Dantae memutar-mutar pensil di tangan kanannya. Pria Daegu itu masih belum menghasilkan lirik apa pun hari ini. Tangan kirinya ia gunakan untuk memijit pelipis yang terasa pening. Pertengkaran dengan Jihyun semalam masih mengganggu pikirannya, membuatnya tidak fokus bekerja. Ini hari minggu, tapi rasanya seperti tak ada libur dalam kamusnya.
Wooseok tidak datang hari ini, katanya ada janji makan siang dengan Seojin-noona. Sedangkan dia harus rela pergi ke studio di jam yang sama seperti hari kerja. Mungkin itu juga yang membuat Jihyun tambah marah sekarang. Gadis itu bahkan tega mengabaikan seluruh teleponnya.
Dantae ingat apa yang terjadi tadi pagi. Jihyun terus diam dan itu berarti dia benar-benar marah. Pukul empat lebih tiga puluh menit ia memarkir mobilnya di depan kantor penerbit BoRa, dan ia harus memaksa kekasihnya agar mau bicara padanya sepanjang perjalanan. Marahnya Jihyun yang paling menyeramkan adalah diam, dan Dantae sudah ja
Beomgyu tidak mengajak Jihyun makan siang di luar. Pemuda itu memesan delivery dengan alasan agar tugas mereka bisa tetap dikerjakan sambil makan. Beomgyu banyak menghibur hingga membuat Jihyun tertawa. Sepertinya pemuda itu akan masuk ke dalam list teman baiknya setelah ini."Kau tahu apa yang paling lucu mengenai tetangga lama yang aku ceritakan ini?" Ah, ya. Mereka sedang membicarakan tentang tetangga lama Beomgyu beserta kekonyolan dalam pertemanan mereka sejak tadi. Jihyun hampir tak berhenti tertawa, karena demi apa pun, kedengarannya teman lama Beomgyu ini adalah orang yang bodoh."Apa, Oppa? Apa?" Jihyun berujar tidak sabar, menatap Beomgyu dengan manik berbinar. Beomgyu menepuk-nepuk pahanya sendiri untuk menghentikan tawanya."Dia suka sekali meminjam celana pendekku dan lupa mengembalikannya."Jihyun tertawa lagi."Oh, iya! Dia juga seperti kakek-kakek, kerjaannya hanya tidur se
Jihyun terlalu lama menghabiskan waktunya dengan Beomgyu—karena banyak bagian dari naskah yang harus diperbaiki, jadi waktu yang mereka pakai jauh lebih lama. Setelah pening karena terus berkutat dengan kertas-kertas penuh gambar, yang terlintas di kepala Jihyun hanya kasur apartemennya yang empuk. Masa bodoh dengan sikap Dantae dan semua ketidakpekaannya itu, yang penting sekarang pulang ke apartemen lalu berendam dengan air hangat, setelah itu makan camilan dan pergi tidur. Sepertinya akan menyenangkan.Gadis Busan itu berjalan menyusuri jalanan yang selalu ia lewati setiap hari setelah turun dari bus. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih tiga puluh menit. Ia teringat sesuatu, kemudian dengan semangat menyambungkan earphone-nya pada ponsel, dan mulai memasangkan benda itu ke telinganya.Ini minggu malam. Mendengarkan suara bariton M akan sangat menyenangkan di musim dingin seperti ini. Jihyun mencari channel radio favoritny
"Siapa penyanyi favoritmu?" Sunmi tersadar dari lamunannya saat suara berat Wooseok terdengar di tengah kesunyian. Ini hari pertama ia berada di studio musik milik Wooseok dan Dantae—biasanya dia hanya pergi ke studio foto. Seojin duduk manis di sebelah Dantae sambil bersandar di pundaknya.Gadis itu mengerjap singkat kemudian mengangguk. "Cukup banyak. Tapi akhir-akhir ini aku selalu mendengar lagu Ariana Grande dan Taylor Swift."Jawaban Sunmi membuat Wooseok mengangguk paham. "Bagaimana dengan penyanyi Korea?""Aku suka Ailee," jawabnya tanpa pikir panjang."Baiklah, kita akan coba mengcover lagu Ariana Grande dan Taylor Swift dulu. Setelah itu kita coba lagu Ailee untukmu." Wooseok sibuk menulis sesuatu di atas kertas, sementara Sunmi hanya mengangguk dan terus memperhatikan lelaki bertubuh jangkung itu."Dantae, hari ini kau mau makan apa?" Berbeda dengan dua manusia yang sibuk
Scooter milik Myungsuk berhenti di depan sebuah gedung apartemen. Ia berlari tergesa-gesa setelah memarkirkan scooternya dengan benar. Myungsuk terlihat sangat segar hari ini. Wajahnya berseri-seri, pakaiannya sungguh rapi. Pekerjaan yang Sunmi tawarkan benar-benar berhasil mengalihkan atensinya dari naskah komik. Langkah kaki Myungsuk terdengar menghentak-hentak di lantai apartemen. Pemuda Daegu itu memencet bel tanpa menghilangkan senyum manis di wajahnya."Oh, Myungsuk-oppa, masuklah." Pintu kayu itu dibuka pelan oleh sang pemilik, membuat Myungsuk segera melangkahkan kakinya ke dalam. Sunmi memperhatikan kekasihnya yang asik berdiri sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.Sebelah alisnya terangkat. "Apa yang kau sembunyikan, Oppa?" Nada bicaranya meninggi ketika Myungsuk justru berjalan menyamping menuju kamarnya. Bukannya keren, Sunmi malah berpikir kalau cara jalannya itu seperti kepiting. Ketika sang kekasih berusaha men
Gemerlapnya studio foto milik Wooseok menjadi pemandangan yang berhasil memikat siapa pun, termasuk Seojin. Ide menemani Sunmi dan Myungsuk rasanya tidak buruk, lagipula ia ingin melihat pacar adiknya itu melakukan pemotretan dengan teman kuliahnya. Tapi ternyata pikiran Seojin meleset, karena sesungguhnya itu hanya modus Wooseok agar bisa mengajaknya kencan makan malam setelah pemotretan selesai.Siapa peduli. Kau pasti akan puas diajak jalan-jalan oleh rapper terkenal. Belum lagi dia yang mengejar-ngejarmu selama ini. Tinggal nikmati saja, apa susahnya. "Nanti setelah pemotretan selesai, kita makan malam bersama, ya." Diam-diam, Wooseok mengalungkan tangannya ke pundak Seojin.Food blogger itu mengerjap saat ia menoleh, menatap Wooseok yang tersenyum seperti orang gila. "Kau akan menghadiri jamuan makan resmi bersama Dantae, kan? Makan saj
"Kenalkan, dia Bae Jihyun. Dia pacarnya Dantae.""…""…""Pttt … ahahahaha, Seojin-eonnie, leluconmu lucu sekali. Gila, lawakanmu makin bagus sekarang!"Semua pasang mata menoleh pada Sunmi, masing-masing memasang ekspresi ngeri sekaligus prihatin tentang bagaimana nasibnya setelah ini—kecuali Myungsuk yang tidak tahu apa-apa. Gadis Busan itu memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa keras. Seojin meringis, sesekali curi pandang pada teman kuliahnya yang tak bereaksi sejak tadi—atau belum."Yaampun, Seojin-eonnie. Aku tidak habis pikir dengan lawakanmu. Aku tahu Dantae-oppa itu sangat misterius, tapi percayalah, dia tidak akan membawa gadis murahan seperti Bae Jihyun sebagai teman kencannya." Kedua sudut matanya ikut berair, tangannya sesekali menyeka air yang keluar dari sudut matanya. Menyaksikan bagaimana si pemilik tawa itu terlihat sungguh pu
Sesi pemotretan berjalan dengan lancar setelah keadaan berhasil dikendalikan—termasuk Wooseok yang harus merelakan sofa kesayangannya. Myungsuk dan Dantae memulai pemotretan mereka dengan foto tunggal, kemudian berdua. Sepanjang pemotretan, Myungsuk tak berhenti mencuri pandang pada si pria cuek yang merupakan kekasih partner menggambarnya itu."Jadi, sejak kapan kau pacaran dengan Jihyun?" Seolah sudah kenal lama, Myungsuk bertanya tanpa rasa canggung. Ia pikir karena mereka sama-sama berasal dari Daegu, mereka juga bisa berteman. Oh? Lagipula Kim Myungsuk memang memiliki julukan sebagai social butterfly. Terbukti, julukan itu memang cocok disematkan untuknya.Dantae terkekeh saat suara baritone milik Myungsuk terdengar, sesekali maniknya mencuri pandang pada sang kekasih yang sedang asik mengobrol dengan Seojin."Sudah hampir empat tahun. Aku kenal dia enam tahun yang lalu," ujarnya pelan, kedua matanya fokus menat
Jihyun hanya diam mendengarkan bagaimana para pebisnis ini saling berbicara. Demi semua koleksi boneka beruang milik Dantae, sesungguhnya sejak tadi ia dan Seojin saling melemparkan kode untuk mencari cara agar bisa keluar dari situasi ini, minimal izin ke toilet atau semacamnya. Tapi sialnya karena jarak duduk mereka yang lumayan jauh, Jihyun sulit menjangkau Seojin. Belum lagi tentang Wooseok yang asik berbicara dalam bahasa inggris dengan seorang pria bule—atau justru sedang menjadi penerjemah untuk Dantae—membuat Seojin dan Jihyun hanya bisa diam sambil berusaha menikmati makanan mereka.Jihyun tidak suka situasi ini. Apa sulitnya makan dengan satu tangan, kenapa harus ada garpu dan pisau segala. Sumpah, ia gerah, apalagi duduk diapit laki-laki tidak dikenal dengan suara yang lebih berat dari Wooseok. Seojin tak beda jauh dengannya, bergerak gusar di kursinya, masih mencoba untuk mendapatkan atensi Wooseok."Jihyun-ssi, apa