"Kau yakin dengan kesepakatan yang kau buat bersama Edward, Bos?" tanya Ace duduk di kursi kemudi.
"Tentu saja, aku juga penasaran bagaimana pria itu akan melawanku lusa!" sahut Allen enteng.
"Lusa?" Allen mengangguk. "Kenapa cepat sekali? Kau tidak ingin mempersiapkan dirimu dengan baik dulu Bos?"
"Tidak perlu, badanku selalu bugar Ace. Selama ini aku sering berolahraga di gym mansion, kau tidak perlu khawatir!" sahut Allen percaya diri.
Ace tidak bisa membantah lagi mendengar penuturan atasannya. Allen pria yang keras kepala, jika dia sudah berkata begitu. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk menahan keinginan Bos Mafia itu.
"Kita akan kemana lagi sekarang Bos?"
"Kau antarkan aku ke markas, dan setelahnya kau harus pergi ke alamat ini." Allen menarik secarik kertas dari saku celana, memberikannya pada Ace.
Dengan satu
Terima kasih untuk kalian yang masih setia disini yah 🥰
"Bagaimana keadaanya Dokter?"Seorang dokter pria paruh baya keluar dari ruang UGD setelah selesai memeriksa keadaan Sonya."Sejauh ini keadaanya baik-baik saja, tapi nanti akan ada dokter kandungan yang memeriksa keadaan istri anda lebih lanjut.""I-istri?" sahut Ace kaget."Iya, istri anda, Pak."Ace tersenyum berterima kasih pada dokter praktek yang sedang bertugas sore itu di UGD.Dia masuk ke dalam setelah meminta izin pada dokter, sembari menunggu dokter kandungan akan datang memeriksa Sonya dan anak mereka.Anak? Ace tidak menyangka kalau dia kini akan menjadi seorang ayah. Sekarang dia punya alasan yang kuat untuk menahan Sonya disisi dia, pikirnya."Apa yang kau rasakan, So?" tanya Ace duduk di kursi samping ranjang rumah sakit.Wanita itu sudah sadar saat dokter memerik
"Kau sedang apa Rose?" tanya Allen dari ujung panggilan video mereka."Makan," sahut Rose singkat.Wanita itu memang mengangkat panggilan telepon Allen, namun tidak ingin menunjukkan wajahnya di depan layar pipih tersebut."Mana? Aku ingin melihat kau makan Rose.""Untuk apa, yang ada nanti kau akan tersiksa sendiri melihat aku makan di depanmu!" sahut Rose beralasan."Tidak apa-apa, aku hanya ingin melihat wajahmu saat sedang makan saja. Aku merindukanmu Baby…."Rose berdecak memutar kamera ponsel menghadap padanya. Meski ogah-ogahan, tapi Rose juga sebenarnya merindukan pria berjambang itu.Baru ditinggal dua hari saja rasanya sudah seperti seabad untuk dua orang yang saling mencintai itu."Apa yang kau makan Rose?""Salad.""Kau yang membuatnya?" Ro
"Kau mau ke mana Ace?" Sonya terbangun saat pria bertato itu tengah bersiap-siap di jam lima pagi."Aku harus menemani Allen. Hari ini dia ada pertandingan," sahut Ace memakai dasi."Kemarilah…," panggil Sonya menepuk sisi ranjang.Ace dengan patuh berjalan mendekati wanitanya yang masih berbaring dengan selimut tebal.Setelah pergulatan panas keduanya semalam, Sonya akhirnya mau menerima dia. Wanita hamil itu bahkan meminta jatah beberapa kali hingga mereka sama-sama lemas, tertidur tanpa busana di atas ranjang.Mungkin benar karena pengaruh hormon hamil, Sonya terlihat sangat bersemangat hingga membuat Ace menyerah tadi malam."Apa kau hanya punya satu dasi Ace?""Kenapa memangnya?""Warnanya tidak cocok dengan kulitmu, aku rasa warna coklat tanah akan terlihat lebih baik untukmu." Sonya berbicara
"Halo…." Rose mengangkat teleponnya dari nomor tidak dikenal."Rose," sahut suara seorang wanita dari ujung sana."Sonya?" kagetnya."Iya, aku Sonya, Rose.""Astaga, Sonya … kau kemana saja? Ini nomor barumu?""Iya, maaf aku tidak menghubungimu selama ini.""Kau di mana sekarang, So? Aku begitu mengkhawatirkanmu, apa kau baik-baik saja?"Sonya terdengar membuang nafas panjang. "Aku baik-baik saja Rose. Tolong jangan marah padaku karena meninggalkanmu di saat kau sedang koma waktu itu.""Tidak apa-apa, aku mengerti posisimu, Sonya. Daddy sudah menceritakan semuanya padaku. Kau ada di mana? Dari siapa kau tau kalau aku sudah sadar?" tanya Rose penasaran."Aku bertemu dengan Ace.""Ace?""Iya, aku ada di Mexico seka
Memasuki arena pertandingan, Allen sudah memakai sarung tinju berwarna biru. Kakinya dibungkus sepatu berwarna senada, yang memiliki sol atau alas bawah terbuat dari karet. Semua petinju diwajibkan untuk memakai sepatu seperti itu, untuk menghindari terpeleset di atas ring tinju nantinya. Ditemani asisten kepercayaannya Ace, Allen naik ke atas ring tinju dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter. Pria berjambang itu duduk di ujung kanan ring, sembari bersiap-siap memakai pelindung gigi. Edward duduk di ujung kiri sambil memperhatikan Bos Mafia di depannya. Pria itu tersenyum licik dengan segala macam rencana di kepalanya. "Serang dia di perut kanannya, Tuan. Aku dengar kalau kelemahannya ada di sana," bisik salah seorang anak buah Edward. Pria itu mengangguk tanpa melepaskan pandangan tajamnya dari Allen. Dalam durasi waktu selama tiga menit dala
"Nona Rose, silahkan ikuti kami…." Seorang pria memakai pakaian serba hitam dan kacamata berwarna senada mendekati Rose.Wanita itu baru saja keluar dari pintu kedatangan penumpang pesawat yang baru landing."Kau siapa?!" sentak Rose merasa risih."Saya anggota dari bos Allen. Beliau meminta saya untuk menjemput Nona disini.""Allen? Dia tahu darimana aku datang?""Saya tidak tahu Nona, saya hanya diperintahkan untuk menjemput Nona sekarang."Rose diam, menatap menyelidik pria di depannya. Dia hanya takut jika orang ini berpura-pura menjadi suruhan Allen dan berkata ingin menjemput dia disini."Nona tidak perlu khawatir, saya anggota Blue Fire. Ini identitas saya…." Pria itu menunjukkan tato di punggung tangannya, dan sebuah cincin khas keanggotan mereka pada Rose.Rose baru percaya saat melihat bu
Perhatian Edward sedikit teralihkan melihat kedatangan dua wanita cantik di dalam ruang pertandingan itu.Salah satu wanita berambut panjang hitam dengan bibir penuh dan tubuh yang—seksi menurut Edward, berjalan mendekati Allen di ujung ring.Wanita itu terlihat sangat mirip dengan Eduardo, pria yang sedang dicari Allen saat ini sampai mau menerima ajakan duelnya di atas ring.Garis wajah dan tatapan mata keduanya pun sangat mirip, Edward jadi penasaran siapa wanita itu."Dia wanitanya Allen, Bos," bisik salah seorang anak buah Edward menjawab rasa penasarannya."Darimana kau tau?""Gosip kedekatan mereka sudah lama beredar, Bos. Makin heboh juga saat wanita itu diculik oleh paman Allen sendiri, yang aku dengar dia hampir mati karenanya."Edward menganggukan kepala mengerti, sepertinya wanita itu punya hubungan yang spesial de
"Kenapa kau lama sekali Liam?!""Tidak perlu marah-marah, wajahmu akan semakin jelek jika kau banyak bicara seperti itu!" sinis dokter pribadi Allen meletakkan tasnya di dekat Bos Mafia itu.Allen mengernyit melihat sikap tidak biasa yang ditunjukkan Liam padanya."Kau kenapa?" tanyanya ingin tahu."Kenapa apanya?""Kau terlihat seperti pria kesepian…," goda Allen tertawa mengejek."Dasar! Kau sama saja seperti asistenmu yang tidak tau diri itu!"Allen mengangguk-anggukkan kepala. "Jadi ini tentang Ace?""Apa maksudmu?""Kau pasti bertemu dengan Ace diluar bersama Sonya bukan? Kau cemburu melihat asistenku sudah memiliki kekasih sekarang?"Liam berdecih mengeluarkan jarum bersama benang daging untuk menjahit luka robek di dahi Allen,