Share

Chapter 3 : Make over

Setelah selesai bernegosiasi dan Sona meminta DP untuk menjadi jaminan. Dia keluar dari ruangan mewah tersebut. Disampingnya terdapat Sekertaris Kai yang sedari tadi hanya diam mengantarnya sampai teras gedung.

Orang ini memang susah ditebak, namun aku yakin jika dia sangat cemburu.

"Jadi mulai besok kau harus memanggilku Nona Sona. Aku akan menjadi istri atasanmu," ucap Sona.

"Kenapa anda bangga sekali hanya menjadi istri sewaan selama 6 bulan? Anda tidak takut menjadi janda?" tanya Sekretaris Kai.

Wah... Orang ini langsung berbicara formal kepadaku.

Sona tersenyum tipis, ia memandang sang mantan pacar dengan lekat. Sona bahkan terlihat mengejek pria yang tanpa ekspresi itu.

"Itu semua bukan urusanmu. Aku hanya butuh uang untuk melunasi hutang-hutang orang tua angkatku," ucap Sona.

Dia berjalan keluar menuju jalan raya meninggalkan Sekertaris Kai yang memandangi kepergiannya. Pria es balok itu mengambil ponselnya dan menghapus semua yang menyangkut Sona seperti nomor, foto dan chat terdahulu. Dia tidak ingin sang tuan tahu tentang masa lalunya secara detail.

Sona setelah ini menuju ke tukang rentenir untuk menyicil hutangnya. Selama terjerat dengan tukang rentenir ia tidak bisa hidup tenang. Hampir setiap hari ia di tagih dan diancam ingin di bunuh jika tidak segera melunasinya. Namun apalah daya, untuk makan sehari-hari saja dia sudah sangat kesusahan.

Setelah ojek pesanannya datang, ia menuju ke tempat rentenir tersebut. Huh... memang sungguh melelahkan jika berhadapan dengan mereka.

Dalam perjalanan menuju ke tempat itu, ia teringat dengan pasal-pasal yang tidak boleh dilanggar selama menjadi istri bohongan. Namun ia tak habis pikir kenapa Nagara memilih mantan pacar sekertarisnya untuk menjadi istri bayaran.

Ah... Sudahlah, toh ini tidak ada hubungan dengannya. Yang terpenting ia bisa mendapat uang banyak dalam waktu singkat.

Setelah sampai, ia masuk ke ruangan gelap dan sunyi. Tempat yang seperti rumah tikus itu adalah tempat persembunyian para rentenir.

Sona langsung masuk dan ada suara sorak seperti menyambutnya.

"Wuih... Lihat siapa yang berani datang kemari?"

"Benar, bos. Jika datang kemari tidak ada uang bunuh saja dia!"

Sona menguap mengantuk penuh ejekan. Dia melempar amplop coklat ke lantai lalu orang itu mengambilnya. Dihitungnya terdapat 5 juta dan mereka merasa senang.

"Wow.. dalam semalam dapat uang banyak dari mana? Menjual diri? Hahaha..."

"Cih... Itu bukan urusan kalian. Yang terpenting aku akan segera melunasinya dan kita tidak akan bertemu lagi," ucap Sona.

Sona keluar dari tempat itu, ia lega bisa membungkam mulut mereka sementara. Setelah ia mendapat bayaran dari menjadi istri sementara maka dirinya akan benar-benar terbebas dari rentenir itu.

***

Sore yang indah, setelah selesai kuliah ia berjalan kaki untuk pulang kembali ke kos. Tak lupa mie instan ia beli dari minimarket. Sona anak yatim piatu tanpa saudara, orang tua angkatnya sudah meninggal lama dan ia tidak tahu dimana orang tua kandungnya.

Saat berjalan kaki, ia di klakson oleh mobil mewah yang tepat berhenti disebelahnya.

Kaca hitam mobil terbuka, Sona bisa melihat tuan muda sombong itu menyuruhnya masuk.

"Masuklah!" ucap Nagara.

Sona tidak langsung masuk, ia sangat lelah dan ingin pulang ke tempat kos. Namun Negara  mengancam untuk menyuruh mengembalikan uang DP kemarin jika tidak menurut padanya.

"Ya... Ya... Baiklah, tuan muda."

Setelah Sona masuk, mereka pergi ke suatu tempat. Sedari tadi Nagara hanya diam membuat Sona menjadi mengantuk. Dia dengan percaya diri tidur bahkan tidak sengaja bersandar pada bahu Nagara.

Nagara mendorongnya namun si putri tidur ini tetap tidur dengan posisi berubah menjadi bersandar pada pintu mobil.

Nagara melirik jidat Sona, ia menepis poni wanita itu dan terlihat tanda tangannya masih menempel dengan lekat. Dia tersenyum kecil.

"Hahaha... Setelah ini mampir untuk membeli penghapus tinta permanen. Tidak mungkin untuk bertemu dengan kakekku dengan penampilan seperti itu dan jangan lupa bawa dia ke salon! Aku ingin rambut bau dan berminyaknya bersih."

"Baik, tuan."

Nagara melirik lagi, ia melihat Sona tidur mendengkur sangat pulas. Sepertinya setelah menikah ia harus berbeda kamar. Sona memang gadis unik tanpa jaim membuat Nagara langsung tertarik pada wanita yang baru ditemuinya beberapa kali.

"Hei gadis payah!" ucap Nagara sambil menoyor jidat Sona. "Bangun! Pede sekali tidur disini," sambung Nagara.

Sona terkejut, ia menguap tanpa ditutup. Nagara memandangnya dengan heran. Sona dengan pedenya lanjut tidur di pangkuan Nagara, tentu saja membuatnya refleks mendorong  wanita tidak tahu malu itu.

BRUUK...

Sona terjatuh, ia sangat kesal dan menatap calon suaminya yang belum apa-apa sudah melakukan KDRT.

"Baby honey, kenapa kau mendorongku?" tanya Sona.

Nagara menoyor jidat Sona berkali-kali supaya wanita itu bisa sadar. Namun tetap saja, Sona malah semakin mendekati Nagara dan memeluknya dari samping.

"Hah... Minggir kau! Perempuan macam apa yang berani langsung seperti ini?" tanya Nagara.

"Baby honey, diamlah! Aku mengantuk," ucap Sona sambil melirik Sekertaris Kai. Ya, Sona bermaksud membuatnya cemburu.

Nagara mendorong sekuat tenaga sampai Sona terbentur pintu mobil. Sona mendengus kesal dan menatap Sekertaris Kai melalui kaca spion atas tanpa ekspresi. Nagara membenarkan jasnya dan bergeser menjauhi Sona.

"Oh ya tuan muda, setelah menikah kita tinggal bersama?" tanya Sona.

"Tinggal bersama bukan berarti satu kamar. Kau tidur di kamar pembantu saja."

Sona tersenyum tipis, tak masalah. Dia tidak ingin satu kamar dengan pria yang baru dikenalnya itu. Sona memandang wajah pria tampan itu sangat berbeda dengan saudara kembarnya yang baik dan tidak sombong. Ya, meskipun memang saudara kembar tapi pasti sifat mereka berbeda.

"Satu lagi, aku ingin saat kau menghadapku terlihat cantik. Tidak seperti ini yang bau dan dekil," ucap Nagara.

Sona refleks langsung mencium ketika yang bau. Dia pun rasanya ingin muntah apalagi orang lain. "Baiklah, tuan muda. Ada lagi?"

"Sementara hanya itu saja."

Sona paham, ia langsung diam memandang pemandangan dari kaca mobil. Langit sore kian meredup menampilkan sisi gelapnya dan sebentar lagi malam hari akan tiba. Sebelum membawa gadis itu ke kakeknya, Nagara membawanya ke salon.

Setelah sampai salon, dia di rubah penampilannya sedemikian rupa.

Sebenarnya Sona sangat cantik namun ia hanya kurang merawat diri saja. Hanya polesan tipis dan natural membuatnya sangat cantik bersinar. Rambutnya digerai memanjang dengan bando merah berpita diatas kepalanya.

Nagara merasa puas, wanita yang dibawanya memang cocok sebagai istri sandiwaranya ketimbang Aura yang cantik tapi terlihat norak.

"Tuan muda, apakah saya cocok seperti ini?" tanya Sona.

"Oke."

"Tidak kurang?"

"No,"

"Baiklah, kita mulai sandiwaranya," ucap Sona sambil menggandeng lengan Nagara membuat pria itu terkejut.

Benar-benar wanita yang unik. Batin Nagara

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status