Share

PERNIKAHAN TRADISIONAL

Nyonya Gu yang mendengarnya  merasa tak senang hati, lalu melabrak para gadis yang sedang membicaraka Rui miliknya. 

"Hei kalian ini para gadis, menggosipkan orang seenaknya saja!" Ucap Nyonya Gu dengan marah. 

"Hei Nyonya, apa yang kami ucapkan benar lho. Gadis miskin seperti Rui jika bukan karena memakai sihir lalu bagaimana bisa mendapatkan Tuan Muda Liu," jawab salah satu dari mereka. 

"Kau …" pekik Nyonya Gu seraya ingin memukul gadis itu namun ditahan oleh Tuan Gu. 

Mereka pasti akan mati berdiri, jika saja tahu Mu Tian Rui hampir menolak lamaran itu, jika bukan karena  tadi Nyonya membujuknya bisa jadi Mu Tian Rui menolak lamaran Keluarga Liu.

"Jika kalian bercermin dengan cermin dewa maka yang terlihat pasti bukan wajah kalian, melainkan wajah setan karena hati kalian begitu mendengki," ujar Nyonya Gu masih dengan nada marah Dan bergegas pulang. 

Selera makan Nyonya Gu sudah benar-benar hilang dibuat oleh para gadis tersebut karena merasakan marah sampai ke ubun-ubun.

"Hei! Istriku sudah jangan marah terus. Ingat sakit darah tinggimu," Tuan Gu mengingatkan. 

"Tidakkah kau lihat Rui kita begitu cantik, cerdas. Untuk apa memakai sihir untuk menarik perhatian," ujar Nyonya Gu berapi-api. 

"Satu-satunya yang menjadi kekurangannya adalah kemiskinannya," ujar Nyonya Gu sendu. 

Tuan Gu memeluk istrinya tersebut, memeluknya dan menenangkannya agar jangan terus menerus marah. 

Di London, asisten Fu memberitahu tanggal pernikahan Zyan dan Rui.  Pernikahan akan diadakan dalam kurun waktu sebulan lagi. 

Zyan masih tak merespon, tidak bertanya apakah rupa mempelai wanitanya cantik atau tidak, bahkan tidak menanyakan siapa namanya, apakah dari keluarga terhormat atau tidak. Namun Zyan tetap dan akan kembali pulang ke Tong City untuk melaksanakan pernikahannya. 

Bai Yue yang mendengar bahwa Zyan akan menikah merasa sangat marah, "Jadi karena ini kau memutuskan hubungan kita?" tanya Bai Yue. 

"Zyan aku sudah menemanimu disini selama bertahun-tahun," ujar Bai Yue. 

"Aku tidak pernah memintamu melakukan hal itu, kau yang menawarkannya kepadaku," jawab ringan Zyan. 

Zyan menatap kepada Asisten Fu, melihat Tuannya menatap tanpa berkedip, asisten Fu memahami jika Tuannya ingin agar Bai yue segera pergi dari pandangannya. 

"Nona Bai! jika sudah tidak ada keperluan maka silahkan keluar!" ujar asisten Fu. 

"Kau akan menyesali ini!" pekik Bai Yue dengan marah seraya meninggalkan Liu Corporation. 

"Kedepannya aku tidak ingin melihat Bai Yue bisa menginjakan kakinya disini!" perintah Zyan. 

"Baik Tuan," jawab Asisten Fu.

Hari pernikahan semakin dekat, Zyan pun kembali pulang ke Tong City dengan pesawat Jet Liu. 

Di dalam pesawat Jet, nampak Zyan masih sibuk mengurus berkas-berkas pekerjannya, seakaan kepulangannya kali ini hanya untuk perjalanan bisnis, bukan untuk menikah. Sesampainya di Tong City, Zyan sedikit pun tidak bertanya tentang mempelai wanitanya. 

Zyan tiba di Villa yang baru saja di beli oleh Kakek Liu, Villa di sebuah bukit. Meski sebentar lagi akan menikah namun keduanya sama-sama tidak mengetahui wajah masing-masing. 

Villa tersebut bisa melihat pemandangan ke arah sungai tempat biasa Rui mencari ikan. 

Zyan sudah berada di Villa, jika keluarga yang lain sibuk mengurus pernikahannya maka Zyan masih sibuk dengan pekerjaan bisnisnya dan sibuk menolak panggilan Bai Yue. 

Akhirnya hari pernikahan pun tiba. Nyonya Gu membantu Rui berpakaian. Dalam tradisi, orang tua diharuskan membantu putrinya ketika memakaian baju pernikahannya, Karena Ibu Rui sudah tiada maka Nyonya Gu yang membantu Rui berpakaian.

Nyonya Gu menyisir rambut Rui .  Rambut pengantin disisir sebanyak tiga kali dengan ditarik lurus, dengan harapan panjang jodoh, panjang umur, dan panjang rejeki. Kemudian keluarga melakukan doa sembahyang bersama.

Upacara dimulai dengan Tuan Mu yang dipimpin seorang juru rias, bersembahyang di depan meja sam kai (altar) untuk memohon restu dari Sang Pencipta. Setelah itu sembahyang dilanjutkan di dalam rumah, tepatnya di depan meja leluhur . Setelah selesai, barulah cadar dipasangkan kepada mempelai wanita sebelum ia dijemput mempelai pria dan keluarganya.

Hal yang sama juga di lakukan di Villa hanya saja untuk Zyan itu adalah Paman dan Bibi yang membantu memakaian pakaian karena kedua orang tua Zyan sudah tiada. 

Paman dan Bibi Zyan memakaikan baju pengantin pria, kemudian keluarga melakukan doa sembahyang bersama juga.  Setelah itu keluarga Liu pergi menjemput Rui di kediamannya dengan berjalan kaki dan membawa tandu.

Tuan Gu menyambut kedatangan keluarga Liu dan menyajikan teh, setelah itu Tuan Mu, Tuan Gu dan juga Nyonya Gu mengantarkan Rui masuk kedalam tandu.

Pengantin wanita diarak dengan tandu. Tuan Mu memecahkan Kendi air. Artinya mereka tidak mau mencampuri urusan keluarga baru. Pengantin wanita melempar kipas keluar tandu, artinya dia meninggalkan sifat buruknya.

Sesampainya di Villa, Zyan menuntun Rui keluar dari tandu, Rui berjalan melangkahi bara api yang menyala. Artinya pengantin wanita membersihkan diri sebelum memasuki keluarga baru

Zyan dan Rui memberi hormat ke langit dan memohon berkat kepada Tuhan. Tuan Mu memasang lilin di meja Sam Kai. Dilanjutkan dengan memasang dupa (hio) oleh Tuan Mu agar upacara berjalan lancar

Zyan dan Rui  juga ikut memasang hio di meja Sam Kai Setelah itu Zyan dan Rui  memberi hormat dan memohon berkat kepada Tuan Mu dan Kakek Liu.

Setelah memberi hormat,  Zyan dan Rui saling berhadapan dan memberi hormat. Zyan  membungkuk tiga kali menghormati mempelai wanita. Hal ini melambangkan niat baik dan penghormatan bagi teman hidup.

Setelah itu Zyan membuka cadar pengantin wanita dengan menggunakan tongkat atau kipas. 

Zyan nampak tertegun  sejenak melihat wajah Rui, sementara Rui hanya menunduk. Rui mulai mengangkat kepalanya lalu menatap Zyan. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dan melihat rupa masing-masing. 

Rui mengembalikan kesadarannya lalu membuka satu kancing baju pengantin Zyan. Hal ini sebagai lambang dimulainya kehidupan rumah tangga.

Setelah membuka cadar Rui, upacara minum teh pun dimulai.   Upacara ini dilakukan setelah prosesi agama dan sebelum resepsi dan hanya boleh di hadiri oleh keluarga yang telah menikah saja. 

Rui dan Zyan memberi penghormatan teh dengan cara menyuguhkan teh kepada orang tua dan keluarga dekat yang dibalas dengan pemberian angpao sebagai bekal hidup. Dengan ini, penikahan Tradisional telah sah dilakukan.

Setelah upacara minum teh selesai, Rui dan Zyan saling berhadapan dan meminum minuman arak. Setelahnya mereka dibawa masuk ke kamar pengantin. 

Rui duduk di sisi ranjang, sementara Zyan sudah berganti pakaian dengan kemeja dan celana panjangnya, lalu mulai membuka laptopnya lagi yang ada di atas meja kerjanya. Zyan bahkan tidak tertarik untuk memandangi istri yang baru saja di nikahi itu. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fasya Raffani
Tradisi yg dilakukan keluarga Liu sblm pernikahan sama sprt tradisi keluarga Long waktu pernikahan Freya, bisakah suatu hari nanti kedua Marga tsbt bertemu🤔.. ahhh maaf Kak .haluku terlalu tinggi🙈
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status