Share

73. Aku Butuh Bukti, Bukan Janji!

Agnes duduk di depan meja rias. Menatap sayu pada pantulan dirinya di dalam cermin. Polesan make-up tipis telah menyamarkan rona pucat wajahnya. Membuatnya tampak lebih bercahaya.

Agnes membuang napas. Mencermati penampilannya yang tak lagi memiliki rambut di kepala. Konon rambut merupakan mahkota wanita. Dia telah kehilangan mahkota terindah itu. Yang tersisa hanyalah kepala plontos. Menyedihkan sekali! Agnes tersenyum miris.

“Seperti apa pun penampilanmu, kau tetap terlihat cantik di mataku.”

Aksa melangkah santai menghampiri Agnes. Dia baru saja selesai berpakaian. Dikecupnya puncak kepala Agnes yang terlihat licin.

“Kamu hanya ingin menghiburku, kan?”

“Aku mengatakan yang sebenarnya.”

Aksa meremas lembut pundak Agnes. Pandangan mereka bertemu di dalam cermin. Aksa menarik naik kedua sudut bibirnya.

“Kecantikan yang sesungguhnya dari seorang wanita tidak terletak pada wajah dan penampilannya, melainkan pada hatinya,” komentar Aksa. “Semakin bersih dan baik hati seorang wanita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status