Share

PART 03

       Saat Dato Hongli menoleh, dan langsung mengirimkan pukulan kembali. Tetapi baru saja pukulan berupa gumpalan cahaya panas sebesar kepala manusia itu dikiblatkan ke atas, La Mudu telah lebih dahulu mengirimkan serangannya berupa gumpalan cahaya panas yg sama.

       Duearrrr.....!!

       Satu ledakan yang cukup dahsyat pun terjadi di depan Dato Hongli. Dan Tak ayal, tubuh orang tua yang masih terus menyelimuti dirinya dengan cahay putih kemilau itu pun terpental ke belakang dan jatuh membanting pantat di atas reranting kering yang menumpuk.

      Dato Hongli merasakan sakit di bagian pinggangnya, sehingga mau tak mau harus meringis juga. Ia hendak mencoba mengatur kembali nafasnya dengan menyalurkan tenaga murni ke seluruh jaringan tubuhnya. Namun belum lagi ia melakukannya, tiba-tiba telinganya menangkap suara decakan seperti suara cecak. Ketika ia memalingkan wajahnya, ternyata La Mudu sedang merogoh kembali "burung"-nya sambil cekikikan, dan siap menembakkan lagi air seninya kepadanya.

      "Hei! Bocah kurang ajar!" mendamprat Dato Hongli , sambil serta-merta bergerak bangkit, bersamaan dengan mengiblatkan satu tendangan cepat ke bagian burung La Mudu.

      "Eit! Tak kena..!" ejek si bocah, setelah dengan cepat ia menggerakkan tubuhnya ke samping untuk menghindari tendangan keras dari orang tua yang berselimut cahaya putih. Namun di luar dugaan si bocah, si orang tua dengan cepat mengiblatkan kakinya yang satunya lagi dan...

       Buggkh...!

     Tendangan itu mendarat tepat di lengan kanan La Mudu, dan membuat tubuhnya tersuruk beberapa meter ke belakang. Namun ia masih mampu menahan tubuhnya agar tidah sampai jatuh terduduk. Akan tetapi sakit akibat tendangan itu terasa hingga ke otaknya.

       "Hmm, tendanganmu lumayanlah, orang tua aneh," ucap La Mudu sembari mengusap lengannya satu kali, menyembunyikan rasa sakit yang cukup luar biasa. "Tapi belum cukup untuk menghilangkan gatal di tubuhku!"

       "Huaa ha ha ha ha...Kau memang bocah yang bermental besar, tapi sekaligus tengil! " ucap Dato Hongli. "Kalau begitu, aku harus segera melenyapkan gatal di tubuhmu untuk selama-lamanya, bocah!"

        Manusia misterius, atau Dato Hongli, rupanya sudah tidak sabar untuk memulai pertarungan. Dengan didahului pekikan tinggi yang disertai pengerahan tenaga dalam, tubuh yang terselimuti cahaya putih itu pun melayang secepat kilat ke arah lawan. Dalam pertarungan fisik jarak dekat ini, ia langsung melancaran satu rangkaian serangan yang sangat berbahaya. Kaki dan gerakan kedua tangannya menyasar ke bagian-bagian berbahaya dan mematikan di tubuh si bocah.

        La Mudu, yang memang telah diajarkan untuk senantiasa selalu waspada dan siaga, pun tidak mau menunggu serangan mematikan itu mendatanginya. Maka dia pun segera menyambut serangan itu dengan sebuah gerakan melesat secepat kilat ke depan yang disertai satu pekikan yang melengking tinggi.

       Walhasil, sekejap kemudian, kedua manusia yang sama-sama berilmu tinggi itu pun terlibat dalam satu pertarungan yang dahsyat. Gerakan kaki dan tangan keduanya demikian cepat, sehingga sulit ditangkap oleh mata orang awam.

         Kedua manusia yang sama-sama memiliki ilmu kedigdayaan dan olah kanuragan yang sangat tinggi itu memperagakan jurus-jurus awal yang juga sama-sama mematikan. Tendangan dan pukulan yang disertai hawa panas saling dilancarkan satu sama lain.

       "Heaatt..!"

       "Heaahh..!"

       Bweet, bweett..!!

Sampai beberapa jurus telah diperagakan, namun kedua petarung itu belum mampu menyarangkan pukulan maupun tendangan ke tubuh lawan masing-masing. Akan tetapi yang jelas dirasakan oleh La Mudu adalah, bahwa lawannya yang berusia sudah ujur itu sudah mulai ngos-ngosan nafasnya.

       "Dasar orang tua yang tak mau mawas diri! Tenaga tinggal sisa, masih saja mau melawan anak muda..!" menggerutu La Mudu dalam hati, sembari kian menggencarkan serangan pukulan dan tendangannya. Kedua belah tangannya bergerak sangat cepat bak sebuah kitiran, sehingga mau tak mau sang lawan harus mampu membendung serangan pukulan dan tendangan si bocah yang demikian cepat itu dengan sekuat tenaga, sampai-sampai ia harus terdesak ke belakang. Namun, di luar dugaan La Mudu, tiba-tiba si orang tua misterius melesat ke atas secepat kilat, dan...

        Plekk, plekk...!!

        Bugh...!!

        Kedua belah telinga La Mudu mendapat masing-masing satu tamparan keras, yang hampir bersamaan dengan satu tendangan keras pada punggungnya, sehingga tak ayal tubuhnya terlempar ke depan dan langsung memeluk sebatang pohon besar di hadapannya. La Mudu merasakan gendang telingan sudah pecah dan panas. Sementara di punggungnya ia merasakan seakan-akan menempel seonggok batu sebesar kepalan tangan. Sakitnya bukan main. Tertawa cekakakan yang bernada ejekan dari lawannya di belakangnya, kedengarannya jauh amat, tinggal lamat-lamatnya saja yang masuk ke dalam rumah siput telinganya. La Mudu demikian geram mendengar tawa ejekan itu. Pelan-pelan ia mengerahkan dan mengumpulkan kembali tenaga dalamnya lalu dipusatkan pada pergelangan tangannya. Ia hendak membalikkan tubuhnya dengan cepat sembari mengiblatkan satu pukulan jarak jauh ke mulut orang tua misterius di belakangnya.

        Dato Hongli tentu saja sudah membaca apa yang diniatkan oleh La Mudu, yang tak lain adalah murid yang sudah dianggapnya sebagai cucunya itu. Maka ketika La Mudu membalikkan tubuhnya sembari mengirimkan serangkum angin api yang amat panas, Dato Hongli langsung mematahkannya dengan pukulan yang sama. Dan...

         Bluarrr...!

         Dentuman dahsyat yang disertai delombang sangat panas terjadi, menyapu bersih dedaunan dan rerantingan di sekitar itu. Tak terkecuali tubuh La Mudu. Akibat serangan pencegahan di luar perkiraannya itu, tak ayal membuat tubuhnya kembali membentur pohon yang barusan dipeluknya dengan keras. Ia merasakan seluruh tubuhnya remuk redam. Andaikata dampak ledakan itu mengenai tubuh orang awam, bisa dipastikan tewas detik itu juga dengan tubuh hangus. Namun karena tubuh La Mudu sudah terbentengi dengan kekuatan tenaga dalam tingkat tinggi, maka efeknya hanya setengah mati saja rasa sakitnya. La Mudu memeluk tubuhnya setengah membungkuk seperti orang kedinginan, yang disertai wajah meringis berlipat-lipat karena menahan sakit yang luar biasa. Naga-naganya ia benar-benar sudah payah. Karena untuk mengumpulkan kembali kekuatan tubuhnya dalam waktu yang amat singkat adalah suatu hal yang sudah mustahil. Jadi ia sudah pasrah. Pasrah menanti tindakan lawannya untuk mengakhiri riwayatnya.

         "Hik hik hik hik...!"

         "Hmm...??" La Mudu sontak mengangkat wajahnya. Orang tua misterius itu ternyata meninggalkan dirinya, berjalan ke arah barat, sembari megeluarkan tertawa kecil yang bernada mengejek. Di kedua belah tangannya nampak menjinjing sesuatu. Anehnya lagi, laki-laki tua itu kelihatannya berjalan biasa, tapi kecepatannya sangat luar biasa.

        "Woiii...! Kenapa kau tidak jadi membunuhku, orang tua aneh!" teriak La Mudu, geram bercampur heran. Orang tua misterius atau Dato Hongli tidak menoleh, ia semakin jauh. Namun...

        "Haiya...! Ato mau ngisi perut dulu, Mudu. Ato juga mau mandi, sudah tidak tahan lagi dengan bau pesing kencingmu di tubuhku. Dasar bocah nakal...!"

         Kata-kata itu membuat La Mudu kaget bukan kepalang.

        "Hmmm...?? Ato....?" Ternyata manusia misterius adalah Ato-nya, gurunya, Dato Hongli. Dan lebih membuat La Mudu terheran-heran, suara sahutan dari si kakek-kakek, yang membesarkannya sejak bayi, itu demikian dekat, bahkan seolah-olah memenuhi seantero rimba Sorowua. Hal, yang tentu saja hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berilmu sangat tinggi!

        "Hmmm...! Ternyata Ato sengaja ingin mengujiku..!" guman La Madu, menggeleng-geleng pelan.

         "Memang iya."

        "Hmm...?" La Mudu menggaruk-garuk kepalanya yang kebetulan juga gatal.

        Siapakah gerangan Dato Hongli ini?

       Dan siapakah pula adanya La Mudu?

       Tentu kita harus menengok kembali ke masa silam dari riwayat kedua tokoh beda bangsa ini!

* * *

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Herna Wati
seru, selalu suka dgn cersil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status