"Akhirnya kau pulang juga, Nak…." Alex menyambut kedatangan anak perempuannya dengan pelukan hangat.
"Maaf Dad, aku-"
"Kami baru saja pulang dari perjalanan bisnis Tuan Alex," potong Allen cepat.
Hari ini dia mengantarkan Rose pulang setelah puas menggerayanginya selama seharian penuh kemarin.
Rose sampai sulit berjalan karena tingkah pria gila ini, tidak pernah ada kata lelah untuk Allen menggempurnya.
"Iya, Nak Ace menghubungiku waktu itu dan mengatakan keberangkatan kalian. Apa kalian sudah makan?"
"Sebenarnya kami dari bandara langsung kemari Tuan," sahut Allen lagi.
"Baiklah, kalian beristirahatlah dulu. Aku akan menyiapkan makanan untuk kalian berdua."
"Biar aku bantu, Dad…." sela Rose mengikuti Alex dari belakang.
"Tidak perlu," tahan ayahnya. "Kau tunggu dis
Lampu hijau nih 🤭😆
"Good morning….""Morning," balas Rose singkat."Biar aku pasangkan." Allen dengan cepat menarik sabuk pengaman Rose dan memasangkannya.Sedikit mencari kesempatan, Allen mendaratkan bibirnya ke ceruk leher Rose membuat wanita itu terlonjak kaget."Al…!""Apa?" kekehnya mulai melajukan mobil."Dasar mesum!""Itu bukan mesum Rose. Itu tandanya aku kangen.""Terserah!" sahutnya malas.Allen menepati janjinya kemarin akan datang menjemput Rose di rumahnya, untuk sama-sama pergi ke kantor. Tanpa ditemani Ace asistennya, Allen membawa mobil sport itu sendiri."Kau sudah sarapan Rose?""Sudah.""Baiklah, setidaknya kau sudah punya asupan pagi ini.""Maksudmu?"
Dua orang pria dengan satu wanita cantik berpakaian baju formal turun dari dalam mobil mewah keluaran terbaru.Tatapan mata penasaran sekaligus terpukau mengikuti arah langkah kaki ketiganya, masuk kedalam gedung perusahaan milik Robert Clarck."Berjalanlah di sampingku Rose, jangan berdiri di belakangku." perintah Allen menarik tangan wanitanya mendekat.Rose hanya bisa mengangguk, dan mengikuti langkah kaki panjang Allen. Sedikitpun pria itu tidak mau Rose jauh-jauh darinya.Apalagi mengingat mereka sedang berada di tempat musuh, Allen harus ekstra mengawasi sekitar mereka."Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya seorang resepsionis wanita sopan."Kami ingin bertemu dengan CEO-mu tuan Robert," jawab Ace dengan gaya dinginnya."Maaf, apa sudah buat janji lebih dulu?""Katakan saja keponakannya ada disini!" sela
"Mau kemana kau Rose?""A-apa? Aku mau mandi Al.""Kita mandi bersama.""Tidak! Kau saja yang duluan kalau begitu.""Kenapa? Bukannya tadi kau bilang mau mandi? Kenapa sekarang malah tidak mau?""Aku…."Rose memutar otak, kalau mereka mandi bersama … yang ada bukan mandi tapi malah main air di sana.Astaga membayangkan rasa lelahnya di sodok Allen dalam keadaan berdiri sudah membuat lutut Rose lemas karenanya."Jangan berpikiran aneh! Aku hanya ingin mandi, ayo…." Allen menarik tangan Rose masuk ke kamar mandi dalam kamarnya.Rose dibawa Allen ke mansionnya karena ingin menghabiskan waktu sampai malam disana bersamanya.Setidaknya dia harus berpuas-puas melepaskan rindu bersama Rose, sebelum dia mengantarkannya pulang nanti.
Pagi-pagi sekali Allen pergi menuju Pelabuhan Miami bersama asistennya Ace.Meninggalkan Rose sendiri di mansion, dia tidak sempat mengantarkan wanita itu pulang semalam karena Rose yang ketiduran karena kelelahan.Iya, Allen kembali meminta haknya setelah mereka makan malam bersama di kamar. Seakan tidak pernah ada kata lelah, pria berjambang itu terus menyodok wanitanya yang langsung tertidur pulas di sampingnya semalam.Jika mengingat itu, Allen seperti orang yang tidak waras tersenyum-senyum sendiri di kursinya.Ace memperhatikan bagaimana pria itu terlihat begitu bersinar pagi ini. Pasti semalam bosnya ini sudah mendapatkan jatah yang lebih dari cukup pikirnya. Tapi, apa orang yang sedang jatuh cinta akan bertingkah aneh seperti itu?Ace tidak habis pikir kenapa satu kata itu mampu membuat orang yang dulunya untuk tersenyum saja begitu susah, sekarang malah
Pulang dari kegiatan padatnya hari ini setelah berhasil menyergap musuh tadi pagi, Ace tiba di apartemen Sonya.Menekan kode pintunya pria itu berhasil masuk ke dalam dan tidak menemukan siapa-siapa disana. Kemana wanita itu? Gumamnya mencari ke seluruh ruangan apartemen.Merasa ada yang janggal, Ace membuka lemari pakaian kamarnya dan mendapati baju-baju Sonya tidak ada disana. Shit! Apa dia melarikan diri? Kesalnya dalam hati.Ace membuka sebuah fitur lacak di ponsel mahalnya, dan mulai mencari GPS ponsel Sonya.Gotcha, Ace berhasil melacak dimana Sonya berada. Dia tidak datang selama dua hari disini dan Sonya sudah melarikan diri darinya? Tidak semudah itu kau bisa melarikan diri dariku wanita aneh, kau tidak akan pernah bisa lari dariku!Tanpa sepengetahuan Sonya, Ace sudah meretas ponsel miliknya agar memudahkan pria itu mencari keberadaan Sonya jika sewakt
Sambil membopong Sonya di pundaknya, Ace membawanya masuk ke dalam apartemen pribadinya.Tidak ada siapa-siapa disana, hanya ada seorang asisten rumah tangga yang dipekerjakan Ace sampai jam lima sore, untuk membersihkan apartemen miliknya setiap hari.Masih dalam keadaan terikat dan mulut yang disumpal, Ace melemparkan tubuh wanita itu ke atas ranjang king size-nya.Jaket kulit yang dipakai Sonya tersingkap dan memperlihatkan pakaian yang biasa dia kenakan jika sedang bekerja di club malam itu.Melihatnya Ace kembali naik pitam, masih jelas teringat dalam benaknya bagaimana pria-pria hidung belang di club tadi menatap lapar pada wanita ini.Menarik dengan kasar lakban yang Ace tempelkan di mulut Sonya, wanita itu berteriak kesakitan.Belum sempat mengeluarkan kata untuk memaki pria gila di depannya, Ace dengan cepat menyambar bibir tipis Sonya.
"Bos, ada kiriman paket untuk Anda…."Adam meletakkan berkas di tangannya dan mengambil paket itu dari anggotanya."Dari siapa?""Dari pemimpin misi yang kemarin menyerang kapal musuh kita, Bos."Adam mengangguk dan membuka paket yang di rekatkan rapat dengan selotip itu. Dua matanya terbelalak saat melihat ada bola mata dan potongan bibir manusia disana."Brengsek!" pekiknya melempar paket tersebut."Apa yang kamu berikan padaku ini, hah?!" sambung Adam menunjuk anggotanya tadi."Ma-maaf Bos, saya tidak tahu kalau itu berisi hal yang menjijikkan, Bos…." sahutnya mulai ketakutan.Adam yang marah dengan pekerjaan anggotanya yang tidak becus, mengambil pistol miliknya di atas meja dan menembak kepala anggotanya tersebut hingga mati."Dasar tidak berguna!" marahn
"Al…!" teriak Rose kaget mendapati pria itu pingsan di lantai ruang kerjanya."Al, bangun Al…." Rose mencoba membangunkannya dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya namun tidak berhasil.Wanita itu pun terpaksa menghubungi Ace yang tengah sibuk bermain panas dengan kekasihnya Sonya."A-ada apa, Rose?" tanya pria itu dengan nafas terengah-engah."Ace, kau kesini sekarang. Allen pingsan, aku tidak bisa membangunkannya sejak tadi. Cepat kesini!" ujarnya panik dan menutup panggilan itu sepihak.Ah, sial! Kenapa juga harus disaat yang tidak tepat seperti ini, gumamnya kesal."Ada apa Ace?" tanya Sonya dengan mata berkabutnya."Bosku katanya pingsan, aku harus ke mansionnya sekarang." sahutnya menarik keluar miliknya dari dalam kelembutan Sonya."Maaf meninggalkanmu sendirian disini, So. Aku janji akan cepa