Share

3.Hutan Terlarang

Lin Sha Na terus melangkah semakin dalam ke hutan. Ia memperhatikan ke sekelilingnya. Suasana di hutan terlihat sedikit gelap dan terasa sunyi. Terdapat banyak binatang roh yang bersembunyi di dalam hutan ini.

Di hutan ini juga terdapat banyak pohon menjulang tinggi. Biasanya dalam keadaan seperti ini pasti kebanyakan orang normal akan takut. Tapi tidak untuk Lin Sha Na. Hal seperti ini biasa ia hadapi.

Bahkan Lin Sha Na sudah terbiasa hidup di hutan yang berbahaya sejak usia nya 10 tahun. Tidak hanya harus bertahan hidup tetapi juga harus mampu melindungi diri dari bahaya. Lin Sha Na melihat satu tanaman obat untuk menyembuhkan racunnya.

Ia segera berjalan menuju ke arah tanaman itu. Tanaman itu bernama Bunga Ashira. Bunga itu memiliki warna berbeda disetiap kelopak bunganya. Setiap satu bunga berwarna pink, putih, ungu, biru, dan kuning.

Setiap warna memiliki khasiat tersendiri.

Kelopak pink untuk membuat kulit wajah tampak bercahaya. Kelopak putih untuk memutihkan kulit wajah. Kelopak ungu untuk menghilangkan segala racun dan gangguan lain nya dari wajah. Kelopak biru untuk membuat kulit wajah lebih kenyal. Dan kelopak kuning untuk membuat kulit wajah lebih kebal terhadap racun di masa mendatang.

Singkatnya bunga ini sangat bermanfaat, namun karena setiap kelopak memiliki khasiat yang berbeda maka untuk membuatnya menjadi pil obat harus dilakukan dengan terpisah.

Saat jarak Lin Sha Na tinggal beberapa langkah lagi sebuah serangan membuat Lin Sha memundurkan langkahnya. Lin Sha Na dapat merasakan tatapan mengancam dari binatang roh yang bersembunyi di kegelapan.

Entah apa maksudnya. Lin Sha Na tidak peduli. Seekor kelabang alam Shujing tingkat tujuh keluar dari belakang bunga itu. Kelabang itu sangat besar dan setiap kaki nya terdapat racun yang mematikan. Serta memiliki mata berwarna biru.Dan mulut nya terus bergerak.

Lin Sha Na tersenyum. Sudah lama ia tidak bertarung dan tangannya gatal ingin membunuh dan sekarang ada yang bisa ia bunuh. Tentu saja ia tidak akan melepaskan nya.

Namun, karena waktunya tidak banyak ia tidak bisa bermain main. Kelabang itu mulai menyerang ke arahnya. Lin Sha Na dengan cepat mengambil pedang miliknya dan melompat ke atas kepalanya.

Dengan satu tusukan di kepalanya kelabang itu mati. Para binatang roh yang melihat kejadian itu dari kegelapan menjadi takut. Mereka tidak berani menghadapinya dan hanya bisa bersembunyi di kegelapan.

Lin Sha Na yang sudah tidak merasa tatapan itu hanya mendengus. Lin Sha Na berjongkok dan mulai memetik bunga itu dengan hati hati lalu memasukkannya ke tempat yang sudah dia siapkan.

Lin Sha Na melihat tanaman Rexlia yang tumbuh di samping Bunga Ashira. Sebuah tanaman beracun dan bisa di jadikan racun yang sangat mematikan.

Untuk membuat racun dari tanaman itu sangat rumit karena harus mengolahnya bersama dua tanaman langka lainnya, selain itu membuat penawarnya cukup mudah bagi Lin Sha Na.

Namun, di dunia ini, Lin Sha Na yakin dokter hebat manapun tidak akan mampu untuk membuat penawarnya. Racun dari tanaman Rexlia mampu membuat orang yang terkena racunnya mati secara perlahan.

Lin Sha Na memetik tanaman itu dan memasukkannya ditempat yang terpisah.

Binatang yang menjaga tanaman itu hanya bisa meratap sedih dalam hati tanpa mampu melawan.

Setelah Lin Sha Na selesai mengambilnya, ia berdiri dan melanjutkan langkahnya. Para binatang roh yang melihat kepergiannya menghela nafas lega.

Semakin Lin Sha Na masuk ke dalam hutan, semakin ia merasakan hawa Tungku Alkimia tingkat tinggi. Lin Sha Na melihat sebuah gua yang seluruhnya hampir tertutup oleh rumput gantung.

Lin Sha Na memotong beberapa rumput itu untuk menyingkirkan penghalang pintu gua.

Setelah melihat pintu gua itu Lin Sha Na bergegas masuk.

Seharusnya dari sinilah hawa tungku alkimia itu berasal. Lin Sha Na memandang ke sekelilingnya. Tidak ada jalan lain. Gua itu terlihat seperti gua buntu.

Namun, jika di perhatikan lebih detail, Lin Sha Na dapat melihat sebuah tombol batu yang sangat kecil. Lin Sha Na melihat tombol itu dan menekannya.

Gua itu berderak dan dinding di depannya terbelah menjadi dua dan bergeser ke samping dan menampilkan sebuah ruangan dengan tiga jalur terpisah.

Lin Sha Na melangkah masuk. Ruang itu cukup besar. Mengikuti hawa tungku alkimia itu Lin Sha Na terus melangkah maju dan mengambil ke arah kanan. Langkahnya terhenti di sebuah ruangan yang kosong. Lin Sha Na melihat ke sekelilingnya lebih teliti.

Lin Sha Na mengusap dinding di depannya dan sebuah tulisan berwarna emas muncul di permukaan dinding gua.

"Hanya orang dengan hati yang bersih dari ketamakan yang mampu mengendalikannya."

Setelah Lin Sha Na mengucapkan itu dinding itu terbuka menampilkan barang berharga dan emas yang menggunung. Lin Sha Na memasuki ruangan penuh harta itu.

Siapa yang begitu bodoh meninggalkan barang berharga di sini? Pikir Lin Sha Na. Tapi Lin Sha Na bersyukur orang itu bodoh, sehingga Lin Sha Na mendapatkan benda yang sangat di perlukannya.

Lin Sha Na melihat cincin penyimpanan yang memiliki ruang tak terbatas. Ia mengambil cincin penyimpanan itu dan mengenakannya di jarinya.

Lin Sha Na segera memasukkan semua emas dan tanaman langka. Ada juga dua tanaman langka yang sangat cocok dengan tanaman beracun miliknya.

Dengan senang hati Lin Sha Na memasukkannya ke dalam cincin penyimpanannya.

Lin Sha Na juga memasukkan pedang tingkat tinggi yang sangat cantik. Dengan pedang itu Lin Sha Na tidak perlu lagi pedang yang berada di pinggangnya. Tungku Alkimia itu memang sulit di kendalikan jika orang itu memiliki kemampuan rendah dan saat membuat pil hatinya harus bersih.

Namun mengendalikan nya adalah hal yang mudah bagi Lin Sha Na. Setelah memasukkan semua barang, Lin Sha Na duduk di depan tungku. Ia mulai mengeluarkan semua obat yang dia perlukan dan mulai membuat pil.

Lin Sha Na mengolah kelopak Bunga Ashira satu persatu. Setelah menghabiskan waktu selama dua jam akhirnya Lin Sha Na selesai membuat lima pil obat untuk wajahnya dan enam pil racun.

Lin Sha Na menyimpan enam pil racun dan mengambil lima pil obat kecantikan. Lin Sha Na menelan lima pil obat kecantikan sekaligus lalu mulai berkultivasi.

Perlahan bintik bintik di wajahnya hilang dan di gantikan dengan wajah halus, cerah, kenyal dan terlihat bercahaya. Perlahan Lin Sha Na membuka matanya yang indah, namun terlihat dingin.

Gadis yang dulu terlihat menjijikan dengan bintik di seluruh wajahnya, kini menjadi gadis dengan wajah yang sangat cantik. Tidak ada lagi bintik di wajahnya.

...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status