Saat ini siswa-siswi sedang menikmati makan siang di kantin sekolah. Begitu pun dengan Adila dan saudara-saudaranya, seperti janji Revano untuk menjemput Adila, dirinya bahkan sudah menunggu Adila 1 menit sebelum bel istirahat.
Adila bahkan terkejut melihat Revano yang bersander di pintu kelasnya, dia pikir ucapan Revano pagi tadi hanya bercanda.
Flashback.
Saat Adila keluar dari kelasnya dirinya terkejut melihat manusia es sudah standby di kelasnya. Bahkan Adila hampir terjungkal kebelakang saking kagetnya.
"Loh Kak, ngapain di sini?" tanya Adila bingung.
"Jemput lo"
Revano berjalan pergi mendahului Adila yang membuat darah tinggi nya naik seketika. Dengan kesal dirinya mengejek Revano yang membu
"Lo kenapa sih, Kak!" Teriak Adila frustrasi melihat Revano yang dengan tenang bersender di tembok. Saat ini mereka berada di rooftop, entah di mulai dari siapa, tiba-tiba pagi ini dirinya di kejutkan dengan status barunya 'pacar seorang Revano Bagaskara' Adila yang awalnya memiliki mood yang baik, tiba-tiba di rusak dengan caci maki dari siswa-siswi sekolah. Dirinya yang tidak tahu kenapa dia di hujat pun menghampiri salah satu siswi yang terlihat sangat membencinya. Flashback. "Jadi dia, ceweknya Revano?" "Dekat nya sama Raden, jadian nya sama Revano. Bukan maen!" "Cih, cantikan juga gue" "Lo tahu enggak? Katanya dia suka open BO. Bahkan dia suka godain
Setelah kejadian itu, Adila di 'skors' oleh pihak sekolah. Dengan kekuasaan Ayah Irene sebagai kepala sekolah tentu saja itu hal mudah. Saat ini Adila kembali menginap di rumah sakit. Setelah perdebatan di ruang BK dirinya langsung di bawa kerumah sakit. Sepertinya setelah ini dia akan mendapatkan ceramah geratis dari Kakek tersayangnya. "Ila!" teriak seorang laki-laki tua yang baru saja memasuki kamar Adila. Adila yang baru saja akan melahap bubur yang di suapi oleh Afia terhenti. Dia menghela napasnya melihat Kakeknya berdiri dengan tatapan marah. Jefri Maulana Utomo. Kakek cerewet yang di maksud oleh Adila, jika kalian menebak dia adalah pemilik sekolah SMA Utomo Internasional Highschool, maka tebakan kalian benar. "Berapa kali Kakek bilang! Jangan menyembunyikan margamu Adila. Kalian ju
"Untung gue gak pakek behel, bisa copot behel gue kalau gini caranya." Erchan berucap sambil berusaha menggigit kerupuk yang menggantung di depannya. Karena gemas, Erchan langsung menariknya menggunakan tangan dan memakannya. Setelah itu dia berdiri dan menatap teman-teman nya yang melongo melihat tingkahnya. Sedangkam sahabat-sahabatnya tertawa dan menghampirinya. "Van, masih ada ga kerupuknya?" tanya Erchan kepada Jovan. "Masih banyak. Ambil aja di kelas kita" sahut Revano.***** Perlombaan beralih dengan lomba basket. Tim yang sedang bermain saat ini adalah tim JovanYang berisikan, Jovan(sebagai kapten basket), Revano, Jenan, Marvin, dan Lean. Sedangkan Erchan menjadi cadangan, untuk Raden, dirinya sedang mempersiapkan diri untuk lomba Futsal. "Ya...tim Jovan memimpin. Saat ini skors 2 u
Satu bulan berlalu. Hubungan Adila dan ke-2 saudranya membaik, tetapi tidak dengan kisah cinta mereka. Adila dan Revano yang saling mencintai diam-diam, Jovan yang masih mengejar Afia, dan Aqia yang masih di gantungkan oleh Mas Raden. Begitupun dengan Adila yang mulai berulah. Tentang dirinya yang menyanar menjadi Alana (Kakaknya) mereka semua sudah tahu, dan tentunya banyak berbagai macam tanggapan dari mereka. Flashback. "Jadi dia cucunya pemilik sekolah?" "Lebih tepatnya mereka ber-tiga" "Dia Alana kan?" "Lo belum tahu? Alana udah enggak ada," ucap salah satu siswi menjelaskan kepada temannya. "Hah?! Terus yang di d
Sesuai perkataan mereka kemarin. Hari ini, orang yang namanya mereka sebut-sebut masuk sekolah dengan mobil yang sangat mereka kenal. Mobil milik Dirga, Papa Adila. "Bangsa** gue enggak tahu kalau pelonth nya si dia!" desis Afia yang sejak tadi memperhatikan kedatangan mereka. Sontak saja Aqia menjitak kepala saudaranya itu, "Bukan dia, tapi emaknya. Yakali dia, emang si Ila mau punya emak modelan dia?" "Amit-amit gue punya emak modelan dia!" Adila membalas ucapan Aqia dengan ketus, dirinya masih kesal karena kejadian tadi pagi. Flashback "Ini kaos kaki gue yang sebelah mana?!" "Aduh kok kalian enggak bilang kalau gue belum kasih makan Corci?!" &nbs
"Lo enggak mau bangun?" "Lo mati?" "Kamu kenapa?" "Sakit ya La? Sama kok!" "Halah paling juga akting" Ucapan seseorang barusan membuat beberapa orang di dalam ruangan menatapnya dengan tajam. Banyak di antara mereka yang tidak tahu siapa dia, tetapi Erchan menyebutnya gatal dan suka nemplok. Bagaimana tidak, tadi saja tiba-tiba dia memeluk Revano di saat dia menggendong Adila. Apakah dia tidak berpikir jika di tangan Revano ada nyawa yang hampir dia buat melayang. Flashback. "Gue aja yang bawa..." saran Raden dan hendak menghampiri Adila. "Gue aja." Revano berucap yang membuat Raden den
"Gue berangkat sendiri!" "Enggak!" Sudah satu bulan setelah dia keluar dari rumah sakit, dan setelah itu juga hidupnya benar-benar sangat sulit karena ulah Raden dan Revano. Mereka selalu berebut siapa yang berangkat dengan Adila, siapa yang duduk di samping Adila, siapa yang membeli kan makanan Adila, dan siapa yang akan di terima Adila. "Mending kalian berangkat berdua, terus gue sama Kak Nana. Gampang'kan?" ucapnya sambil tersenyum manis. Dia tidak tahu apa alasan mereka melakukan itu, yang jelas itu sangat menganggu. Tentang ke-dua saudara nya, mereka sudah berangkat terlebih dahulu sejak jam enam pagi. Entah kenapa akhir-akhir ini hubungan mereka merenggang, Adila tidak mau ambil pusing. Lagi pula saudara nya itu memang selalu bersikap aneh. &n
"Udah ganjen sama gebetan orang, mau celakain orang lain lagi!" "Gue ngimpi apa dulu sampek punya sudara kayak dia!" Setelah pulang sekolah, Adila di sindir habis-habisan oleh ke-dua saudaranya. Sedangkan Gina, dia sedang beristirahat di dalam kamar. "Kalian kalau punya masalah sama gue bilang! Punya mulut buat ngomong langsung, bukan nyindir!" desis Adila tepat di depan mereka. Aqia memutar bola matanya malas, "Lo kesindir?" "Enggak," ucap Adila sambil tersenyum sinis, "gue enggak kesindir. Tapi mata kalian bilang kalau itu gue, kalau kalian mendeskripsikan diri sendiri, gue enggak masalah!" ucap Adila dan berlalu pergi meninggalkan mereka dengan perasaan sebal. "Lo harusnya tahu, kalau gue suka sama Revano! Tapi kenapa lo malah jadian sama dia!" Adila