Share

6 - Tekad Crystal

"Hiks."

"Kenapa aku harus selemah ini?"

Crystal sudah menangis hampir satu jam, belum ada niatan untuk berhenti. Kedua matanya bengkak. Wajah pun basah.

Perasaan Crystal sungguh berkecamuk. Ia kacau balau. Tidak akan bisa ditenangkan diri dengan sugesti baik apa pun.

Cinta pada Brandon menyakitkan. 

Penolakan yang diperoleh rasanya masih bisa ditahan. Lagi pula, pria itu sangatlah mustahil bisa mencintainya balik.

Brandon sudah menolak mentah-mentah. Bahkan, menegaskan bahwa mereka berdua adalah keluarga. Tidak akan ada hal lebih.

Crystal sudah menyiapkan diri dan segenap hatinya mengalami kekecewaan yang besar. Namun, tetap tak terbayang akan sangat menyesakkan dadanya.

Apalagi, saat tahu Brandon tengah dekat dengan seorang wanita. Perasaan Crystal semakin remuk dan hancur saja. 

Harusnya sejak dulu, bisa dilupakan cinta pada Brandon karena tidak akan ada jalan bahagia baginya. Namun, terus saja Crystal bersikeras mempertahankan perasaannya.

Kini, hasil buruk diperoleh. Tak bisa untuk dihindari. Tidak dapat juga akan diobati dalam waktu dekat. Sebuah kemustahilan.

"Crystal apa kau masih di sini?"

Suara Brandon. 

Dihapus cepat air matanya yang membasahi wajah. Tentu, enggan Brandon melihat ia menangis pilu. Pria itu akan simpati.

Crystal sedang tidak ingin menerima bentuk rasa kasihan Brandon. Lebih baik pria itu menunjukkan ketidakpedulian padanya. Atau kemarahan yang besar. Itu lebih bagus.

"Berhenti bersikap konyol, Keponakanku."

Crystal merasakan bagian dadanya semakin memanas, sebab ucapan Brandon Smith yang tak bisa diterima sampai kapan pun.

Ledakan emosi mungkin dapat terjadi, tetapi Crystal kembali berupaya menjalankan akal sehat dan pengaturan kesabarannya.

"Kau pasti mampu melupakan perasaaanmu padaku. Kembalilah menjadi keponakanku yang manis. Aku selalu menyayangimu."

Crystal langsung menepis tangan Brandon Smith, tak akan membiarkan pria berstatus sebagai paman angkatnya itu menyentuh atau sampai mengusap-usap rambut.

Crystal juga melangkah mundur untuk bisa menjaga jarak dengan Brandon. Jika terlalu dekat, maka kemungkinan kehilangan kendali diri sangatlah besar juga.

Dirinya tidak ingin sampai mencumbu pria itu yang berakhir dengan penolakan nanti. Enggan mempertaruhkan rasa malu serta semakin melukai hatinya sendiri.

"Kau bukan kriteriaku, Crys."

Kalimat singkat bernada tidak terlalu kasar, bahkan cenderung lembut. Namun, tetaplah mampu menyesakkan dada Crystal. Apalagi dilontarkan oleh orang yang ia sukai.

Ya, tidak perdana didengar hari ini. Bahkan, sudah berulang kali. Rasanya sudah kebal untuk mendapatkan penolakan Brandon.

"Aku menyukai perempuan yang be--"

"Perempuan muda, berusia sekitar 20-22 tahun." Crystal memotong dengan cepat.

"Sedangkan aku berumur sudah seperempat abad. Aku cukup tua dan tidak akan masuk menjadi kriteria utama wanita pilihanmu."

Crystal menyeringai meremehkan. "Ah, kau juga mencari wanita muda yang agresif dan berpengalaman di ranjang, 'kan?"

"Sedangkan aku masih belum pernah tidur dengan pria mana pun selama ini. Jadi, kau merasa aku akan sulit mengimbangimu."

"Aku bodoh karena aku ingin dirimu yang pertama bersamaku di ranjang, tapi kau sama sekali tidak tertarik denganku, Uncle."

Crystal berdecak sinis. Namun, kontras akan matanya yang sudah berkaca-kaca. Ia sendiri benci harus menunjukkan kemarahannya dengan cara seperti ini. Akan terlihat lemah.

"Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak dapat memberikanmu kesempatanmu untuk lebih menyukaiku, Crys. Itu adalah kesalahan."

Crystal menggeleng cepat. Pelupuk matanya kian banyak digenangi cairan bening, tetapi tak akan sampai mengeluarkan tangisan pilu di hadapan Brandon. 

"Kau akan tetap menjadi keponakanku, ti--"

"Dan, aku akan membuatmu pada akhirnya menyukaiku. Memintaku untuk menjadi milikmu seorang." Crystal berujar mantap.

"Aku pasti bersedia mengubah statusmu dari paman menjadi suamiku," imbuhnya.

…………………

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status