Share

7 - Ketegangan Hubungan

"Aku baru dua gelas. Kau sudah lebih. Aku tidak menyangka kau bisa menyaingiku."

"Kau akan mengalahkan Brandon? Aku rasa kau tidak akan pernah bisa."

Crystal menunda meminum vodka. Walau, permukaan gelas sudah menempel di bibir. Ia menaruh benda tersebut ke meja.

Lalu, melemparkan tatapan tajam ke arah Erron. Menunjukkan bagaimana ia tak suka  nama sang paman disebut.

Crystal mendapatkan cengiran dari sahabat baik sebagai balasan. Erron memang hanya berniat bercanda. Namun, waktunya tidak tepat saat ini. Ia tak bernafsu berguyon.

"Aku minta maaf."

Crystal menggeleng. "Bukan masalah."

"Aku tidak mau kau begini. Kau tidak pandai minum. Kau pasti akan mabuk."

Kepala digelengkan Crystal lagi. Tak sepatah keluar dari mulutnya. Walau, Erron pasti ingin dirinya mengatakan sesuatu. Namun, diam lebih menyenangkan bagi Crystal.

"Kapan kau akan berhenti minum, hmm?"

Crystal mengangkat kedua bahu dan masih memandang ke arah Erron. Mulut harusnya digunakan menyahuti pertanyaan pria itu. Namun, justru diisi penuh dengan vodka.

Crystal pun segera menelan cairan tersebut. Membasahi kembali kerongkongannya yang bahkan belum terasa kering.

Sudah ditandaskan empat gelas vodka. Dan, Crystal sendiri menargetkan akan habiskan satu botol untuk membuatnya mabuk.

Bukan perdana hari ini saja, dilampiaskan rasa kecewa mendalam serta patah hati akibat cinta tidak berbalas.

"Crystal, tolonglah berhenti. Oke? Kau akan menyusahkanku kalau kau terus seper--"

"Tidak." Dijawabnya dengan mantap.

"Aku janji aku tidak akan merepotkanmu."

"Aku mabuk adalah tanggung jawabku sendiri. Apa pun risikonya," imbuh Crystal.

Lantas, diraih botol vodka. Hendak dituang isinya ke dalam gelas. Tapi, dengan begitu cepat tangan seseorang merebut botol dari dirinya. Bahkan, gelasnya juga.

Crystal tentu tidak terima. Apalagi, saat tahu yang melakukan adalah Brandon. 

"Berhenti minum, Crys."

Crystal seketika geram. Dadanya pun panas oleh amarah besar. Ia tentu akan tunjukkan kemarahannya ke Brandon secara langsung.

Crystal merebut botol vodka dari tangan pria itu. Usahanya berhasil dengan satu kali percobaan. Lalu, Crystal menenggak isi di dalamnya, langsung melalui botol.

"Apa yang kau lakukan, Crys?"

Crystal berdecak sinis. "Kenapa kau harus bertanya lagi? Kau tidak lihat apa yan--"

Prank!

Ucapan Crystal seketika jadi terputus akibat botol vodka dipegangnya, berhasil diambil lagi oleh Brandon. 

Sang paman langsung melempar benda tersebut hingga pecah di lantai. Kaca pun berserakan. Untung tak sampai mengenai kaki Crystal, apalagi ia dalam posisi berdiri.

"Jangan melawanku, Crys!"

"Kau pikir perbuatanmu ini bagus?" Intonasi  suara Brandon semakin meninggi. 

"Bukan urusanmu!"

Rahang wajah Brandon tambah mengeras. Ia pun mengepalkan kedua tangan erat.

Amarahnya memuncak. Tidak bisa bersikap lunak atau menolerir aksi Crystal. Ia merasa berhak menunjukkan ketegasan yang bisa membuat Crystal jera dan sadar kesalahan telah dilakukan.

"Tentu menjadi urusanku, Crys." Brandon berikan penekanan untuk setiap kata.

"Kau adalah keponakanku, Crys. Kau adalah tanggung jawabku. Apa pun hal yang kau lakukan salah, aku wajib menegurmu."

"Aku tidak suka melihatmu mabuk, Crys."

"Aku tidak minta kau peduli!"

Brandon kian memanas menerima seruan perlawanan dari Crystal. Ia hendak meraih lengan keponakannya, tapi Erron lakukan pencegahan dengan menjauhkan Crystal.

"Aku akan menghibur dan memberikan dia pengertian. Kau boleh pergi sekarang."

Brandon jelas tak terima akan suruhan sang sahabat, ia hendak berbicara. Namun, tidak jadi karena Crystal pergi begitu saja.

"Sial!" Brandon mengumpat kesal.

"Lihatlah sikapnya! Bagaimana aku tidak emosi dan marah." Ditinggikan nada suara.

"Kau harus memaklumi, Kawan. Kau yang sudah menyebabkannya patah hati."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status