Share

62. Penguntit Cantik

Agnes melangkah ke teras belakang. Purnama di langit malam bertengger anggun pada pucuk pohon. Berpagar cincin emas dan berhiaskan taburan bintang. Baru saja Agnes hendak duduk di kursi, sayup-sayup telinganya menangkap suara seseorang tengah bercakap-cakap.

Agnes membatalkan niatnya untuk duduk di kursi. Dia kembali tegak lurus. Rasa penasaran menuntun langkah kakinya menuju sumber suara.

“Aksa?” bisik Agnes tak percaya.

Lelaki yang selalu dihindarinya semenjak pulang dari membebaskan Serra itu terlihat berbicara serius melalui ponsel. Entah apa yang dibahas Aksa. Agnes tidak dapat mendengar dengan jelas.

Tampaknya Aksa sengaja berbincang dengan nada pelan dan sangat hati-hati. Satu hal yang tertangkap cukup jelas di telinga Agnes hanyalah sebuah perintah tak terbantah yang meluncur dari bibir Aksa.

“Terus awasi! Aku akan terbang ke sana besok pagi.”

Tak ingin Aksa memergokinya sedang menguping pembicaraan, Agnes berjinjit mundur.

“A—” Cepat-cepat dia membekap mulutnya sendiri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status