Share

Bab XXXVII

Arka meminta Arsa untuk menemuinya di kafetaria, yang memang dekat dari rumah mereka. Terlihat seorang pemuda mulai memasuki kafetaria tersebut, dengan raut wajah yang sangat marah, ia benar-benar sudah naik pitam sedari tadi.

Tatapan matanya juga terlihat sangat tajam, seperti hendak membunuh seseorang. Netranya menjelajahi setiap sudut kafe tersebut, panggilan tak asing yang membuatnya langsung menoleh, terlihat seorang pemud kini tengah menyapanya.

Dengan tangan yang terkepal erat, Arsa mulai berjalan cepat ke arah Arka. Sampainya di depan kembarannya itu, ia langsung menyetarakan keplan tangannya dengan wajah Arka–sang kembaran.

Atensi seluruh pengunjung kafe mulai menatap ke arah mereka berdua, dengan raut wajah yang cukup terkejut. Pukulan itu belum mendarat di wajah Arka, masih setia di depan wajah kembarannya itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status