Share

3. Mengenal Tuan Muda Deffin

Mobil sampai di depan gerbang yang menjulang tinggi, setelah dibuka terlihat taman yang indah dan luas, pemandangan itu seolah menghipnotis Azkia yang tidak bisa berhenti mengagumi ciptaan Tuhan yang indah itu. Mobil berhenti di pelataran rumah mewah itu.

"Ayo turun, kau mau tidur di dalam mobil," ketus Deffin.

Tanpa menjawab Azkia keluar mobil, semakin takjub dengan rumah besar yang menjulang tinggi itu. "Mungkin seperti ini yang namanya istana," gumamnya.

Dia mengikuti langkah Deffin, sedangkan Roy berjalan di belakangnya. Tepat di depan rumah banyak orang berseragam pelayan dan pengawal berbaris rapi, mereka kompak menundukkan kepala dan mengucapkan selamat datang atas kedatangan tuan dan nona mudanya.

"Tuan muda, kamar tamu sudah siap," ucap salah satu dari dua pelayan wanita, setelah mereka memasuki rumah.

"Apa!!! Kalian bodoh atau apa, siapa yang menyuruh kalian menyiapkan kamar tamu, mana ada suami istri tidur terpisah!" Ucap Deffin berteriak marah.

Dua pelayan itu menunduk dan tubuhnya terlihat bergetar. Kepala pelayan sedang sakit dia izin pulang kerumahnya. Mereka berinisiatif sendiri membersihkan kamar tamu karena akan ada tamu spesial itu yang didengar dari Sekretaris Roy. Mereka mana tahu yang datang adalah nona mudanya.

"Roy ganti pelayan utama, aku tidak mau dilayani orang bodoh," perintahnya.

"Baik tuan, maafkan kelalaian kami." Sambil menundukkan kepala. "Lagi pula mereka tidak akan percaya anda akan membawa seorang istri, karena alergi anda terhadap wanita, dan karena permintaan anda yang semuanya mendadak, aku belum sempat mengkonfirmasi semua pelayan tentang nona, semoga tidak akan ada kesalahan lagi setelah ini," gumam Roy di dalam hati.

"Dasar aneh yang bodoh dirimu tuan muda, mana ada yang tahu kalau kau sudah menikah, meski surat nikah sudah di rumah, pelayanmu mana tahu, aku saja yang jadi pengantinmu belum tanda tangan," gerutu Azkia dalam hati.

Lalu seorang pelayan yang berpakaian lebih seksi datang mendekat, entah karena tubuhnya atau seragamnya yang kekecilan, lekuk tubuhnya terlihat menonjol di bagian tertentu.

"Tuan muda makan malam sudah siap," suara serak-serak nyungsep terdengar menggoda.

Tanpa menjawab Deffin menarik tangan Azkia menuju ruang makan. Dan lagi-lagi hal mengejutkan terjadi, setelah Deffin melihat menu di atas meja makan.

Praankkk.....

Suara piring mangkok kaca semua pecah, semua yang di atas meja jatuh berceceran hanya dengan sekali gerakan menarik taplak meja makan.

Semua terkejut para koki dan pelayan heran, biasanya tuan muda tidak masalah jika menu yang tersaji semuanya seafood. Sedangkan Roy hanya menghela napas. "Huh, kenapa momennya pas, sial!" Umpatnya.

"Kalian mau membunuh istriku!!! Kenapa semua menunya seafood. Dasar bodoh kalian semua," geramnya. Sontak semua meminta maaf lalu mereka dengan cepat membersihkan kekacauan di ruang makan, para koki langsung memasak menu lain.

"Aku hanya tidak suka seafood, tapi tidak akan keracunan jika memakannya apalagi sampai mati. Dasar tuan muda ini tidak hanya mengerikan tapi juga aneh. Tapi dari mana dia tau aku tidak suka seafood ...." Pikir Azkia.

Lalu mereka bertiga keluar, sedangkan di dapur pelayan seksi tadi mencibir yang suaranya sampai terdengar ketiga orang itu.

"Huh, gadis kampungan kayak gitu dijadikan istri, mana pakaiannya lusuh wajahnya kucel, masih mending aku kemana-mana, jangan-jangan dia pakai pelet." Sedangkan pelayan yang lain tampak tidak menggubris, semua sibuk dengan pekerjaan sendiri.

Pyaarr...

Suara gelas pecah yang sebelumnya mendarat di punggung pelayan seksi tadi, dia menoleh merasakan sedikit sakit di punggungnya, tapi lebih mengejutkan tuan muda yang selama ini dia coba dekati yang telah melakukannya.

"Robek mulutnya Roy, beraninya telah mencela istriku!!!" Teriak Deffin marah. "Dan buang dia ke pedalaman negara lain, aku tidak Sudi satu negara dengan dia." Perintah yang tidak bisa dibantah.

Sang sekertaris langsung mengeluarkan pisau lipat di sakunya.

Srrreett..

Tidak terlalu lebar tapi cukup menyakitkan, ini biasa terjadi, penyiksaan fisik kesalahan pelayan seperti tradisi yang diciptakan kakek Deffin, tangan Roy lah yang menghukum mereka, karena sejak kecil Roy di didik langsung oleh kakek Deffin.

Deffin tidak pernah turun tangan sendiri melakukan kekerasan, kecuali orang itu benar-benar kurang ajar. Dia hanya akan memerintah Roy, sekarang dia memberikan peringatan kepada semua para pelayan agar bersikap semestinya, sedikit saja menyakiti entah hati atau fisik istrinya dia tidak segan-segan melenyapkan nyawa orang itu.

Inilah konsekuensi mendapat gaji tinggi, melakukan pekerjaan tanpa cacat sedikitpun adalah sebuah kewajiban. Meski terkenal tuan muda kejam, masih banyak yang mengantri menjadi pelayan disini. Gaji 5 kali lipat dari pelayan umumnya itulah alasan mereka. Mana ada yang berani lapor, perjanjian tertulis di atas kertas malah bisa menuntut balik. Jika sudah tidak kuat lebih baik angkat kaki.

Deffin sedikit lebih baik dari kakeknya, dia masih mempunyai hati, sedikit tidak tega jika berlebihan menyiksa orang, mungkin itu salah satu sifat baik yang menurun dari ibu dan neneknya.

Deffin langsung menarik tangan Azkia yang tercengang melihat kejadian itu, Azkia ingin protes dan marah namun dia urungkan, karena takut dengan sosok tuan kejam itu.

Sampai di kamar Deffin langsung pergi ke kamar mandi meninggalkan Azkia yang mengagumi kamar mewah tersebut. Tidak lama selesai mandi dia keluar, lalu menyuruh Azkia mandi.

Azkia melewati pintu yang sama, yang dimasuki Deffin tadi. Ternyata itu walk in Closet, dan dia bisa melihat semua pakaian mahal tertata rapi yang sudah di siapkan untuk dirinya, bersebelahan dengan pakaian mahal milik Deffin. Lalu dia membuka pintu lagi menuju kamar mandi.

Cukup lama Azkia mandi, dia berendam selama 20 menit untuk menghilangkan stres dengan kejadian yang dialami hari ini. Setelah ganti baju dia keluar, tidak tampak Deffin di kamar, lalu dia menuju meja rias, sudah tersedia skincare dan kelengkapan makeup mahal lainnya.

Ketika hendak mengoleskan cream yang sudah berada di jarinya.

"Stop!" suara Deffin mengejutkannya. Azkia menoleh bertanya kenapa dengan sebuah isyarat.

"Jangan pernah berdandan berlebihan, apalagi ketika tidak ada aku," ucapnya. Azkia hanya mengangguk lalu melanjutkan kegiatan lnya hanya menambah sedikit bedak dan mengoleskan sedikit lipstik dia sudah selesai. "Emang aku tidak suka berdandan berlebihan," kata Azkia dalam hati.

"Ayo turun kita makan." Setelah melihat Azkia selesai dengan urusan nya, lagi-lagi Azkia hanya menurut, jikalau dengan menurut nyawanya bisa aman maka akan dia lakukan.

"Tidak sia-sia akting menurut dan lemahku selama ini menghadapi mantan keluargaku, ternyata di sini tetap harus digunakan," kata hatinya bangga dengan usahanya memanipulasi haha.

Setelah makan mereka kembali ke kamar, sekarang Deffin dan Azkia duduk di sofa, di tangan Deffin ada 2 amplop.

"Cepat tanda tangani surat nikah kita." Melemparkan amplop di pangkuan Azkia, dengan cepat dibuka dan ditanda tangani. setelah selesai lalu Deffin melemparkan amplop ke 2.

"Baca dan lakukan semua tugas dan peraturan itu, jika ada yang terlewat aku hukum kamu." Peringatnya dengan senyum devil lalu dia menuju ranjang dan tidur, meninggalkan Azkia yang bergidik ngeri, teringat hukuman yang diberikan ke pelayan tadi.

Dengan cepat dia membuka dan membaca satu persatu, tercengang dengan mata melotot dan bibir sedikit terbuka, melihat aturan dan tugas yang harus dilakukan sedetail itu. Dia merebahkan diri di sofa terasa lemas seluruh badannya.

Sebenarnya aku di jadikan istri atau pelayan sih..mengapa nasibku seperti ini hiks..hiks Berbicara dan menangis tanpa suara, dia menghafal semuanya hingga terlelap.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status