bagi Kakek Liu orang yang pandai bermain catur adalah orang yang pandai berstartegi, paham kapan harus diam dan kapan harus menyerang. Ketika sedang bermain catur Kakek Liu memberi nasehat kepada Rui. "Pandai-pandailah menjaga diri," nasehat Kakek Liu. "Akan ada lebih bany
Rui pun pergi bersama Shi Jin, sementara Asisten Fu membawa Bibi Ye ke kediaman Zyan.Setelah mengantar Bibi Ye, Asisten Fu kembali keLiu Corporation dan melaporkan kepada Zyan bahwa Nyonya Muda memilih tinggal bersama siswi-siswi di penginapan mereka tanpa Bibi Ye.Zyan yang mendengarnya hanya diam dingin. Zyan berdiri mengambil jasnya, "Biarkan saja," ujarnya dan bergegas pergimeeting.Malam hari, sesampainya di Mansion. Zyan sudah mencium bau harum masakan Bibi Ye, "Tuan Muda!" sapa Bibi Ye."Makan malam sudah siap," ujar Bibi Ye."Emm …" jawab Zyan.Zyan menarik kursinya dan memulai makan malamnya sendiri di meja makannya yang besar itu.
Zyan menatapi kedua mata Rui yang nampak polos tersebut. Satu tahun menikah ini kali pertama mereka sedekat ini."Emm ..." gumam desah Rui lagi.Rui mensusutkan tubuhnya kepelukan Zyan, mau tak mau Zyan merasakan halus kulit istri yang sedang memelukinya ini."Tuan Muda Liu, apa kau benar-benar tidak menginginkanku?" tanya manja Rui."Jika enggan menikah, mengapa kau bersedia menikahiku dan mengambil kebebasanku," ujar Rui lagi."Apa kau ingin bebas?" tanya Zyan seraya menapuk dagu Rui, agar menatapnya. Rui mengelus lembut pipi Zyan dengan jarinya."Ya aku ingin bebas seperti dulu, mandi di sungai, bebas mengejar kupu-kupu, mencoba dedaunan yang bisa kujadikan makanan meski terkadang terac
Zyan mengetuk-ngetukan jarinya dimeja mahoni solidnya, "aku ingin dia tidak bisa berkuliah di universitas mananapun di tiongkok!" perintah Zyan kepada asisten Fu.Ingin mencoreng Rui, bagi Zyan itu sama saja ingin mengusik keluarga Liu.Ini sudah termasuk hukuman sekaligus pengampunan yang Zyan berikan. Hanya sekedar mendapatkan hukuman tidak bisa berkuliah di universitas manapun.Emilly terbujuk rayuan Qi Shan, karena dibutakan oleh kecemburuannya tehadap Rui yang terlihat dekat dengan Shijin. Emilly berpikir bahwa Qi Shan akan melindunginya jika terjadi sesuatu, namun tak disangka Qi Shan malah menghianatinya.Di rumah keluarga Ye, terang saja mereka marah karena kebodohan Emilly yang berani-berani menyinggung Keluarga Liu. Keluarga Ye memutuskan mengirim Emilly ke luar negri,
Rui membuka kotak coklat tersebut, lalu mengambil satu bungkus dan membukakannya untuk Tuan Mu. Rui menyuapi Tuan Mu."Enak tidak?" tanya Rui.Tuan Mu mengangguk dan tersenyum, Bibi Ye menperhatikan gerak-gerik ayah dan anak, dan semakin mengerti mengapa Kakek Liu memilihnya menjadi menantu ahli waris utama keluarga Liu."Ayah!" panggil Rui."Kakek mengijinkan aku menginap tiga hari disini," ujar Rui sambil memeluki Ayahnya itu."Ya, ya Ayah sangat senang kau ada di sini," ujar Tuan Mu.Tak berapa lama Tuan dan Nyonya Gu datang untuk melihat Rui. Rui segera saja berhambur kepelukan Nyonya Gu."Aiyooo …" ujar Nyonya Gu.
Rui segera mengabarkan tentang keputusannya, menerima tawaran dari Feng Chen. Mendengarnya tentu Feng Chen sangat senang."Baik jika begitu esok datanglah ke kantor," ujar Feng Chen."Baik, aku akan melakukan yang terbaik," jawab Rui.Rui pun merasa senang, lalu bergegas pergi ke pusat perbelanjaan, Rui membeli beberapa helai pakaian kerja. Sebelum Rui kembali keTong City, Asisten Fu memberikan sebuah Black Card untuk Rui.Rui memandangi kartu Black Card di tangannya. Dari majalah Rui membaca ini adalah kartu tanpa batas. Rui lalu mencari Butik yang terlihat mahal.Kartu ini tidak bisa dipakai jika hanya membeli baju seharga 100 yuan (dua ratus ribu rupiah).Rui memasuki butik paling mewah yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Dan mulai melihat-lihat pakaian kerja yang terpajang