Bunga Ilalang, Mahkota perawan desa

Bunga Ilalang, Mahkota perawan desa

By:  Anatasia Etik Pratiwi   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 ratings
53Chapters
24.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tentang seorang gadis cantik dan kaya penyandang retardasi mental yang hamil di luar nikah tanpa tahu siapa yang menghamili. Hidupnya hancur karena keserakahan seseorang.

View More
Bunga Ilalang, Mahkota perawan desa Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
fmdsu
At first x sanggup nk continue.. So vry sad. Big star for this Writer. good story line. The ending is good. tidak mengecewakan
2024-03-19 19:37:52
0
user avatar
AmmiDaffa Arkan
cerita yang sangat bagus
2024-03-18 15:32:13
0
user avatar
Anies
cerita yang sangat bagus dan gak ketebak, di tunggu Bunga Ilalang 2 nya.. makasih buat authornya..
2024-03-07 11:38:48
0
user avatar
Bubu Qila Iin Bae
bagussssss
2024-03-06 11:05:51
0
user avatar
Rifdah Tifa Kusuma
bagus bgt critanya, tapi harus sabar nunggu bonusya
2024-03-05 07:11:03
1
user avatar
Rika Andriani
ditunggu secepatnya ilalang 2
2024-03-05 05:07:57
0
user avatar
来饿就
ceritanya bagus
2024-03-04 18:09:10
0
user avatar
eka putri
baguuusss poll
2024-03-03 23:21:46
0
user avatar
Zulaikah Abidin
bagus menyenangkn
2024-03-03 15:11:53
0
default avatar
Tian Sweat
siapa yg kesini gara tiktok ... saya.........
2024-03-03 13:11:36
3
default avatar
Visitor
Ceritanya bagus bngt
2024-03-03 11:21:57
0
user avatar
Nura Rimba
bagus banget ceritanya
2024-03-03 06:59:54
0
user avatar
Nurina Sari
bikin nangis bombay alur nya, bersyukur hidupku jauh lebih baik
2024-03-03 06:35:35
0
user avatar
Chida
keren... bikin ketagihan bacanya... tau novel ini malah dari fyp tik tok... semangat Thor sukses terus ya
2024-03-02 22:13:40
0
user avatar
Elda Theresya
Bagus banget bacaan nya
2024-03-02 21:28:18
0
  • 1
  • 2
53 Chapters
1. Hilangnya mahkota
BUNGA ILALANG Part 1"Mbah, itu kenapa ada seorang gadis ikut bermain sama anak-anak? Aneh ...," tanyaku pada Mbah putri yang sudah sepuh, memakai kain jarit dengan rambut putih disanggul dan akulah Banyu Biru, pelajar SMA yang sebentar lagi lulus, cucu kesayangan Mbah Sinem.Ada yang janggal ketika menatap kerumunan anak-anak yang sedang bermain di bawah pohon mangga di halaman rumah Embah. Seorang gadis cantik dengan kulit putih bersih bak pualam, tubuh tinggi semampai dengan rambut ikal yang tergerai panjang ikut bermain bersama mereka. Padahal sepertinya gadis itu seumuran denganku. "O itu. Namanya Syahdu. Dia memang beda dengan gadis normal. Ada kelainan, Le.""Edan, Mbah? (Gila, Mbah) tanyaku dengan mata melotot."Bukan gila, hanya tingkah dan pikirannya seperti bocah.""Tapi penampilannya bersih dan terawat ya, Mbah. Nggak kayak wong edan.""Dibilangin ora edan. Dia itu anak tunggal orang terkaya di kampung sini. Anak juragan mete. Punya kebun pohon mete berhektar - hektar d
Read more
2. Pertemuan
Bunga ilalangPart 2. Pertemuan"Syahdu ..." Dadaku seperti tertekan beban Berton - ton. Terasa menyesakkan dengan penyesalan dan rasa bersalah yang entah apa aku bisa menebusnya. Sebuah kenyataan pahit bahwa aku punya seorang anak dari perempuan berkelainan yang kusebut gila.Aku berusaha mengendalikan diri , bersikap biasa di depan Embah walaupun sebenarnya tubuh ini ingin meluruh bersujud memohon ampun atas azab ini."Lalu, Mbah? Bagaimana nasibnya Syahdu?" tanyaku menahan rasa pilu yang menyesakkan."Akhirnya ada laki - laki yang mau menikahi Syahdu.""Syahdu sudah menikah berarti, Mbah?" tanyaku berdebar."Iyo, Le. Sudah. Pernikahan yang disembunyikan. Entah alasan bapaknya Syahdu apa. Tak ada perayaan, tak ada undangan. Kita sekampung saja nggak ada yang tahu siapa suaminya Syahdu. Yang jelas bukan orang kampung sini tapi orang jauh. Syahdu langsung diboyong ikut suaminya. Tiga bulan dari pernikahannya, bapaknya Syahdu meninggal. Setelah itu rumah, semua kebun jambu mete dan p
Read more
3. Rahasia
#BUNGA_ILALANG#Part3_Rahasia"Syahdu, apa - apaan kamu. Lepaskan dia!" Seorang laki - laki berumur 40 tahun yang masih kelihatan gagah dan kupanggil Ayah itu sudah berdiri di depan pintu rumah berteriak dengan wajah garang.Tapi Syahdu tak peduli dengan teriakan itu, tangannya justru semakin kencang melingkar di perutku seakan tak mau terlepas. "Syahdu, lepas dulu," lirihku di telinganya dan dia hanya menggeleng-gelengkan kepala yang membuat Ayah semakin naik pitam kemudian menghampiri kami."Dasar perempuan gila!" teriak Ayah sambil menarik paksa tubuh Syahdu hingga meronta kesakitan lalu menampar pipi Syahdu bertubi-tubi.Syahdu menangis histeris dengan wajah terlihat memendam amarah dan dendam. Sepertinya Ayah sering melakukan itu pada Syahdu. Dia berusaha melawan sambil berteriak - teriak tapi Ayah mencekal lengan Syahdu dengan erat membuatnya tidak bisa berkutik."Hentikan, Yah! Apa ini yang sering Ayah lakukan pada perempuan ini?! 20 tahun aku menjadi anak Ayah, baru sekarang
Read more
4. Masa lalu
Bunga Ilalang Part 4_ Masa lalu Kusruput teh hangat yang baru saja disuguhkan Mbok Nah sambil mencomot pisang goreng, menemani Mbok Nah yang mulai memotong-motong sayuran di meja berhadapan denganku. "Rahasia apa ya, Mbok?" Aku mengulang pertanyaanku dengan dada berdebar."Saya percaya dengan Mas ... " "Banyu, Mbok.""Iya, ... Mas Banyu. Kalau saat ini saya begitu percaya Mas Banyu dan sampai menyuruh sampeyan masuk ke rumah ini, itu karena saya kemarin melihat Mbak Syahdu memeluk Mas Banyu. Sebelumnya Mbak Syahdu tidak pernah tiba-tiba memeluk orang yang tidak dikenal. Meskipun orang menganggapnya gila, tapi sebenarnya dia tidak gila. Jadi saya yakin Mbak Syahdu kenal Mas Banyu, kalian pasti dekat. Dan saya punya harapan Mas Banyu bisa menolong Mbak Syahdu," tutur Mbok Nah dengan mata berkaca-kaca."Iya, Mbok. Saya sebenarnya putra dari Pak Guntur. Cucu Mbah Sinem. Pasti Mbok Nah kenal kan dengan embah saya?""O ... Iya. Tentu saja Mbok Nah kenal. Jadi Mas Banyu ini putra Pak G
Read more
5. Pernikahan Syahdu
"Dua bulan berlalu, Alhamdulillah ibunya Mbak Syahdu tidak hamil, kesehatan jiwanya berangsur membaik dan akhirnya bersedia menikah dengan bapaknya Mbak Syahdu." Plong ... lega rasanya mendengar penjelasan Mbok Nah, Alhamdulillah aku tidak bersaudara dengan Syahdu."Lalu, Mbok?""2 tahun setelah pernikahan mereka, lahirlah Mbak Syahdu. Tapi malang, Ibunya Mbak Syahdu harus meninggal pas melahirkan karena pendarahan hebat. Mbak Syahdu pun sempat kekurangan oksigen tapi Alhamdulillah selamat. Bapaknya Mbak Syahdu akhirnya merawat putrinya seorang diri. Masa kecil Mbak Syahdu memang sudah terlihat beda dari anak lain. Dia terlambat bisa jalan dan mengucapkan kata. Ketika menginjak remaja, badannya saja yang sudah terlihat orang dewasa tapi pikiran dan sikapnya masih kayak anak kecil."Memangnya Syahdu tidak sekolah, Mbok?""Sekolah, Mas. Tapi dari SD juga sudah kesulitan dalam membaca dan menulis. Waktu kelas 1 SMP, dia sering berontak di kelas. Berteriak-teriak. Pusing katanya. Nggak n
Read more
6. Main dengan Syahdu
"Atas permintaan Pak Guntur, pernikahan itu harus dilakukan diam-diam. Sekedar ijab qobul saja di rumah. Pernikahan mereka hanya pernikahan siri mengingat status Pak Guntur yang sudah beristri. Dan Pak Guntur juga meminta identitasnya disembunyikan. Setelah Ijab, Mbak Syahdu langsung dibawa ke sini. Masih ingat bagaimana Mbak Syahdu menangis histeris harus berpisah dengan bapaknya. Tapi Pak Fajar tidak bisa berbuat apa-apa karena setelah menikah, Pak Guntur memang lebih berhak atas Mbak Syahdu.Sepeninggal Mbak Syahdu, Pak Fajar jadi sakit-sakitan, Mas. Selain karena kehilangan Mbak Syahdu, Pak Fajar juga tertekan dengan perlakuan Pak Guntur yang terus-nenerus menuntut haknya atas perkebunan dan pabrik mete. Tapi Pak Fajar tetap berusaha mempertahankan miliknya itu. Sampai suatu hari, Pak Guntur datang sendiri tanpa Mbak Syahdu ke rumah Pak Fajar, menengok Pak Fajar yang sedang sakit. Di kamar, Simbok sempat mendengar mereka bersitegang. Sepertinya Pak Guntur memaksa Pak Fajar untu
Read more
7. Hilang
Turun dari kereta mini, Syahdu masih merengek-rengek menagih janjiku untuk mengajaknya bermain yang tidak-tidak. Membuat jantungku berdebar tak karuan dan aliran darahku berdesir cepat. Kenapa rengekan perempuan nggak normal sanggup menggugah syahwatku. "Ayo, Mas. Katanya tadi mau ngajak main kayak dulu," rengek Syahdu dan aku pun hanya bisa menelan ludah sambil berkali-kali beristighfar, menguatkan diri.Bingung, bagaimana harus menjelaskan padanya tapi aku harus berusaha menjelaskan dengan bahasa anak-anak dalam perjalanan kami ke danau."Nggak boleh, Syahdu. Permainan itu hanya boleh dilakukan kalau sudah menikah.""Menikah? Menikah itu bagaimana?""Menikah itu seperti Syahdu dan Pak Guntur," jawabku singkat."Nggak mau! Syahdu nggak mau menikah! Gara-gara menikah, Syahdu sering dipukul, ditampar, ditendang. Sakit tau, Mas,"celoteh Syahdu sambil sibuk mempraktekkan ucapannya, tangannya menampar pipinya sendiri, kaki menendang tanah dengan wajah memendam amarah."Syahdu punya salah
Read more
8. Sekamar
"Kemana kamu, Syahdu?" Ditengah kekalutanku tiba-tiba petugas keamanan mengabariku."Mas, ada gadis yang yang menggendong anak kecil sedang berteriak-teriak memanggil Mas Banyu.""Iya, Pak. Itu Syahdu. Dimana, Pak?""Di tempat pemberhentian kereta di dekat pintu masuk."Buru-buru aku dengan diantar petugas keamanan menuju tempat yang di maksud. Terlihat Syahdu duduk di dekat loket sambil mendekap Dinda dengan wajah kelelahan dan ketakutan. Melihatku, buru-buru dia menghambur ke pelukanku dan menangis sesenggukan."Kenapa kamu tinggalin Mas Banyu? Kan Mas Banyu sudah pesan, jangan kemana-mana!" "Tadi Syahdu kebelet pipis jadi Syahdu nyari kamar mandi. Tapi nggak ketemu jadinya Syahdu ngompol, Mas. Lalu ada kereta berhenti, Syahdu naik aja. Syahdu takut. Syahdu nggak ketemu Mas Banyu," jelasnya kemudian menangis lagi. "Sudah, diam nangisnya. Kan sudah ketemu Mas Banyu sekarang. Ayo pulang, ya. Sampai sudah sore begini. Kamu lapar kan? Kita sampai belum makan siang gara-gara kamu hilan
Read more
9. Ayah
"Syahdu, kenapa kamu tidur di sini?" tanyaku penuh selidik pada Syahdu yang juga terduduk kebingungan karena nyawanya belum pulih tapi Ayah menarik lengannya lalu berkali-kali menampar pipi Syahdu."Hentikan, Yah! Ini tidak seperti yang Ayah lihat. Ayah telah salah sangka. Ayah lihat kan kami masih berpakaian utuh. Kami tidak melakukan apa-apa, Yah. Aku jamin itu.""Dasar, anak tak tahu diuntung! Jadi dari kemarin kamu seharian tidak di rumah bahkan tidak pulang itu karena kamu di sini, Banyu?! Apa maumu? Kamu menyukai Syahdu? Jawab Banyu!""Ayah yang harus menjawab pertanyaan Banyu! Apa yang sudah Ayah lakukan pada Bapaknya Syahdu?!""Apa maksudmu?" Terlihat wajah Ayah yang tiba-tiba pucat ketakutan."Banyu sangat menyesal, Ayah sudah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta! Sampai harus membunuh bapaknya Syahdu!""Lancang mulutmu, Banyu! Ayah mulai mengangkat tangannya mau menamparku lagi tapi kucekal lengannya."Benar kan, Yah?" "Siapa yang mencekoki kamu dengan fitnah it
Read more
10. Kehilangan
Ternyata itulah pertemuan terakhirku dengan Ayah. Di hadapanku dan karenaku Ayah menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Kebencianku pada Ayah yang berapi-api seketika luntur. Pada kenyataannya aku tetap merasa kehilangan. Ada rasa sedih yang mendalam, rasa bersalah dan menyesal."Maafkan Banyu, Yah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa Ayah."Dan Ibu yang terlihat begitu shock. Menangis histeris dan berkali-kali pingsan. Bahkan Ibu sama sekali tak menyadari keberadaan Syahdu dan Dinda di antara kami. Syahdu yang begitu terpuruk, menangis tanpa jeda. Bukan karena kepergian Ayah tapi karena kehilangan Mbok Nah, sosok yang sudah dianggap Syahdu seperti seorang ibu. Entah kemana Mbok Nah pergi. Aku sudah tidak punya waktu untuk mencarinya karena harus mengurus Ayah. Dengan terpaksa Syahdu dan Dinda akhirnya kubawa pulang ke rumah tanpa tahu, bagaimana aku akan menjelaskan pada Ibu dan Arumi."Siapa perempuan dan anak ini, Mas?" Cerca Arumi menatap curiga Syahdu yang
Read more
DMCA.com Protection Status